Penelitian Hadis

Penelitian Hadis dengan Metode Orientalis

Penelitian Hadis dengan Metode Orientalis – Dari dulu sampai sekarang, selalu ada saja orang-orang yang berupaya menjatuhkan citra Islam. Berbagai cara dilakukan hanya untuk membuat keimanan pemeluk agama ini mundur dan berbalik arah. Tapi sayangnya, usaha ini terlihat gagal, karena semakin Islam dijatuhkan citranya, semakin yakin orang dengan Islam.

Apakah Anda pernah mendengar istilah orientalis? Nah, orientalis adalah orang-orang yang berupaya mempelajari seluk beluk ketimuran, baik itu agama, bahasa, budaya, dan sebagainya, termasuk Islam.

Ignaz Goldzsiher, seorang Orientalis pertama mengatakan bahwa hadis adalah sebuah produk yang dibuat-buat sendiri oleh Rasulullah. Statement ini tentu membuat para cendekiawan Islam marah, dan mereka mencoba untuk membantah hal tersebut dengan menunjukkan bukti dalam sebuah karya.

Setelah Ignaz, mulai bermunculan banyak orientalis lain dan mencoba meneliti hadis dengan mengemukakan berbagai teori yang sebenarnya sudah dibahasa lebih lanjut oleh ulama hadis. Namun tampaknya, lama kelamaan tokoh orientalis tidak hanya bersikap skeptis, melainkan ada juga yang terbuka dan terang-terangan melawan orientalis lain dengan hasil penelitiannya, salah satunya adalah Haralz Motzki.

Haraldz Motzki

Haraldz Mozki merupakan salah satu tokoh orientalis yang membantah statement Ignaz, bahwa hadis adalah produk buatan Rasulullah. Ia membantah statement tersebut setelah melakukan penelitian terhadap sebuah kitab karya Mushannaf ‘Abd al-Razzaq.

Dari penelitian hadis yang dilakukan Motzki, ia menyimpulkan bahwa hadis adalah sebuah produk yang memang ada di masa Rasulullah dan tidak dibuat-buat satu pihak. Motzki dilahirkan dengan agama Katholik di tahun 1948, di Kota Berlin.

Pendidikan Motzki memiliki beberapa konsentrasi yakni ilmu agama, sejarah Eropa,  Studi Injil, Studi Islam, bahasa semit, hadis, dan sebagainya. Motzki mempunyai banyak sekali karya tulis yang mengagumkan, baik dalam bentuk jurnal, buku, artikel, dan sebagainya.

Di tahun 1974, ia menyelesaikan program Magister dan Doktoralnya di bidang hadis, sejarah, Bahasa Arab, dan sosiologi modern. Pada tahun 1980 ia mendapatkan award, disebabkan disertasinya yang luar biasa. Award ini diberikan langsung oleh Departemen Ilmu dan Kebudayaan Republik Jerman.

Dari sekian banyaknya karya tulis yang dihasilkan Motzki, tentu di antara karya-karyanya ada yang menjadi masterpeech nya, dan karya spektakulernya jatuh pada sebuah buku dengan berjudul  “The Origins of Islamic Jurisprudence, Meccan Fiqh before the Classical Schools.” Dengan pembahasan yang sangat dalam, Motzki menyelesaikannya hanya dalam kurun waktu 6 tahun. Dan saat ini sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris.

Teori penelitian hadis yang dicetuskan oleh Motzki adalah Isnad cum Matn, yang sebenarnya teori ini sudah dikupas tuntas oleh ulama hadis klasik. Namun, antara metode ulama klasik dan Motzki tentu ada perbedaannya meski hanya sedikit. ‘

Jika Anda berniat untuk meneliti sebuah hadis menggunakan metode Harald Motzki, caranya gampang kok, Anda hanya perlu menganalisis jalur riwayat hadis, dengan cara mengumpulkan sanad hadisnya dengan lengkap.

Lalu, Anda harus membandingkan semua jalur yang Anda temui. Hal ini berguna untuk menemukan seorang rawi kunci atau dalam teori ini disebut dengan common link. Setelah itu barulah Anda menganalisis matn hadisnya dengan cara membandingkan seluruh redaksi hadis yang ada, hal ini untuk mencari sejarah da mendapatkan sebuah data.

Demikian pembahasan seputar penelitian hadis ala Orientalis, Harald Motzki. Anda bisa juga meneliti  hadis menggunakan teori tokoh orientalis yang lain, seperti Nabia Abbot, Juynball, Ignaz, dan yang lainnya. Semoga bermanfaat (maglearning.id).

Loading...

Tinggalkan Balasan