Empat Perubahan Penting di Era Ekonomi Digital

Ada beberapa tren penting yang berubah dan berkembang di era ekonomi digital . Perubahan-perubahan ini mampu mendorong perubahan ekonomi karena memiliki fitur unik yang penting dan hampir belum pernah terjadi sebelumnya.

Walaupun secara fundamental belum mampu mengubah perilaku produsen dan konsumen serta mengubah mekanisme pasar, namun paling tidak secara empiris mampu menambah kekuatan ekonomi baru terutama terkait dengan efisiensi dan terbukanya peluang yang lebih besar bagi siapapun untuk memasuki pasar. Beberapa tren itu diantaranya adalah berikut ini:

1. Open Source

Kode pemrograman dibalik server web paling populer di dunia, Apache, tersedia secara bebas dan boleh digunakan oleh siapa pun tanpa dipungut biaya. Ini berarti bahwa setiap programmer dapat memodifikasi kode untuk meningkatkan performa yang ada dan kemudian memposting versi yang telah diubah secara online untuk dibagikan kepada semua orang yang membutuhkan, atau ingin mengembangkan lebih lanjut.

Jenis pengembangan perangkat lunak yang evolusioner ini memungkinkan kelemahannya diidentifikasi dan diperbaiki dengan cepat dan murah. Sistem operasi populer Linux dan browser web Firefox juga merupakan platform open source yang paling terkenal, kemudian disusul kemudian dengan Android. OS gawai portabel ini saat ini yang paling dikenal oleh seluruh pengguna di dunia. Setiap orang bisa dengan bebas memodifikasi Android dan kemudian menerapkan hasilnya di gawai mereka. Hal ini sering digunakan oleh beberapa produsen gawai untuk menciptakan keunikan produknya.

Dapat dikatakan bahwa World Wide Web adalah contoh paling tepat dari pendekatan open source untuk pengembangan, dengan penemunya Tim Berners-Lee yang berjuang dengan sukses untuk platform yang bebas dan tidak berpemilik.

Cara kerja open source masih akan terus berkembang di era ekonomi digital, terutama dalam kaitannya dengan pengembangan perangkat lunak, seperti keberhasilan Mozilla Firefox, Linux dan Wikipedia. Tetapi logika langkah menuju ekonomi informasi lebih umum dan komersialisasi Konten Internet secara khusus berarti bahwa paten dan undang-undang kekayaan intelektual telah menjajah hampir semua area World Wide Web. Hal ini telah berjalan jauh sehingga sangat penting munculnya gagasan bahwa harus ada ruang terpisah dari World Wide Web komersial dan non-komersial.

2. Konektivitas

Komunikasi dalam jaringan memfasilitasi metode kerja open source dengan memungkinkan setiap orang untuk mengirim dan menerima informasi hampir secara instan ke sejumlah besar orang. Jenis konektivitas yang telah mendorong pengembangan perangkat lunak open source, juga telah banyak digunakan dalam proyek-proyek lain. Contohnya adalah Wikipedia, ensiklopedia online ini cara kerjanya mirip seperti pengembangan perangkat lunak open source, menggunakan kerumunan online untuk memperbaiki kekurangan konten yang ada dan menambahkan materi baru dalam proses yang tidak pernah berakhir.

Bila kita cermati model bisnis seperti kompasiana atau yang saat ini juga ditiru oleh gurusiana adalah model bisnis yang juga hampir sama dengan yang digunakan oleh wikipedia. Dimana setiap orang bisa menjadi “karyawan” perusahaan dengan memasok bahan baku utama bisnis ini yaitu tulisan.

Jika metode ini dapat diterapkan pada konten perangkat lunak dan pendidikan, tidak bisakah itu digunakan dalam ekonomi yang lebih luas? Beberapa penulis seperti Tapscott dan Williams (2007) memang berpendapat bahwa pendekatan ini harus diadopsi oleh mereka yang ingin bertahan dalam ekonomi digital. Kita tunggu saja bagaimana dan siapa yang akan dengan cerdas memanfaatkkan konektivitas ini.

