Sanad dan Kualitas Perawi Hadis Syafaat Rasulullah di Hari Kiamat

Sanad dan Kualitas Perawi Hadis Syafaat Rasulullah di Hari Kiamat

Sanad dan Kualitas Perawi Hadis Syafaat Rasulullah di Hari Kiamat – Hadis merupakan sumber hukum umat Muslim setelah al-Quran. Kedua sumber hukum Islam ini tidak bisa melepaskan diri dari yang lain, karena dapat diibaratkan antara pena dengan kertas, dimana jika salah satunya tidak ada, maka benda tersbut tidak akan berfungsi sebagaimana meskinya. Ke-dua sumber hukum Islam ini, tentu memiliki perbedaan yang mendasar, sehingga memiliki tingkatan yang berbeda.

Perbedaan yang mendasar tersebut terletak pada penutur kata katanya. Al-Quran, merupakan perkataan Allah, yang ketika disampaikan oleh Allah kepada Rasulullah, langsung ditulis oleh Sahabat, sementara hadis merupakan perkataan, perilaku, sifat dan ketetapan Rasulullah yang disampaikan kepada para sahabat, dan tidak langsung ditulis pada masa itu. Karena takut akan tercampur dengan al-Quran.

Perbedaan mendasar selanjutnya ialah khabar turunnya. Al-Quran, khabar turunnya ialah Mutawattir, sementara al-Hadis khbar turunnya tidak seluruhnya mutawattir. Jadi, mutawattir ini adalah sekumpulan banyak orang yang tidak mungkin untuk mengabarkan berita bohong. Perbedaan Khabar, dan penuturnya yang mendasar inilah yang pada akhirnya membuat penelitian hadis lebih popular dibandingkan dengan penelitian al-Quran.

Secara garis besar, dikarenakan khabarnya yang tidak semua mutawattir, penelitian al-hadis dibagi menjadi dua macam, yakni sanad dan matan, sementara penelitian al-Quran dikarenakan khabarnya yang mutawatir, penelitiannya dan pembahasannya hanya terbatas pada matan saja.

Oleh karena itu, ada berbagai kajian yang bisa dibahas dari hadis. Salah satunya adalah hadis yang berkaitan dengan syafaat Rasulullah kepada umatnya di hari kiamat. Pembahasan satu ini sering dibahas oleh para ustad-ustad kondang, sehingga cukup menarik untuk dibahas ya. Dan kita akan membahas dua aspek dari hadis, baik dari sanad sampai matannya secara lengkap.

Dengan melihat sistematika penelitian sederhana ini, kamu bisa loh mulai melakukan penelitian hadis kecil-kecilan nantinya. Hanya saja, kamu harus memiliki basic-nya terlebih dahulu ya. Jika belum punya, simak saja dulu ya, kemudian pelajari. Kalau bisa cari guru yang memang benar-benar bisa mengajarkan ilmu ini dengan baik dan benar.

Tapi, agar kamu tidak bingung dalam memahaminya, di artikel ini kita bahas bagian sanadnya saja ya. Dan pembahasan selanjutnya akan dibahas di artikel berikutnya. Sebelum jauh-jauh, sanad adalah serangkaian orang yang meriwayatkan hadis.

So, kenapa dengan perbedaan seribu empat ratus tahun antara kita dengan Rasulullah, tapi kita masih bisa mendengarkan hadis dan mengetahui isinya. Hal ini tentu karena adanya silsilah hadis ini. Rasulullah menyampaikan hadis kepada para sahabat, sahabat menyampaikan hadis kepada tabi’in, tabi’in menyampaikannya lagi kepada muridnya, hingga sampailah kepada Imam Bukhari dan Muslim. Dan kita bisa mendapatinya dari sana. Jelas ya.

Silsilahnya disebut sanad, dan orang-orang di dalamnya disebut perawi hadis.

