JENIS JENIS DATA BERDASAR SKALA PENGUKURAN

JENIS JENIS DATA BERDASAR SKALA PENGUKURAN – Proses penetapkan nilai numerik dari sebuah variabel disebut pengukuran. Misalnya, ketika kita melihat termometer dan mendapat angka 36,5 derajat Celcius atau memeriksa sekotak bola lampu dan menemukan 4 buah lampu rusak. Angka 36,5 dan 4 merupakan hasil pengukuran. Ketika suatu variabel diukur, hasilnya akan berada di salah satu dari empat level atau skala, yaitu : nominal, ordinal, interval, atau rasio. Skala pengukuran ini akan sangat penting dalam menentukan metode yang sesuai untuk deskripsi dan analisis data.

Skala Nominal

Skala nominal menggunakan angka hanya untuk tujuan mengidentifikasi keanggotaan dalam suatu kelompok atau kategori. Analisis statistik merupakan pendekatan kuantitatif sehingga hanya bisa dimungkinkan bila data menggunakan angka bukan nama. Misalnya, dalam proses pembelajaran di sekolah para guru diperkenankan menggunakan 4 (empat) model pembelajaran. Keempat model itu adalah Student Teams Achievement – Divisions (STAD), Jigsaw, Problem Based Learning (PBL), dan Make a Match. Dalam tabel data kita mungkin menggunakan “1” untuk model STAD, “2” untuk Jigsaw, “3” untuk PBL, dan “4” untuk Make a Match. Selain identifikasi, angka-angka ini tidak memiliki makna aritmatika. Jadi, data nominal hanya memiliki unsur penamaan saja. Kata nominal sendiri memang berasal dari bahasa Latin “nomos” yang berarti nama.

Pada tabel 1. di atas pemberian skor bisa dilakukan secara sembarang dan bisa di bolak balik, karena memang hanya untuk membedakan saja. Pada dasarnya memang kita tidak bisa menentukan mana model pembelajaran yang terbaik. Begitu pula misalnya pada variabel jenis kelamin seperti pada tabel di bawah ini.

Angka 0 dan 1 bisa diberikan sembarang serta tidak bernilai apa-apa kecuali identitas pembeda. Angka 0 juga tidak berarti lebih kurang dari 1 dan juga tidak berarti apa-apa. Operasi matematika juga tidak bisa dilakukan. Misalnya, 2 + 1 pada contoh pertama adalah tidak masuk akal. Operasi statistika seperti rata-rata juga tidak mungkin dilakukan. Misalnya didapat angka rata-rata 0,7 untuk contoh ke-dua menjadi sangat lucu sebab tidak ada jenis kelamin cenderung laki-laki atau cenderung perempuan.

Skala Ordinal

Jenis data dalam skala ordinal, angka mewakili pengukuran “lebih besar dari” atau “kurang dari”, misalnya preferensi atau peringkat. Sebagai contoh, berikut ini adalah peringkat pemain tenis lapangan kategori pemain tunggal dari Asosiasi Tenis Putra pada Februari 2019:

  1. Novak Đoković
  2. Rafael Nadal
  3. Alexander Zverev
  4. Juan Martín del Potro

angka dalam skala ordinal menunjukkan peringkat yaitu lebih besar dari atau kurang dari, tetapi tidak mewakili jarak antara objek. Misalnya, kita tidak bisa mengatakan bahwa jarak antara Novak Đoković dan Rafael Nadal sama dengan jarak antara Rafael Nadal dan Alexander Zverev. Hal ini karena skala ordinal tidak memiliki satuan pengukuran.

Contoh lain misalnya kita ingin membuat kategori status sosial ekonomi orang tua siswa. Ornstein dkk. (2011, p. 339) mengkategorikan status sosial ekonomi menjadi beberapa kelas yaitu: upper class, middle class, working class, dan underclass.

Bila pada skala nominal skor dapat dibuat sembarang, namun pada data ordinal urutan angka skor menunjukkan tingkatan. Walaupun bisa diberi urutan skor bolak-balik namun urutannya tetap dimana upper class lebih baik dibanding middle class begitu pula sebaliknya. Pada data ordinal ini interval/jaraknya antar skor tidak bermakna atau tidak mempunyai arti apa-apa. Sama dengan contoh peringkat pemain tenis di atas.

Skala Interval

Skala interval tidak hanya mencakup hubungan “lebih besar dari” dan “lebih kecil dari”, tetapi juga memiliki unit pengukuran yang memungkinkan kita untuk menggambarkan berapa lebih besar atau lebih kecil satu objek dari obyek yang lain. Skala suhu Celsius merupakan salah satu contoh skala pengukuran interval. Kita tidak hanya tahu bahwa 40 derajat Celsius lebih panas dari 30 derajat, dan bahwa 20 derajat lebih panas dari 10 derajat, serta juga dapat menyatakan bahwa jarak antara 30 dan 10 adalah dua kali jarak antara 20 dan 10. Ini karena penandaan derajat berfungsi sebagai unit pengukuran serta memiliki satuan uuran. Jadi interval/selang/jarak antar data tersebut bermakna, tidak seperti data ordinal.

Dalam skala interval, unit pengukurannya arbitrer, dan tidak ada level nol absolut. Dengan demikian, kelipatan nilai yang diukur tidak bermakna. 40 derajat Celcius tidak dua kali lebih hangat dari 20 derajat. Nol tidak mutlak/absulut misalnya 0 derajat bukan berarti tidak ada suhu melainkan suatu kondisi bila benda bersuhu 0o C berarti berda pada titik beku (air membeku dan mencair).

Pada item kuesioner seperti berikut ini, praktisi penelitian sosial biasanya memperlakukan data sebagai skala interval karena jarak fisik dan numerik yang sama di antara alternatif-alternatif jawaban:

Skala Rasio

Skala rasio mirip dengan skala interval, tetapi memiliki nol absolut dan kelipatannya bermakna. Dengan demikian skala rasio memiliki unsur penamaan, urutan, intervalnya bermakna, dan angka nolnya mutlak, sehingga rasionya juga bermakna. Contoh jenis data skala rasio misalnya: berat badan siswa, pendapatan orang tua, gaji guru, biaya pendidikan, usia, jumlah tanggungan keluarga dan sebagainya.

Angka 0 (nol) pada tabel di atas adalah mutlak karena memang tidak mempunyai anak yang sedang kuliah. Bila pendapatan Rp 0,- juga absolut karena memang tidak berpendapatan. Semua operasi matematika bisa dilakukan pada data ini.

Ornstein, A. C., Levine, D. U., & Gutek, G. L. (2011). Foundations of Education (11th ed.). Belmont: Wadsworth Cengage Learning.

 

Demikianlah apa yang bisa kami sampaikan mengenai jenis jenis data berdasarkan skala pengukurannya. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi dengan maglearning.id di lain bahasan.

%%footer%%