3. Transparansi Informasi

Tersedianya informasi dari mana saja dan adanya data yang sangat besar membuat ekonomi lebih transparan. Jika keterbukaan dan konektivitas adalah posisi default ekonomi baru maka itu berarti ada lebih banyak transparansi informasi. Ini penting karena pentingnya informasi dalam teori-teori ekonomi yang diungkapkan oleh para tokoh ekonomi mulai dari Fredriech Hayek hingga Joseph Stiglitz.

Berbicara dari sudut pandang neoliberal, Hayek berpendapat bahwa informasi adalah pusat untuk menjalankan ekonomi pasar bebas, tetapi karena tidak mungkin bagi satu individu, lembaga atau pemerintah untuk memiliki semua informasi yang relevan, maka yang terbaik adalah menyerahkan pengambilan keputusan ekonomi ke pasar bebas.

Mantan ekonom Bank Dunia Joseph Stiglitz juga berpendapat bahwa informasi adalah pusat dari ekonomi yang berfungsi dengan baik. Tetapi, pasar bebas juga banyak dibanjiri oleh ‘informasi asimetri’ seperti halnya individu dan lembaga.

Meskipun tidak sering dibuat eksplisit oleh mereka, para pendukung pemberdayaan digital media disebut ‘ekonomi tanpa bobot’ mendasarkan teori mereka pada kapasitas jaringan informasi modern untuk mengatasi segala asimetri informasi dan untuk membuat yakin bahwa konsumen dan produsen sama-sama mendapat manfaat dari ‘informasi yang sempurna’. Namun, seperti yang diperdebatkan oleh Stiglitz, tampaknya tidak mungkin untuk menghapus semua asimetri informasi.

Produsen atau mungkin individu mana yang lebih berkepentingan dan akan diuntungkan oleh ekonomi baru yang ber-open source, terhubung, dan transparan ini? Jawabannya, menurut Tapscott dan Williams, berpotensi bagi siapa saja: Bagi individu dan produsen kecil, ini mungkin kelahiran era baru, bahkan mungkin era keemasan, setara dengan kebangkitan Italia atau kebangkitan Demokrasi Athena. Kolaborasi massa lintas batas, disiplin, dan budaya sekaligus ekonomi dan menyenangkan.

Kita dapat memproduksi sistem operasi, ensiklopedia, media, reksa dana, dan bahkan hal-hal fisik seperti sepeda motor secara bersama-sama. Kita menjadi ekonomi bagi diri kita sendiri – jaringan global luas dari produsen khusus yang tukar-menukar layanan untuk hiburan, makanan, dan pembelajaran.

Kita dapat melihat bagaimana ini terjadi dalam kaitannya dengan perusahaan, Google, yang dipandang lebih terbuka dibanding bentuk korporasi yang lebih tradisional. Ketika Google berkata bahwa orang, produk, atau bahkan kekayaan intelektual bukan lagi kunci meraih sukses, melainkan Keterbukaan. Namun, di sisi lain Google tidak akan mengungkapkan algoritma pemrograman dibalik yang mesin pencariannya. Karena dengan mengungkapkan hal itu berarti ia mengungkapkan satu hal yang menjadikannya pemimpin pasar.

4. Hambatan Masuk

Hambatan untuk masuk pada persaingan bisnis di era ekonomi digital semakin menurun, sehingga siapa pun dapat memulai bisnis. Demokrasi ekonomi baru muncul di mana kita semua memiliki peran utama. Kita telah berada di lingkungan ekonomi dengan biaya produksi, distribusi dan pemasaran yang sudah sangat berkurang. Media digital membuat hampir semua orang dapat menghasilkan produk atau jasa untuk pasar massal.

Teknologi pencarian baru memungkinkan konsumen untuk mengidentifikasi bahan yang jauh lebih luas juga. Di pasar media dan budaya ini, telah menyebabkan munculnya pasar khusus dan berkurangnya kekuatan blockbuster yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan besar.

Aturan Pareto bahwa 20 persen produk menyumbang 80 persen pendapatan (aturan 80/20), tampaknya telah ditumbangkan oleh pasar online. Tampaknya hal ini memungkinkan individu dan perusahaan kecil untuk makmur di industri kreatif.

Namun, hambatan masuk ke pasar yang lebih mudah dalam ekonomi digital, spertinya hanya berlaku pada bisnis yang terisolasi. Walaupun ada contoh bisnis kecil dan individu yang menghasilkan banyak uang dari perdagangan berbasis Internet, ternyata tidak hanya sebagian kecil dari mereka yang mampu untuk tetap eksis dan menguasai pasar.

Tingkat kegagalan yang tinggi dari produk berarti bahwa: Jika Anda seorang individu, maka Anda dapat menghabiskan waktu dan uang dalam jumlah besar sebelum Anda mendapatkan pijakan di pasar; Jika Anda perusahaan akan menghabiskan sejumlah besar uang untuk mengembangkan produk dan pasara ekonomi digital seperti halnya di pasar ekonomi konvensional.

Meskipun kesimpulan ini mungkin tampak terlalu pesimistis, yang ditekankannya adalah bahwa konsep ekonomi digital tidak banyak menyimpang dari pemahaman ekonomi kita yang lebih konvensional. Oleh karena itu wajib bagi mereka yang berdebat untuk praktik bisnis baru dalam ekonomi digital untuk membuat saran yang lebih progresif daripada hanya menggunakan rezim kekayaan intelektual untuk menyekop sejumlah besar uang ke tangan perusahaan yang lebih gemuk.

Pelopor realitas virtual yang kemudian menjadi kritikus Internet, Jaron Lanier, telah mengemukakan gagasan radikal bahwa setiap kontribusi terhadap jumlah konten World Wide Web harus menerima pembayaran kecil. Meskipun kepraktisan ini akan sangat sulit untuk diatasi, setidaknya akan memastikan bahwa orang dibayar untuk konten daripada memberikannya secara gratis (Lanier, 2013). Akan lebih baik jika orang lain yang memiliki pengaruh sama dapat menyumbangkan ide-ide mereka sendiri daripada membiarkan lapangan bebas bagi kaum neo-liberal yang bermuatan turbo dengan segala kekurangan mereka.

Penguasa bisnis terbesarlah yang berpeluang menjadi pemenang dalam setiap persaingan. Apple dalam dua tahun belakangan telah mengakuisisi puluhan perusahaan. Hampir setiap dua minggu mereka mengakuisisi sebuah perusahaan kecil. Tujuan akuisisi ini tidak lain adalah mengakuisi potensi intelektual yang ada di dalamnya.

Hambatan masuk ke pasar bukan saja pada besarnya biaya, tetapi telah berkembang menjadi apa yang mampu ditawarkan oleh pendatang baru untuk menantang pemimpin pasar. Sedangkan, di satu sisi dibutuhkan banyak hal untuk menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas. Mampukah industri kecil menantang para raksasa?.

Lebih jauh lagi, ide mencari ‘pasar sempurna’ adalah fantasi neo-liberal, yang menutupi sejumlah besar uang yang dibuat oleh para pendukungnya yang paling bersemangat dengan mengorbankan sebagian besar warga planet ini untuk mewujudkan impian mereka.

Demikianlah rangkuman sederhana kami mengenai empat perubahan atau fenomena penting di era ekonomi digital. Perubahan-perubahan ini faktanya telah terbukti mampu mendorong perubahan ekonomi secara global serta juga mampu merubah cara organisasi atau perusahaan bekerja.

Akhir kata, semoga tulisan singkat ini ada manfaatnya. Salam semakin produktif di era ekonomi digital (maglearning.id).

Loading...

2 comments

  1. Indonesia saat ini tengah berupaya untuk mengkombinasikan 4 hal di atas, seperti project besar sejak G20 (infrastructure sharing di antara para operator telekomunikasi). Bahkan BI juga bekerjasama dengan Bank Nasional Thailand untuk membuat sistem QRIS di ASEAN. Dengan status sebagai pencetus dan pemimpin valuasi ekonomi digital ASEAN, besar harapan kami agar Indonesia menjadi “Global Player”

Tinggalkan Balasan