Teks Hadis Nabi Muhammad dan Terjemahnya

Hadis tentang syafaat Rasulullah Muhammad kepada umatnya di hari kiamat kelak, terdapat di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam al Bukhari, di dalam kitab shahihnya, dengan radaksi,

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيْلُ قَالَ حَدَّثَنِيْ مَالِكٌ عَنْ أَبِيْ الزِّنَادِ عَنْ لأَعْرَجِ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِكُلِّ نَبِيِّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَاَبةٌ يَدْعُوْبِهَا وَ أرِيْدُ أَنْ أَخْتَبِئَ دَعْوَتِيْ شَفَاعَةً  لِأُمَّتِيْ فِيْ لأخِرَةِ ( رواه بخاري)

“Telah menyampaikan kepada kami Ismail, ia berkata : telah menyampaikan kepadaku Malik dari Abi Zinad , dari A’raj dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah saw. Bersabda :” setiap nabi memiliki satu doa yang mustajab, dan aku menyimpan doa itu untuk umatku kelak, ketika hari kiamat.”(HR. Bukhari ).

Skema Sanad Hadis

Skema sanad hadis kurang lebih adalah sebagai berikut:

Skema sanad hadis

Masalah Kualitas Perawi Hadis

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam al Bukhari dengan nomor hadis 5829. Di dalam riwayat Imam al Bukhari para perawinya melewati jalur sebagai berikut :  Bukhari –  Ismā’il –  Malik – Abi Zinad –  al A’raj – dan Abu Hurairah. Masing masing perawi  akan dilihat kualitasnya sebagaimana berikut ini :

1. Ismā’il,

Ismā’il, di dalam kitab Tahdzhibul Kamal karya al Mizzi, yang menyebutkan bahwa Ismā’il yang di maksud di sini ialah Ismā’il bin ‘Abdillah bin ‘Abdillah bin Uwais bin Malik bin Abi ‘Amir al Ashbahi  Abu ‘Abdillah bin Abi Uwais al Madani. Dia adalah sekutu bani Taimi Ibn Murrah, dan dia adalah saudara laki laki dari Abi Bakr ‘Abdil Hamid bin Abi Uwais dan anak saudara perempuan Malik bin Anas. Ismā’il meriwayatkan hadis dari sekitar 27 gurunya, dan yang meriwayatkan hadis darinya atau muridnya ada sekitar 38 perawi.

Abu Thalib berkata, dari Ahmad bin Hanbal : La baksa bih, atau tidak apa apa dengannya,  yang mengandung arti bahwa kalimat tersebut, di dalam peringkat lafadz keterpujian perawi menempati peringkat kedua.  ‘Utsman bin Said ad Darimi berkata dari Yahya bin Ma’in dan berkata dari Abu Bakr bin Abi Haitsamah dari Yahya bin Ma’in : dia adalah orang yang lemah fikirannya, dan juga shudūqun, yang juga menempati peringkat kedua dalam peringkat lafadz keterpujian perawi.

Sementara itu, ‘Abdul Wahhab bin Abi ‘Utsman dari Ahmad bin Abi Yahya, dari Yahya bin Ma’in, Ibn Abi Uwais yang berkata: bahwa anaknya itu suka mencuri hadis.

Ibrahim bin ‘Abdullah bin al Junaid dari Yahya : dia berbohong, padahal tidak ada sesuatu yang mengharuskannya berbohong. Dari beberapa pendapat para ulama dan ahli hadis tersebut, sebenarnya masih sangat banyak lagi komentar komentar yang menyatakan tentang kecacatan Ismāil ini. Akan tetapi, hal yang paling menarik adalah, mengenai perkataan Imam al Bukhari bahwa Ismāil lebih baik daripada ayahnya, yaitu Abu Uwais. 

2. Malik,

Malik di dalam perawi hadis ini ialah Malik bin Anas bin Abi Amir bin ‘Amru bin al Haris bin Ghaiman bin Khutsail bin Amru bin al Harits.

Gurunya sangat banyak sekali, bahkan mencapai hingga 70 orang lebih, begitu pula muridnya, yang juga sangat banyak sekali, hingga melebihi jumlah gurunya.

Muhammad bin Ishaq Ats Tsaqafi as sarraj berkata :” aku bertanya kepada Muhammad bin Ismail al Bukhari mengenai beberapa keshahihan sanad dan ia berkata: “ Malik dari Nafi’ dari Ibn Umar “.

Abu Bakr al ‘Ain berkata dari Abi Salamah Al Khuzaiiyyi, sesungguhnya Malik bin Anas, apabila hendak mengeluarkan hadis, maka dia akan melakukan shalat terlebih dahulu.

al Bukhari dari Ali bin al Madini berkata bahwa : hafalannya Malik, sama seperti seorang pengarang hadis. Dari Bisyri ibn ‘Umar az Zahrani, aku telah bertanya kepada Malik dari Shalih Maula Tauamah, dan Dia berkata : tidaklah terpercaya rawinya, jika tidak mengambil dari nya,  dan ada sekitar lima perkataan yang serupa, mengatakan bahwa Malik adalah seorang yang tsiqqah.

3. Abi Zinad

Abi Zinad, nama lengkapnya ialah Abdullah bin Dzakwan al Quraisy Abu ‘Abdurrahman al Madini al Ma’ruf bin Abi Zinad.

Telah berkata ‘Abdullah bin Ahmad bin Ahmad bin Hanbal, dari ayahnya, mengatakan bahwa : Tsiqqah, dimana tsiqqah adalah level tertinggi didalam tingkatan lafadz para perawi hadis.

Berkata Harb bin Ismail, dari Ahmad bin Hanbal : Sufyan adalah memugkinkan ayah dari Zinad Amiril Mukminin di dalam hadis, Ahmad berkata :” dan dia berada diatas ‘Ala bin ‘Abdurrahman dan di atas Suhail dari Abi Shalih dan di atas Muhammad bin ‘Amru. “

Abu Zur’ah dan Ibn Khirasy berkata tsiqqah, dan telah berkata ‘Ajli : tsiqqah, dan berkata Abu Hatim : tsiqqah, ahli fiqih yang baik perkataannya, baik dalam mengamalkan yang sunnah, al Bukhari berkata :” baik sanad dan semuanya, Malik dari Nafi’ dari Ibn ‘Umar, dan baik sanad dari Abu Hurairah, Abu Zinad, A’Raj .

Dan masih banyak lagi pendapat para ulama yang mengatakan bahwa dia adalah orang yang tsiqqah.

4. A’raj

A’raj yang memiliki nama lengkap ‘Abdurrahman bin Hurmuz A’raf Abu Dawud al Madani Maula bin Rabi’ah bin al Harits bin ‘Abdil Muthallib, dan dikatakan pula Maula Muhammad bin Rabi’ah.

Seorang ahli madinah, menyebutkan bahwa dia adalah orang yang tsiqqah dan seseorang yang besar pengetahuannya mengenai hadis.

Dan telah berkata Muhammad bin ‘Utsman bin Syaibah dari Ali bin al Madini sahabat Abi Hurairah ada 6, yaitu Sai’d bin Musayyab, Abu Salamah, A’raj, Abu Shalih, Muhammad bin Sirrin, Thawus . Ahmad bin Abdullah al ‘ijli, mengatakan tsiqqah.Abu zur’ah dan Ibn Khirasy berkata bahwa tsiqqah.

Dari keseluruhan perawi di atas, dapat kita simpulkan bahwa seluruhnya tsiqqah kecuali satu, yang mempunyai cacat dalam meriwayatkan hadis ialah Ismā’il, walaupun dia menerima hadis dari Malik dengan kata haddatsana, kita harus tetap meneliti, karena pada jalur/tingkatan kelima pada barisan ismail juga banyak yang meriwayatkan hadis, maka dengan demikian kita membutuhkan hadis penyokong, dan hadis ini secara langsung dapat dikatakan bukanlah hadis yang shahih, bisa jadi menjadi hadis hasan lighairihi.

Demikianlah bahasan kami tentang sanad dan kualitas perawi hadis syafaat Rasulullah di hari kiamat. Semoga bermanfaat dan salam belajar menyenangkan bersama maglearning.id.

Loading...