Sejarah Perkembangan Public Relation: Ringkasan!

Sejarah perkembangan public relation ini sebenarnya sudah cukup panjang. Dan, di artikel ini akan kami ringkas dalam pokok-pokoknya saja. Evolusi dan sejarah public relation memang berkembang sangat cepat, dan sekarang telah menjadi bagian vital dari setiap perusahaan-perusahaan besar di dunia.

Sejarah perkembangan public relation di Indonesia pun tidak lepas dari perkembangan public relations internasional. Dalam lingkungan global dengan kecepatan arus informasi yang cepat dan deras ini hampir tidak ada sejengkalpun wilayah di dunia ini yang tidak kebanjiran informasi.

Justru di saat seperti inilah peran public relations bertambah penting. Banyak contoh dari berbagai perusahaan di dunia yang semakin sukses dan berhasil keluar dari masalah genting karena memilih public relations yang tepat.

SEJARAH PUBLIC RELATIONS INTERNASIONAL

Berbicara mengenai sejarah Public Relation (PR), kita tidak bisa hanya membahas dari satu sudut pandang saja, tetapi ada beragam sumber di yang wajib dijadikan acuan. Public Relations sendiri mulai dipraktikkan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Praktisi Public Relations disebut publisis.

Publisis paling terkenal bernama Phineas T. Barnum (1810–1891). Ia dikenal sebagai pemilik sirkus yang keji di abad ke-19 karena sering menggunakan cara sadis dalam mempromosikan pertunjukan sirkusnya.

Salah satu cara sadisnya adalah mengajak seorang budak keturunan Afrika-Amerika yang buta dan lumpuh bernama Joice Heth. Identitas Heth ia palsukan. Heth diberitakan kepada khalayak sebagai wanita berumur 160 tahun dan merupakan mantan perawat George Washington.

Padahal, Heth meninggal dunia di tahun 1836 dengan usia tidak lebih dari 80 tahun. Barnum pun tidak mengelak saat media menyerangnya. Menurutnya, hal itu ia lakukan demi publisitas acara sirkusnya.

Menurut Butterick (2013), bidang Public Relations memiliki dua orang figur yang telah memberikan kontribusi dalam hal teori maupun praktik. Kedua sosok tersebut adalah Ivy Ledbetter Lee (1877–1934) dan Edward Bernays (1891–1995).

Lee menganggap bahwa Public Relations adalah seni yang memadukan kreativitas dan inovasi yang kritis. Sedangkan Bernays mendapatkan pengaruh dari teori psikologi Sigmund Freud yang tak lain adalah pamnnya sendiri, bahwa Public Relations bisa jadi merupakan keilmuan praktis.

Lee dan Bernays mempraktikkan Public Relations di New York dalam kurun waktu yang bersamaan. Yaitu di awal tahun 1900-an. Keduanya berkontribusi penting sejarah perkembangan public relation di dunia.

Ivy Ledbetter Lee (1877–1934)

Ivy Lee adalah seorang jurnalis, pada tahun 1904, ia bersama George Parker (juga mantan jurnalis) membuka konsultasi Public Relations sendiri. Tempat konsultasi tersebut diberi nama “Parker & Lee”.

Lee menjadi penasihat bagi perusahaan-perusahaan besar yang saat itu tengah diserang berbagai peristiwa. Ia mengambil pendekatan yang berbeda dari agen pers dan publisis lain. Ia beranggapan bahwa para pebisnis besar lebih baik terbuka dan berkomunikasi dengan dunia luar daripada hanya berdiam diri dan tidak mengatakan apa pun.

Pada tahun 1906, Parker & Lee mendapatkan klien pertamanya, yaitu Pennsylvania Railroad Company. Perusahaan ini dikenal tidak suka berbicara kepada publik. Pada Oktober 1906, Lee menulis press release untuk kali pertama.

Press release ini dibuat menyusul tabrakan kereta yang menewaskan 50 orang. Pernyataan terbuka dari perusahaan kereta api Pennsylvania diterbitkan di New York Times dan mendapatkan penghargaan dari masyarakat atas keterbukaan dan kejujurannya. Dari sini, Lee pun menunjukkan manfaat dari komunikasi yang baik.

Untuk mempertegas bahwa pendekatan komunikasinya berbeda dari yang lain, Lee mendeklarasikan “Declaration of Principle.” Deklarasi ini dinyatakan kepada para editor surat kabar untuk mempertegas caranya dalam bekerja. Isi dari Declaration of Principle Ivy Lee kurang lebih adalah sebagai berikut:

  1. Ini (Public Relations atau PR) bukanlah praktik biro pers rahasia. Semua pekerjaan dilakukan secara terbuka. Kami bertujuan memberikan berita.
  2. Ini (Public Relations atau PR) juga bukan agen iklan. Jika Anda berpikir apa yang kami informasikan tidak berguna bagi bisnis Anda maka janganlah diikuti.
  3. Apa yang kami informasikan adalah akurat. Detail informasi pembahasan yang dibutuhkan pers akan kami sediakan dengan jelas dan tegas. Setiap editor akan dipandu untuk mendapatkan klarifikasi dari setiap pernyataan fakta dengan hati-hati.
  4. Dengan tegas dan jelas, kami menyatakan bahwa perencanaan kami adalah yang sebenar-benarnya, terbuka, dan berdasarkan pengawasan dan institusi publik. Tujuan kami adalah menyalurkan informasi yang akurat dan jelas bagi pers dan masyarakat Amerika Serikat. Informasi itu sendiri memiliki nilai dan kepentingan yang patut untuk diketahui oleh publik.

Bagian penting dari deklarasi ini adalah pernyataan bahwa PR akan berbeda. Hal ini pun menandai revolusi hubungan antara bisnis, pers, dan publik. Tidak ada lagi istilah “Public be Damned,” namun istilah yang ada sekarang adalah “The Public be Informed” atau “Publik Akan Diberi Informasi.”

Edward Bernays (1891–1995)

Edward Bernays dikenal sebagai “Bapak Public Relations”. Ia memperkenalkan sistem dan ilmu pengetahuan tentang Public Relations. Bernays lahir di Wina pada tahun 1891. Pada tahun 1913, ia memulai kariernya di bidang PR dengan bekerja sebagai seorang agen pers untuk beberapa pertunjukan teater, konser, dan tari balet.

Pada tahun 1917, Bernays bekerja untuk komite informasi ketika Amerika memasuki Perang Dunia I. Komite ini adalah mesin propaganda Amerika sebagai salah satu cara “membuat dunia menjadi aman dan demokratis”. Hal ini bertujuan agar rakyat Amerika memberikan dukungan untuk perang. Dalam kasus ini, Bernays berkesempatan mempraktikkan ketertarikannya pada psikologi, yaitu mempelajari perilaku manusia.

Setelah perang berakhir pada tahun 1919, Bernays membuka praktik Public Relations di New York. Ia mengajukan dirinya sebagai Konselor PR.

Pada tahun 1920-an, Bernays bekerja di American Tobacco Company. Ia merintis praktik untuk mengaitkan kampanye penjualan dengan peristiwa sosial yang sedang populer. Kala itu, ia mengajak pengunjuk rasa hak perempuan di kota New York untuk memegang dan mengacungkan rokok bermerek Lucky Strike sebagai simbol obor kebebasan.

Teknik ini pun membuat rokok menjelma menjadi sebuah aktivitas modern, simbol emansipasi wanita, dan memperlihatkan bahwa wanita sama dengan laki-laki. Metode ini merupakan salah satu publisitas tersukses Bernays.

Pada tahun 1923, ia menulis buku Public Relations pertama berjudul “Crystallizing Public Opinion”. Ia kemudian merancang mata kuliah PR untuk pertama kalinya dan diajarkan di New York University.

PERKEMBANGAN PUBLIC RELATIONS DI DUNIA

Perkembangan internasional Public Relations dimulai dari negara yang memiliki hubungan kuat dengan Amerika Serikat dan perusahaan-perusahaan Amerika di Brasil. Keberadaan Public Relations sudah ada sejak tahun 1910, hampir bersamaan dengan kemunculan Public Relations di Amerika Serikat.

Setelah Perang Dunia II, perusahaan Public Relations milik Amerika mulai membuka kantor cabang di London, Inggris. Pada tahun 1964, perkumpulan Public Relations pertama kali didirikan di Jepang. Sedangkan praktik Public Relations pertama kali di Rusia dimulai ketika kampanye pembukaan restoran McDonald’s yang pertama di Moscow pada tahun 1990.

Seiring munculnya studi tentang komunikasi (Public Relations) di beberapa negara Barat maka berkembanglah tipe-tipe praktik Public Relations yang mungkin tidak ditemukan dalam konteks Amerika Serikat dan Inggris. Van Ruler dan Vercic menyatakan bahwa Public Relations di benua Eropa lebih dikenal sebagai manajemen komunikasi dan mencakup disiplin ilmu yang luas (Butterick, 2013).

Media Pembelajaran Interaktif Public Relations

Anda bisa belajar dengan mudah secara offline menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Android yang telah kami sediakan di Android Play Store. Silakan unduh aplikasinya di SINI.

Sekian dulu pembahasan kami tentang sejarah perkembangan public relation. Untuk menambah informasi lain tidak ada salahnya jika Anda juga membaca beberapa makalah perkembangan public relation lainnya. Semoga bermanfaat. (maglearning.id)

%%footer%%

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan