Siklus Hidup Inovasi dan Sumber Inovasi

Siklus Hidup Inovasi dan Sumber Inovasi

Siklus hidup inovasi biasanya terkait dengan siklus hidup produk (product life cycle). Apa Itu Siklus Hidup Produk? Ada pula yang mengatakan daur hidup produk.

Product life cycle atau siklus hidup produk adalah lamanya waktu suatu produk atau jasa diperkenalkan ke konsumen ke pasar sampai produk itu sudah tidak lagi dijual oleh perusahaan. Nah, dalam kurun waktu itu sebuah produk punya masa yang mirip dengan masa kehidupan makhluk hidup.

Siklus hidup suatu produk dibagi menjadi empat tahap, yaitu : pendahuluan atau perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan. Lalu apa kaitannya dengan siklus inovasi?

siklus hidup produk
siklus hidup produk

Inovasi produk dan proses dari berbagai industri dari waktu ke waktu dapat dipetakan seperti halnya siklus hidup produk dan jasa, bahkan sangat terkait. Seperti yang ditunjukkan pada di atas, selama tahap pengenalan (introduction) atau ‘kemunculan’ siklus hidup produk biasanya ada inovasi produk tingkat tinggi, dan berbagai jenis produk yang bersaing sering ditemukan di pasar yang menawarkan ‘standar’ yang berbeda (misalnya Microsoft Windows, Apple Mac OS X dan Linux dalam sistem operasi komputer).

Sebelum produk itu berhasil diluncurkan atau dikenalkan ke pasar ada proses dan kualitas belajar di dalam perusahaan yang sangat tinggi. Di sinilah proses inovasi sedang berlangsung amat panas dan banyak sekali hal-hal baru dipikirkan dan dicoba untuk diwujudkan.

Selama tahap pertumbuhan, sering muncul desain dominan yang menawarkan harga, kualitas, atau fitur desain yang unggul. Produk yang punya manfaat atau value yang lebih tinggi akan menguasai pasar. Ini adalah buah inovasi tadi. Lihat saja bagaimana Windows mendominasi pasar, juga Android yang semakin tak tergantikan. Keduanya mempunyai value yang sangat tinggi di masing-masing segmen.

Setelah diterima oleh pasar sebagai ‘standar’, penekanannya bergeser dari inovasi produk ke inovasi proses. Persyaratan pembelajaran di dalam perusahaan tetap tinggi karena kebutuhan untuk memproduksi secara massal produk baru menjadi fokus yang dominan.

Sepanjang fase pertumbuhan, desain produk yang dominan ini menggantikan alternatifnya dulu dan akhirnya menjadi matang. Inovasi produk dan proses selama periode kematangan biasanya kecil dan bertahap dengan persyaratan pembelajaran yang lebih rendah. Perusahaan berfokus pada efisiensi produksi dan distribusi karena mengkonsolidasikan pasar. Keuntungan maksimal perusahaan sering banyak diraih selama periode ini.

Teknologi dominan kemungkinan besar akan tetap ada di dalam industri sampai ditantang oleh ancaman substitusi baru yang muncul, atau dampak guncangan eksternal seperti peraturan pemerintah. Ini memicu gelombang baru inovasi produk dan pada akhirnya dapat menggantikan teknologi yang dominan (decline).

Nah, biasanya perusahaan tidak mau begitu saja kehilangan produknya yang sudah matang ini. Karena akan berpotensi lenyap dan tak akan pernah lagi muncul kembali. Ingat bagaimana Symbian dan Blackberry punya pasar yang cukup dominan, namun saat ini hanya tinggal ceritanya saja.

Setiap perusahaan akan berusaha bertahan mati-matian mempertahankan produk unggulannya agar punya umur yang lebih panjang. Bila berhasil, tidak hanya umur produk yang bertambah namun berpeluang menjadi pemimpin pasar.

Pada fase ini persyaratan belajar tetap tinggi bagi perusahaan. Perusahaan akan terus berusaha mengembangkan produknya dengan terus-menerus berinovasi. Contoh yang paling mudah kita dapat adalah bagaimana Android berkembang dari versi 1 sampai 10 dan seterusnya. Windows pun sudah pada posisi Windows 10. Dan kemungkinan besar akan terus berkembang lagi kalau tidak mau punah seperti Blackberry dan Symbian yang lebih dulu lahir namun kehabisan inovasi di masa kematangan.

Kalau dalam hal hardware kita telah mengenal persaingan seru antara Intel dan AMD. Core i7 sudah di generasi belasan yang saat ini mendapat tantangan kuat dari AMD Ryzen.

Difusi Inovasi menurut Rogers

Difusi inovasi menurut Rogers(1962-1995), Sebuah proses dimana inovasi difusi dikomunikasikan dalam kurun waktu tertentu, pada anggota sistem sosial tertentu suatu tata hubungan antara individu dengan individu lain. Tingkatan adopsi yang dijelaskan lebih terperinci oleh Rogers adalah sebagai berikut :

Inovator, Seseorang yang menyukai hal-hal baru Senang bereksperimen, biasanya inovator memiliki kedudukan penting dalam masyarakat atau biasanya seorang pemimpin yang memiliki pengaruh terhadap masyarakat. Sekitar 2,5% individu yang pertama kali mengadopsi inovasi. Cirinya: petualang, berani mengambil risiko, mobile, cerdas, kemampuan ekonomi tinggi.

Early adopters, Seseorang yang cepat menerima suatu Inovasi, Cerdas. Ia merupakan seseorang yang selalu mempertimbangkan sebuah keputusannya berpikir kritis setelah ia telah memutuskan suatu keputusannya maka keputusan tersebut sudah benar-benar diyakini dan mantap untuk segera diaplikasikan. Early adopter ini merupakan seseorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab penuh atas semua keputusannya karena hal ini dapat berpengaruh pada pengikutnya. 13,5% yang menjadi para perintis dalam penerimaan inovasi. Cirinya: para teladan (pemuka pendapat), orang yang dihormati, akses di dalam tinggi.

Early Majority, Seseorang yang cerdas, terbuka terhadap hal- hal yang baru tetapi tidak terlalu berpikir kritis dan mempertimbangkan. Segala sesuatunya ia hanya berpikir sisi positifnya saja / dapat dikatakan selalu mengikuti trend terbaru. Ia bukan seorang pemimpin tetapi pengikut yang senang dengan hal-hal baru. 34% yang menjadi pera pengikut awal. Cirinya: penuh pertimbangan, interaksi internal tinggi.

Late Majority, Seseorang yang selalu diikuti dengan rasa curiga / skeptics, terlalu memikirkan kesulitan –kesulitan sesuatu inovasi, mereka tergolong orang- orang yang telat terhadap munculnya suatu inovasi , jika sudah banyak masyarakat menggunalan inovasi tersebut dan terbukti baik dan aman untuk digunakan maka akhirnya ia baru ikut menggunakan inovasi tersebut. 34% yang menjadi pengikut akhir dalam penerimaan inovasi. Cirinya: skeptis, menerima karena pertimbangan ekonomi atau tekanan social, terlalu hati-hati.

Laggards/avoiders, Sesorang yang bersikap tertutup terhadap hal-hal yang baru. Dapat dikatakan seseorang yang fanatik terhadap cara-cara yang sudah ada sebelumnya(cara lama) senang dengan cara-cara lama, terlalu kritis terhadap hal-hal baru, tidak antusias menggunakan teknologi yang baru, dan ia akan menggunakan / mengikuti sebuah inovasi jika adanya suatu tekanan dan semua orang sudah lama menggunakannya. 16% terakhir adalah kaum kolot/tradisional. Cirinya: tradisional, terisolasi, wawasan terbatas, bukan opinion leaders, sumber daya terbatas.

Sumber Inovasi

Inovasi yang berhasil itu sederhana dan terfokus, membutuhkan kerja keras dan kecerdikan. Kata yang menarik adalah hal sederhana. Tidak perlu terlalu muluk-muluk untuk berinovasi. Cukup cari problem yang menarik dan bermanfaat untuk dipecahkan dengan inovasi.

Setelah terpecahkan, kita perlu fokus pada inovasi itu agar punya daur hidup inovasi yang panjang. Bila perlu sampai menjadi produk yang dominan dan menghasilkan banyak manfaat. Juga tak kalah penting adalah melakukan strategi ekspansi yang tepat.

Strategi ekspansi ini biasanya akan menciptakan sebuah ekosistem yang lengkap dan menarik. Lebih lanjut akan saya bahas di lain kesempatan.

Kita kembali ke inovasi, terutama sumber inovasi, karena ini adalah bahan bakar inovasi yang terpenting. Peter F. Drucker mengemukakan bahwa sumber inovasi dapat berasal dari beberapa atau semua hal berikut ini:

  1. Kejadian tak terduga. Misalnya, IBM menjual komputer yang dirancang untuk bank ke perpustakaan, artinya membuka peluang pasar baru yang tidak terpikirkan sebelumnya. Selain itu, kegagalan tak terduga dari mobil Ford Edsel meletakkan dasar bagi kesuksesan perusahaan di masa depan, memungkinkan Ford untuk bersaing dengan General Motors dan mengarah pada desain Mustang. Memanfaatkan peluang di area ini membutuhkan perhatian yang diberikan pada kegagalan dan masalah, dan mengubah kegagalan menjadi peluang. Jadi, kita harus banyak berkorban untuk sabar menerima kegagalan, sembari berjuang mengatasi kegagalan ini dengan mempelajarinya dan berusaha sekeras mungkin.
  2. Ketidaksesuaian. Penting untuk mencari ide dalam proses yang ada dan realitas ekonomi dari industri yang sudah mapan. Misalnya, pabrik mini untuk produksi baja dan kapal roll-on-roll-off untuk memaksimalkan waktu yang dihabiskan di laut. Keduanya membutuhkan pergeseran sudut pandang daripada teknologi. Pengiriman paket semalam oleh Federal Express adalah salah satu contoh lain yang mengilhami banyak inovasi serupa.
  3. Kebutuhan proses. Kombinasi dari penemuan mesin cetak koran cepat Linotype dan kemunculan industri periklanan memungkinkan berita untuk didistribusikan dengan murah. Dengan cara yang sama, produk bebas gula dan bebas kafein, atau oven microwave mengadaptasi inovasi yang ada dengan proses baru untuk mengisi peluang pasar baru.
  4. Perubahan Pasar dan Industri. Peluang inovasi muncul ketika ada perubahan cara industri dalam mendekati pasar. Ada pula karena permintaan pasar yang berubah, atau pola konsumsi yang sudah berbeda. Saat ini sedang menimpa pada industri pertelevisian nasional yang harus berinovasi menahan gempuran perubahan pemirsa yang beralih ke media online seperti YouTube.
  5. Perubahan demografis. Laju di mana suatu populasi menua atau komposisi etnisnya berubah sering kali diikuti oleh pola hidup yang berubah. Cara konsumsi dan produksi juga ikut berubah. Salah satu contoh paling mashur adalah penggunaan robot di Jepang untuk mengisi kekosongan akibat penurunan jumlah pekerja kerah biru.
  6. Perubahan persepsi. Industri olah raga, kesehatan dan diet telah melihat peluang inovasi karena meningkatnya kepedulian terhadap kebugaran di antara populasi yang menua dan sering kelebihan berat badan di negara maju.
  7. Pengetahuan baru. Riset dan penemuan ilmiah, teknis, atau sosial sering kali menjadi motor utama inovasi.

Asal usul inovasi juga menjadi poin yang semakin banyak dibahas, karena semakin banyak perusahaan yang mencoba mencari inspirasi eksternal untuk proses inovatif mereka. Misalnya, banyak generasi baru inovasi (inovasi terbuka) memaksa perusahaan untuk menilai kembali posisi kepemimpinan mereka, yang mencerminkan hasil kinerja dari strategi bisnis mereka.

Ini adalah waktu yang tepat untuk menyandingkan beberapa fenomena baru dalam inovasi dengan pandangan akademis tradisional tentang strategi bisnis. Dengan demikian, perusahaan telah mengembangkan strategi berbeda untuk mengamankan ide dari sumber eksternal, tetapi juga menjual hasil inovasi mereka kepada aktor eksternal, yang menghasilkan porositas yang lebih besar dari batas perusahaan.

Mungkin banyak di antara Anda yang tidak tahu bahwa sebagian besar produk-produk Google saat ini adalah hasil inovasi para generasi inovasi terbuka, yang justru dihasilkan di luar rutinitas pekerjaan mereka.

Setiap karyawan Google diberi kebebasan berkreasi selama 20% jam kerja normal mereka. Arinya bila mereka bekerja selama 5 hari kerja, maka ada satu hari penuh untuk mereka bebas berkreasi menciptakan inovasi-inovasi baru.

Dan, hasilnya sangat luar biasa. Sebagian besar produk-produk Google saat ini justru disumbangkan oleh 20% waktu kerja tidak normal tadi. Artinya justru satu bebas berkreasi itulah yang menjadi sumber inovasi sekaligus sumber utama kekayaan perusahaan. Demikianlah ulasan kami tentang siklus hidup inovasi dan sumber inovasi. Semoga bermanfaat dan belajar Anda semakin menyenangkan. Bebaskan diri Anda untuk belajar apa pun yang positif dan menghargai inovasi. (maglearning.id)

Loading...