SHUTTER SPEED atau KECEPATAN BUKA TUTUP RANA

SHUTTER SPEED atau KECEPATAN BUKA TUTUP RANA – Rana adalah “tirai” di depan sensor dalam kamera yang dapat dibuka dan ditutup serta dapat diatur luas bukaannya sehingga memungkinkan cahaya untuk menyinari sensor pencitraan selama waktu tertentu. Biasanya dalam pengambilan foto kecepatan membuka dan menutup rana ini sangat cepat bahkan bisa mencapai satu per ribuan detik sampai cukup lama misalnya tiga puluh detik.

Semakin lama rana terbuka memungkinkan cahaya untuk menyinari sensor gambar semakin banyak, dengan demikian gambar semakin terang karena lebih banyak cahaya dikumpulkan. Gambar yang lebih gelap dihasilkan ketika rana bergerak sangat cepat dan hanya memungkinkan cahaya menyentuh sensor pencitraan selama sepersekian detik. Durasi rana yang memungkinkan cahaya ke sensor gambar disebut kecepatan rana, dan diukur dalam sepersekian detik.

Banyak kamera DSLR kelas atas memiliki fitur kecepatan rana (shutter speed) sangat tinggi yang bisa mencapai 1/8000 detik atau lebih. Sementara di sisi yang lambat, sebagian besar DSLR memungkinkan kecepatan rana hingga 30 detik. Kita juga bisa menggunakan mode “BULB” untuk pengaturan shutter speed manual. Dalam mode ini rana tetap terbuka sampai tombol pelepas rana ditekan.

Pada dasarnya shutter speed mengontrol dua aspek pada pengambilan gambar, yaitu:

  1. Ini mengontrol cahaya yang masuk agar foto tidak terlalu terang akibat pencahayaan yang berlebihan, atau memilih pencahayaan pada obyek utama terekpos dengan tepat.
  2. Menangkap gerakan dalam adegan agar tervisualisasi dalam foto.

Memotret di siang hari kemungkinan besar kita akan mendapatkan cahaya yang berlebihan sehingga harus menggunakan shutter speed yang cepat. Dalam situasi berlebih cahaya seperti itu, filter neutral density (ND) dapat digunakan untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke sensor kamera. Filter ND berguna untuk memotong cahaya yang masuk ke kamera tanpa memengaruhi warna seperti kacamata hitam. Selain dengan cara mempercepat shutter speed filter dapat membantu mereduksi cahaya yang masuk. Hal ini sangat berguna bila obyek yang kita tangkap adalah obyek yang bergerak dan kita ingin menangkap adegan gerakan tersebut. Contoh dari foto dengan menggunakan kombinasi Shutter speed dan filter ND paling umum adalah foto-foto air terjun.

Shutter speed yang cepat juga sangat berguna untuk menangkap obyek yang bergerak dengan cepat. Bila obyek bergerak secara cepat sedangkan shutter speed rendah maka obyek akan terlihat kabur. Dalam dunia fotografi olahraga atau di mana waktu respons objek sangat kurang kita harus menggunakan shutter speed yang sangat cepat untuk membekukan gerakan.

Untuk trik fotografi menggunakan shutter speed yang cepat yang paling umum dipakai oleh pengguna awam adalah foto lompat atau trik foto seakan-akan kita sedang melayang. Trik ini beberapa waktu lalu sempat menjadi trend dan diberi istilah antigravity photography. Setiap pemula bisa melalui trik ini dengan mudah, Anda hanya perlu memiliki pikiran kreatif.

Shutter speed yang rendah bermanfaat untuk menangkap obyek dengan pencahayaan minim, seperti pengambilan foto pada malam hari atau dalam ruangan. Resiko menggunakan kecepatan SS rendah adalah gambar yang dihasilkan rawan “goyang” serta obyek yang bergerak akan terlihat kabur. Untuk mengatasi gambar “goyang” kita hanya butuh tripod agar kamera tidak bergerak waktu pengambilan foto. Walaupun saat ini banyak kamera digital yang sudah memilih fitur peredam getaran, namun tetap saja tripod masih sangat membantu.
kemampuan peredam getaran yang biasa ditanam di body kamera atau di bagian lensa hanya mampu meredam getaran pada level tertentu. Fitur ini juga ada kadang beresiko pada cropping dimensi foto.

Foto blur terkadang justru terlihat menarik asal digunakan secara kreatif. Dalam beberapa situasi kita bisa menampilkan adegan atau gerakan misalnya mengambil foto sungai yang mengalir, lalu lintas yang bergerak, atau seseorang yang sedang berlari.

Fitur kamera digital sebagian besar sudah diberi fitur mode prioritas rana (mode TV atau mode S) memungkinkan pengguna untuk memilih kecepatan rana tertentu sementara kamera secara otomatis menyesuaikan pengaturan lain (apertur dan ISO) untuk eksposur yang pas. Mode ini sangat membantu fotografer ketika banyak momen yang berlangsung dengan cepat, namun tetap ingin memaksimalkan manfaat dari shutter speed. (maglearning.id)

%%footer%%

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan