Pemimpin yang Efektif dalam Perspektif Kompetensi

Pemimpin yang Efektif dalam Perspektif Kompetensi

Pemimpin yang Efektif dalam Perspektif Kompetensi – Salah satu pendekatan yang paling awal untuk mempelajari kepemimpinan adalah pendekatan ciri. Pendekatan ini menekankan pada sifat pemimpin seperti kepribadian, motivasi, nilai dan keterampilan (Yukl 2001).

Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki oleh pemimpin. Pandangan dari teori ini menyatakan karakteristik atau sifat tertentu yang dimiliki seseorang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan.

Pada awal tahun 1990an, para ahli kepemimpinan mengidentifikasi 7 kompetensi yang merupakan karakter/sifat dari pemimpin yang efektif. Kompetensi-kompetensi tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Tabel Tujuh Kompetensi Pemimpin yang Efektif

Leadership CompetencyPenjelasan
Emotional Intelligence      Kemampuan pemimpin untuk mengamati dan mengekspresikan emosinya sesuai dengan lingkungan, memahami emosi dan mengatur emosi dirinya sendiri maupun orang lain.
Integrity  Kejujuran dan kecenderungan pemimpin dalam menerapkan setiap perkataannya dalam perbuatan.
Drive  Motivasi dari dalam diri pemimpin untuk mencapai tujuan
Leadership motivation  Keinginan pemimpin untuk memiliki kekuasaan yang mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Self Confident  Kepercayaan diri pemimpin atas keahlian dan kemampuan dirinya sendiri dalam mencapai tujuan.
Intelligence  Pemimpin memiliki kemampuan lebih dalam hal mengelola dan memproses informasi.
Knowledge of the businessPemahaman mendalam pemimpin atas lingkungan organisasinya sehingga dapat membuat keputusan-keputusan yang tepat.
  • Emotional Intelitigence membutuhkan kontrol kepribadian pada diri sendiri yang kuat karena seorang pemimpin haruslah sensitif terhadap berbagai kondisi dan selalu siap untuk mengadaptasikan perilaku mereka terhadap kondisi-kondisi tersebut.
  • Integrity merujuk pada kejujuran dan kecenderungan pemimpin dalam melakukan perbuatan sesuai dengan perkataannya karena bawahan tentunya menginginkan seorang pemimpin jujur yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, seorang pemimpin membutuhkan kapasitas moral tinggi yang dapat menjadi panutan dan kepercayaan para bawahannya.
  • Drive merupakan keinginan yang kuat dari dalam diri pemimpin untuk mencapai tujuan. Keinginan tersebut akan memotivasi para bawahannya untuk bekerja sama dengan pemimpin mereka dalam mencapai tujuan.
  • Leadership motivation, seorang pemimpin harus memiliki keinginan yang kuat atas kekuasaan. Kekuasaan tersebut akan digunakan untuk mempengaruhi para bawahannya untuk mencapai tujuan yang memberikan keuntungan bagi organisasi.
  • Self Confidence, Pemimpin memiliki kepercayaan diri yang tinggi atas kemampuan dan keahlian dirinya sendiri dalam memimpin para bawahannya untuk mencapai tujuan.
  • Intelligence, Pemimpin memiliki kemampuan pengamatan yang tajam terhadap berbagai macam informasi dan memproses informasi tersebut sehingga menghasilkan keputusan dan kebijakan yang cerdas dan tepat. Seorang pemimpin tidak harus jenius yang terpenting adalah mereka memiliki kemampuan superior dalam menganalisis alternatif tindakan dan mengidentifikasi peluang-peluang yang potensial.
  • Knowledge of the business, Pemimpin yang efektif mengetahui secara mendalam lingkungan bisnis yang mereka geluti. Hal tersebut akan membantu intuisi mereka dalam mengenali peluang dan memahami kapasitas organisasi mereka dalam menangkap peluang tersebut.

Perspektif kompetensi beranggapan bahwa kepemimpinan tidaklah selalu merupakan sifat bawaan dari seseorang, akan tetapi sifat kepemimpinan tersebut dapat dikembangkan. Oleh sebab itu, kompetensi hanya mengindikasikan potensi kepemimpinan, bukan kinerja kepemimpinan. Orang-orang yang memiliki ketujuh karakter tersebut dapat menjadi pemimpin yang efektif hanya bila mereka telah mengembangkan dan menguasai perilaku-perilaku kepemimpinan.

Seorang individu yang memiliki kompetensi kepemimpinan yang rendah mungkin saja dapat menjadi pemimpin yang efektif apabila individu tersebut bersungguh-sungguh mengembangkan potensi diri mereka. Artinya, ketika perusahaan menerima pegawai, kompetensi yang dimiliki seseorang tidaklah mutlak menjadi patokan. Perusahaan juga harus mengembangkan potensi pegawai tersebut melalui program-program pengembangan kepemimpinan dan pelatihan-pelatihan di lapangan.

Penjelasan competency (Trait) di atas sama dengan trait theory yang dikemukakan oleh Wood J., Wallace, J., Zeffane, R.M., Schermerhorn. (2001). Wood J dan kawan-kawan mengemukakan bahwa trait theory (teori karakter/sifat) merupakan pendekatan paling awal yang digunakan untuk mempelajari kepemimpinan berdasarkan data-data historis mengenai orang-orang besar yang hidup di masa lalu.

Studi tersebut menekankan dalam pengidentifikasian karakter-karakter yang membedakan antara “orang-orang besar” dengan para pengikut mereka. Pendekatan ini mengarah pada penelitian yang mencoba memisahkan para pemimpin dengan yang bukan pemimpin, atau pemimpin yang lebih efektif dengan pemimpin yang kurang efektif. Argumen yang terbentuk mengemukakan bahwa beberapa karakter mempunyai hubungan dengan kesuksesan kepemimpinan seseorang.

Walaupun pada akhirnya studi tersebut gagal untuk menjelaskan beberapa permasalahan dari berbagai kondisi. Salah satu alasan yang dapat menjelaskan kegagalan ini adalah kurangnya perhatian terhadap variabel antara rantai sebab akibat yang dapat menjelaskan bagaimana ciri dapat mempengaruhi hasil seperti kinerja kelompok dan kemajuan pemimpin.

Gambar Hubungan sebab akibat antara jenis variabel utama kepemimpinan
Gambar Hubungan sebab akibat antara jenis variabel utama kepemimpinan

Studi tersebut menjadi dasar bagi pengklasifikasian beberapa karakter yang kemudian dikombinasikan dengan aspek-aspek kepemimpinan lainnya (termasuk perilaku), yang pada akhirnya membentuk sebuah fondasi untuk pembuatan teori yang lebih baik. Kelemahan dari teori ini adalah tidak ditemukannya karakteristik khusus yang membedakan pemimpin yang efektif dan tidak efektif.

Demikianlah bahasan kami tentang pemimpin yang efektif dalam perspektif kompetensi. Semoga bermanfaat. Salam belajar menyenangkan, kapan saja dan di mana saja (maglearning.id).

Loading...

Tinggalkan Balasan