PAI Kelas 6 Pelajaran 8: Senangnya Berakhlak Terpuji

Pada pelajaran 8 kali ini akan kita akan belajar dengan tema “senangnya berakhlak terpuji”. Mari kita mencoba untuk memahami makna berbaik sangka, simpati, toleran, hidup rukun, serta hormat & patuh kepada orang tua, guru dan sesama anggota keluarga.

Contoh berakhlak terpujia diantaranya adalah: Memberi pinjaman buku dengan senang hati, Membantu mendorong gerobak pemulung tua dengan senang hati, Menolong teman yang tertimpa musibah dengan tulus, serta belajar dengan menyenangkan.

Arti Berbaik Sangka

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ”sangka” artinya duga atau taksir. Berbaik sangka adalah menduga yang baik terhadap sesuatu.

Kita harus selalu berbaik sangka atau berpikir positif terhadap orang tua, guru atau teman. Berpikir positif adalah perilaku terpuji.

Lawan kata berbaik sangka adalah berburuk sangka atau prasangka. Siswa yang baik akan menghindari prasangka buruk terhadap orang lain.

Di dalam Q.S. al-Hujurat/49:12, Allah Swt. sudah mengingatkan kita agar menjauhi prasangka buruk, jangan mencari-cari kesalahan dan kejelekan orang lain. Karena apa yang kita sangkakan belum tentu kebenarannya. Di samping itu, diri kita belum tentu lebih baik dari orang yang kita jelek-jelekkan tersebut.

Hadis Rasulullah saw. juga melarang kita untuk berburuk sangka. ”. . . Hati-hati kalian dari prasangka buruk karena zan/prasangka buruk itu adalah sedusta-dusta ucapan. Dan janganlah kalian memata-matai.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim)

Jadi, kita tidak boleh menjelek-jelekkan teman kita yang ada di sekolah atau di lingkungan rumah. Pikiran kita hendaknya tidak dipenuhi oleh pikiran-pikiran yang negatif. Sebaliknya, kita berpikir positif, jernih dan mendoakan kebaikan untuk diri sendiri dan orang lain.

Contoh Berbaik Sangka

Beberapa contoh berbaik sangka adalah seperti beriut ini:

  1. Tanpa curiga, Ahmad meminjamkan uang jajannya kepada Karim untuk membeli buku.
  2. Kamila menerima peraturan orang tuanya untuk bangun pagi agar bisa salat subuh berjamaah dan membersihkan tempat tidur sendiri.
  3. Karlina menerima aturan orang tuanya untuk mengikuti les privat mengaji di rumah, walaupun ia tidak keluar rumah setelah pulang sekolah.
  4. Herman memahami sahabatnya Zakaria yang tidak ikut piknik ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) karena ternyata Zakaria harus mengikuti ujian renang.

Simpati

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata simpati berarti: rasa kasih, rasa setuju (kepada), dan rasa suka. Secara umum, kata simpati dapat diartikan sebagai perasaan kebersamaan secara sosial hingga seseorang dapat merasakan perasaan orang lain, (biasanya suatu perasan sedih) dalam dirinya sendiri.

Contoh simpati misalnya saat kita mengetahui orang lain mendapat musibah, seperti orang tuanya meninggal dunia, kita dapat merasakan kesedihan yang sama.

Contoh Simpati

Contoh-contoh simpati diantaranya adalah berikut ini.

  1. Mendengarkan curahan hati teman hingga selesai.
  2. Memosisikan diri kita dalam posisi orang lain yang kesusahan atau gembira.
  3. Jangan menyuruh orang lain melakukan sesuatu yang kita sendiri malas atau tidak melakukannya.
  4. Beri aksi nyata dengan menanyakan apa yang bisa kita lakukan untuk membantu. Jika tidak bisa memberikan apa yang diminta, cari alternatif lain atau menanyakan apakah ada orang lain yang juga bisa ikut membantu.

Bersikap Toleran

Dalam KBBI, kata toleran adalah kata sifat yang menunjukkan sikap tenggang rasa (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb) yang berbeda dengan pendirian sendiri.

Adapun toleransi adalah sikap saling menghormati dan saling bekerja sama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda, baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama.

Contoh Bersikap Toleran

Berikut ini adalah contoh-contoh sikap toleran.

  1. Kita menghormati pendapat teman yang berbeda dengan pendapat kita.
  2. Kita tidak membuat kegaduhan di masjid saat orang-orang sedang melaksanakan ibadah salat.
  3. Kita tidak memasang petasan yang memekakkan telinga karena bisa saja di sekitar kita ada bayi atau orang sakit.
  4. Kita tidak membuat keributan di kelas saat guru sedang menjelaskan karena teman-teman lainnya butuh ketenangan untuk belajar.
  5. Kita tidak hidupkan radio, VCD atau televisi keras-keras sehingga mengganggu tetangga.
  6. Kita tidak main gitar atau bedug di saat para tetangga sedang istirahat.
  7. Kita tidak mengejek kawan yang berbeda suku dan agamanya.

Senangnya berakhlak terpuji, bersikap toleran maka hidup menjadi damai.

Hidup Rukun

Dalam KBBI, kata rukun berarti baik dan damai; tidak bertengkar, hidup rukun artinya hidup damai dan tidak bertengkar.

Hidup rukun sangat dianjurkan oleh agama karena manusia diciptakan oleh Allah Swt. bersuku bangsa yang berbeda yang menyebabkan budayanya pun berbeda. Namun, kita diajarkan untuk saling rukun karena dalam pandangan Allah Swt., hanya orang bertaqwa yang membedakan satu dengan yang lainnya.

Allah Swt. menciptakan manusia berpasang-pasangan dan bersuku bangsa. Orang yang paling mulia di sisi Allah Swt. adalah orang yang paling bertaqwa. Kita hidup di dunia ini tidak sendiri dan selalu membutuhkan bantuan dari orang lain.

Kita hidup membantu atau dibantu, baik langsung atau tidak langsung. Jadi, dalam bergaul dengan teman-teman di sekolah atau di lingkungan, kita harus mendukung dan mengutamakan kerukunan.

Contoh Hidup Rukun

Contoh-contoh perbuatan yang menyebabkan hidup rukun adalah berikut ini.

  1. Setiap akan berbicara atau melakukan kegiatan, harus diperhitungkan baik dan buruknya.
  2. Menghargai orang lain; orang tua, orang yang lebih tua, kakak-adik, teman yang beragama lain, teman yang berasal dari daerah lain.
  3. Berbicara yang baik, tidak dengan kata-kata yang kasar, yang membuat orang lain marah atau sakit hati.
  4. Dalam bertindak, mengutamakan kepentingan orang banyak daripada kepentingan pribadi. Atau, dalam bertindak, tidak egois yang selalu mementingkan diri sendiri.

Sedangkan contoh-contoh perbuatan yang membuat hidup kita tidak rukun adalah sebagai berikut.

  1. Berbuat lebih mengedepankan emosi atau cepat marah bukan akal sehat.
  2. Tidak menghargai orang lain dan atau menganggap diri sendiri paling benar dan paling pintar.
  3. Suka mencela dan mengolok-olok teman. Perbuatan mengolok atau mencela sering kali menjadi pemicu suatu pertengkaran atau perkelahian.
  4. Suka berbicara kasar dan merendahkan orang lain.

Hormat dan Patuh kepada Orang tua, Guru, dan Anggota Keluarga

Kita harus memiliki rasa hormat, sayang dan patuh kepada orangtua, guru dan anggota keluarga. Orang tua yang memelihari dan membesarkan kita. Guru yang mengajar kita membaca dan menulis. Sudah sepantasnya kita menghormati dan mematuhi nasihat guru.

Berakhlak terpuji memang menyenangkan, hidup kita selalu menjadi tenang dan indah. Berikut ini adalah beberapa contoh akhlak terpuji. Sungguh senangnya berakhlak terpuji.

Contoh Hormat dan Patuh kepada Orang Tua

  1. Memberi salam, minta izin dan mencium tangan orang tua ketika akan berangkat ke sekolah.
  2. Mendoakan orang tua setelah salat.
  3. Perintah orang tua untuk belajar sungguh-sungguh, tidak banyak menonton TV, banyak bermain harus dituruti.
  4. Minta izin terlebih dulu jika ingin bermain ke rumah teman.
  5. Perintah orang tua untuk mengerjakan salat dan bangun pagi hendaknya dituruti, dan sebaginya.

Contoh hormat dan patuh kepada guru

  1. Ketika bertemu guru, memberi salam kepada guru lalu mencium tangannya.
  2. Mendengarkan penjelasan guru di kelas.
  3. Saat belajar, tidak banyak bercanda di dalam kelas.
  4. Tugas-tugas dari guru dikerjakan tepat waktu.
  5. Nasihat untuk kemajuan siswa/i harus dipatuhi.
  6. Larangan guru agar tidak mencorat-coret dinding kelas, tidak berkelahi dengan teman, atau mengganggu teman di kelas hendaknya dipatuhi.

Contoh hormat dan patuh kepada sesama keluarga

  1. Jika bertemu saudara/famili yang lebih tua, seperti nenek/kakek, paman/bibi atau kakak, hendaknya memberi salam dan mencium tangannya.
  2. Mematuhi setiap nasihat kebaikan dari anggota keluarga yang lebih tua.
  3. Terhadap adik yang lebih muda hendaknya disayangi.
  4. Tidak menghidupkan radio atau TV keras-keras di saat ada anggota keluarga (adik atau kakak atau nenek yang sakit).

Latihan Soal PAI Kelas 6 Pelajaran 8, Senangnya Berakhlak Terpuji

Kamu bisa mengasah pemahaman dan kemampuanmu menggunakan latihan soal versi online ini. Silakan klik tautan atau gambar di bawah ini!

Latihan Soal PAI Kelas 6 Pelajaran 8

Untuk latihan soal PAI kelas 6 Seluruh Pelajaran silakan klik tautan di bawah ini

Latihan Soal PAI Kelas 6

NB:

Media pembelajaran online ini kami kembangkan dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada secara online hasil para guru-guru kreatif Indonesia. Mohon maaf, karena ribuan soal yang kami input jadi ada beberapa soal yang kunci jawabannya salah, mohon jangan kecewa karena itu semata-mata adalah kesalahan kami sebagai manusia. Bila menemukan kesalahan tersebut silakan kirim tangkapan layar (screenshot) kesalahan tersebut kepada kami di email ghofurach@gmail.com atau melalui Whatsapp di 085648017971. Bisa juga melalui komentar di laman ini disertai dengan keterangan subtema berapa. Terimakasih….

Buku Digital PAI Kelas 6

Buku PAI versi digital (FlipBook) yang bisa kamu baca secara online pada tautan di bawah ini. Ukuran file buku digital ini sengaja dibuat lebih kecil sehingga bisa diakses dengan cepat. Bila membutuhkan membaca secara offline bisa diunduh di tautan yang telah disediakan. Ukuran file buku pdf juga sudah disesuaikan (lebih kecil) sehingga tidak makan banyak kuota internet, cepat dalam pengunduhan, serta tidak banyak mengurangi ruang penyimpanan.

Silakan baca bukunya di sini:

FlipBook PAI Kelas 6

Bila ingin mengunduhnya silakan klik DI SINI.

%%footer%%

One comment

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan