Pembelajaran Online Membuat Stres

Pembelajaran Online Membuat Stres Orang Tua?

Pembelajaran digital dan online semakin populer karena mempunyai banyak kelebihan, seperti fleksibilitas, akses yang lebih luas, dan biaya yang murah. Tapi, agaknya hal ini masih hanya populer di kalangan akademisi saja, itupun yang sudah mampu menggunakannya dengan baik. Bagi orang tua, pembelajaran online malah bisa membuat stres.

Dari sudut pandang siswa dan masyarakat umum bisa jadi pembelajaran online memberi pengalaman yang sangat berbeda. Walaupun isu-isu pembelajaran online sudah lama berkembang, namun nyatanya masih belum populer di ranah aplikasi. Setidaknya banyak pandangan miring tentang pembelajaran online ketika menjadi opsi utama dalam pembelajaran di masa pandemi.

Sebagian besar guru menerapkan pembelajaran secara luas untuk menggantikan pembelajaran tatap muka tradisional selama pandemi COVID-19. Hal ini dilakukan agar pembelajaran tetap siswa berlangsung walaupun mereka berada di rumah masing-masing.

Penerapan pembelajaran online secara masif di masa pandemi ini sudah pasti diawali di Tiongkok. Maka penelitian ini termasuk salah satu penelitian yang paling awal dilakukan. Studi ini mensurvei 3.275 orang tua siswa di China. Data yang diambil adalah tentang keyakinan dan sikap orang tua terhadap pembelajaran online anak-anak mereka selama pandemi COVID-19.

Sebagian besar orang tua (92,7%) dalam penelitian tersebut melaporkan bahwa anak-anak mereka memiliki pengalaman belajar online selama pandemi. Namun, sebanyak (84,6%) anak-anak mereka menghabiskan waktu hanya kurang dari setengah jam setiap kali pembelajaran.

Pada umumnya orang tua di China memiliki keyakinan negatif tentang nilai dan manfaat pembelajaran online bagi anak-anaknya. Mereka lebih memilih pembelajaran tradisional. Bahkan mereka cenderung menolak pembelajaran online.

Orang tua memiliki tiga alasan utama untuk menolak pembelajaran online, yaitu:

  1. adanya kelemahan-kelemahan pembelajaran online (kurang memiliki atmosfir/suasana belajar),
  2. pengaturan diri (self-regulation) anak-anak yang tidak memadai (pembelajaran online membahayakan untuk anak kecil), dan
  3. kurangnya waktu dan pengetahuan mereka dalam mendukung pembelajaran online anak-anaknya.

Selain itu, kesulitan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 telah membuat mereka lebih menderita, misalnya keterbatasan akses. Hal itu menyebabkan mereka lebih resisten terhadap pembelajaran online di rumah.

Simpulan dan Implikasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran online selama pandemi cenderung bermasalah dan menambah kesulitan bagi keluarga. Orang tua di China tidak terlatih atau tidak siap untuk mendukung pembelajaran online.

Meskipun pembelajaran online telah dipromosikan secara luas di Tiongkok untuk menggantikan pendidikan tradisional selama pandemi, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua Tionghoa tidak terlatih atau tidak siap untuk melakukannya. Ini menyiratkan bahwa otoritas pendidikan perlu berbuat lebih banyak untuk membuat orang tua China siap untuk pembelajaran online dan untuk lebih mempertimbangkan tentang usia dan minat belajar anak-anak.

Temuan dari studi ini memiliki implikasi bagi pembuat kebijakan dan pendidik secara global yang mempromosikan pembelajaran online sebagai alternatif untuk anak-anak kecil dan keluarga mereka selama pandemi. Promosi dan implementasi pembelajaran online untuk menggantikan pendidikan anak selama situasi darurat seperti COVID-19 perlu dipertimbangkan dengan hati-hati dan direncanakan dengan baik untuk mendukung keluarga, agar tidak menambah beban pada mereka.

Ini berarti sekolah, guru, dan pihak-pihak terkait harus mempertimbangkan kompleksitas dan keragaman keluarga (misalnya lebih dari satu anak belajar online dan orang tua bekerja penuh waktu di rumah) saat menyarankan kelas online untuk anak, dan memberikan fleksibilitas dan kenyamanan kepada orang tua. Selain itu, penyelenggara pembelajaran online harus memperbaiki desain program online agar orang tua lebih mudah dalam menggunakan program tersebut. Bila tidak, pembelajaran online akan membuat stres orang tua.

Jenis Penelitian:

  • Dari sisi Aplikasi : Penelitian Terapan
  • Menurut Tujuan : Penelitian Eksploratori
  • Metode yang digunakan : Penelitian Kualitatif

Judul Artikel:

Young children’s online learning during COVID-19 pandemic: Chinese parents’ beliefs and attitudes

Url Abstrak : https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S019074092031224X

Sitasi :

Dong, C., Cao, S., & Li, H. (2020). Young children’s online learning during COVID-19 pandemic: Chinese parents’ beliefs and attitudes. Children and Youth Services Review, 118, 105440. https://doi.org/10.1016/j.childyouth.2020.105440

Download Fulltext : Link 1

Loading...