Kurva Phillips Tentang Inflasi dan Pengangguran

Kurva Phillips Tentang Inflasi dan Pengangguran – Dua indikator kinerja perekonomian yang di pantau secara ketat adalah inflasi dan pengangguran. Beberapa ahli ekonomi telah menggabungkan tingkat inflasi dan tingkat pengangguran untuk memperoleh indeks kesengsaraan (misery index) yang bertujuan untuk mengukur kesehatan perekonomian.

Kurva Phillips menggambarkan tentang hubungan negatif antara inflasi dan pengangguran. Dengan memperluas permintaan agregat, pembuat kebijakan dapat memilih titik pada kurva Phillips dengan inflasi dan pengangguran yang lebih rendah. Dengan kontrak permintaan agregat, pembuat kebijakan dapat memilih titik pada kurva Phillips dengan inflasi rendah dan pengangguran tinggi.

Tradeoff antara inflasi dan pengangguran yang dijelaskan oleh kurva Phillips lebih bekerja hanya dalam jangka pendek. Kurva Phillips jangka panjang adalah vertikal pada tingkat pengangguran alamiah.

Kurva Phillips jangka pendek juga menggeser karena guncangan penawaran agregat. Guncangan memberikan kebijakan tradeoff kurang menguntungkan antara inflasi dan pengangguran. Ketika Fed pertumbuhan kontrak jumlah uang beredar untuk mengurangi inflasi, bergerak perekonomian sepanjang kurva Phillips jangka pendek.

Hal ini mengakibatkan pengangguran sementara tinggi. Biaya disinflasi tergantung pada seberapa cepat ekspektasi inflasi turun. Jadi, kurva philips menunjukkan tentang hubungan antara tingkat perubahan harga (inflasi) dengan tingkat pengangguran.

Apa itu Kurva Phillips?

A.W Phillips seorang ekonom yang berasal dari London, melakukan pengamatan pada kondisi perekonomian di Inggris terutama mengenai upah pekerja dan tingkat pengangguran. Berdasarkan pengamatan tersebut, Phillip menemukan kenyataan bahwa perubahan tingkat upah akan berbanding terbalik dengan perubahan tingkat pengangguran. Semakin tinggi upah maka pengangguran menjadi semakin rendah dan sebaliknya semakin rendah upah, maka pengangguran juga semakin bertambah.

Gambar 1. Hubungan antara inflasi dan pengangguran pada kurva Phillip

Kurva Phillip bukanlah tradeoff  yang sudah tetap. Kurva Phillips tentang inflasi dan pengangguran. Saat tingkat inersia dari inflasi berubah, kurva Phillip juga ikut berubah. Edmund Phelps dan Milton Friedman kemudian melakukan modifikasi pada teori kurva Phillip dan menemukan bahwa kurva Phillip pada gambar 1 hanya menggambarkan situasi jangka pendek. Pada kondisi jangka panjang, terdapat tingkat pengangguran minimum pada inflasi yang tetap.

Hal ini disebut sebagai tingkat pengangguran wajar terendah (lowest sustainable unemployment rate/ LSUR), beberapa pakar ekonomi menyebutnya sebagai tingkat pengangguran alami. LSUR adalah suatu tingkat di mana naik turunnya harga dan inflasi upah ada pada titik setimbang.

Pada LSUR, inflasi stabil, tanpa adanya tendensi yang menunjukkan peningkatan atau penurunan. LSUR merupakan tingkatan terendah yang dapat terjadi dalam jangka panjang tanpa adanya kenaikan pada inflasi.

Pergeseran pada Kurva Phillip

Pergeseran kurva Phillip dapat dijelaskan melalui beberapa tahapan yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini

Gambar 2. Pergerakan tingkat pengangguran terhadap inflasi pada kurva Phillip

  • Periode 1 Pada periode pertama, pengangguran ada pada tingkat normal. Tidak permintaan atau penawaran yang mencolok, dan kondisi ekonomi ada pada titik A.
  • Periode 2 Peningkatan yang cepat pada output selama ekspansi ekonomi menurunkan tingkat pengangguran. Seiring menurunnya pengangguran, firma cenderung untuk merekrut pekerja lebih banyak lagi, memberikan peningkatan upah yang lebih besar dari biasanya. Saat output ingin melebihi potensinya, utilisasi kapasitas meningkat dan penggelembungan dana meningkat. Upah dan harga mulai naik. Dalam kurva Philip jangka pendek, ekonomi bergerak naik menuju titik B.
  • Periode 3 Dengan naiknya inflasi, maka perusahaan dan pekerja akan mengharapkan inflasi yang lebih tinggi. Harapan inflasi yang lebih tinggi tampak dalam keputusan upah dan harga. Tingkat ekspektasi inflasi lalu meningkat. Tingkat ekspektasi inflasi tampak pada kerangka kurva Phillip saat kurva Phillip bergerak naik menuju titik C. Kurva Phillip yang baru berada di atas kurva Phillip awal, menunjukkan tingkat ekspektasi inflasi yang lebih tinggi.
  • Pada periode 4, dengan melambatnya perekonomian, kontraksi pada kegiatan ekonomi membawa output kembali ke potensinya semula, dan meningkat pengangguran kembali ke tingkat wajar di titik D.

Perlu dicatat, karena tingkat ekspektasi atau inersia inflasi meningkat, tingkat inflasi pada periode 4 menjadi lebih besar dari periode 1 meskipun tingkat penganggurannya sama. Selanjutnya perubahan tersebut akan menghasilkan grafik, yang disebut “Phillips Curve”.

Kebijakan Mengelola Inflasi

Setiap pemerintahan sebuah negara pasti selalu menginginkan kondisi ideal, saat tingkat inflasi rendah dan tingkat pengangguran pun rendah. Akan tetapi jika melihat kembali kurva Phillip, terlihat hubungan terbalik antara kedua hal tersebut.

Kurva Phillips menunjukkan tentang hubungan inflasi dan pengangguran, sebuah Negara dapat menurunkan tingkat inflasi dengan menurunkan output dan menaikkan pengangguran secara bertahap. Tapi dalam menentukan kebijakan anti-inflasi, yang ingin diketahui pembuat kebijakan adalah berapa besar harga yang harus dibayar untuk menurunkan inflasi.

Biaya untuk menurunkan inflasi tersebut berbeda-beda tergantung Negara, tingkat inersia inflasinya, dan kebijakan yang digunakan. Berbagai studi menyebutkan, untuk menurunkan 1 % inflasi maka harga yang harus dibayar sebesar 140 hingga 400 juta dollar Amerika.

Melihat besarnya buaya yang dibutuhkan untuk menurunkan inflasi terebut. Banyak orang kemudian berpikir untuk menurunkan tingkat pengangguran wajar terendah-nya (LSUR). Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menurunkan tingkat pengangguran tersebut antara lain :

  1. Meningkatkan pelayanan pasar tenaga kerja. Pengangguran terjadi karena kurangnya informasi mengenai lowongan pekerjaan yang ada, entah dari jumlah lowongan atau spesifikasi yang dibutuhkan. Peningkatan pelayanan, contohnya dengan komputerisasi, diharapkan dapat melancarkan aliran informasi yang diinginkan
  2. Mengadakan program-program pelatihan. Salah satu alasan adanya pengangguran adalah tidak sesuainya calon tenaga kerja dengan tawaran pekerjaan yang ada, dikarenakan si calon tidak memiliki kemampuan yang dibutuhkan. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat diadakan pelatihan untuk membekali calon tenaga kerja dengan kemampuan yang dibutuhkan perusahaan
  3. Menghilangkan halangan yang berasal dari pemerintah. Beberapa ahli ekonomi mengusulkan beberapa kebijakan yang mungkin dapat menurunkan LSUR seperti menurunkan disinsentif kerja dalam hal kesehatan, ketidakmampuan, dan program keamanan sosial.

Kekurangan dari dua cara paling atas dalam mengatasi inflasi, karena biaya yang besar dan sulitnya menurunkan tingkat pengangguran, mendorong orang untuk berpikir bahwa inflasi mungkin tidak harus dihilangkan, hanya perlu dikelola dengan baik. Strategi yang digunakan dalam hal ini adalah dengan “index”.

Strategi sebenarnya adalah suatu mekanisme di mana upah, harga dan kontrak secara terpisah atau bersama-sama dikompensasi untuk perubahan harga secara umum. Pada akhirnya, para ahli kemudian mencari kebijakan anti inflasi yang berbiaya rendah. Satu set kebijakan itu disebut dengan kebijakan pendapatan, yang terdiri atas :

  1. Kontrol terhadap harga-upah
  2. Kebijakan mengenai pendapatan berdasarkan pajak 
  3. Kebijakan mengenai pembagian

Kesimpulan

Inflasi dan pengangguran adalah masalah jangka pendek dalam perekonomian, namun mempunyai efek jangka panjang yang penting. Inflasi sendiri diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Artinya kurva Philips menunjukkan tentang hubungan antara inflasi (tingkat perubahan harga) dengan tingkat pengangguran.

Kenaikan dari satu atau dua barang saja tidak dapat dikatakan sebagai inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Inflasi yang terjadi pada suatu negara dapat digunakan sebagai indikator baik buruknya perekonomian suatu negara. Sedangkan pengangguran adalah istilah untuk orang yang masuk dalam angkatan kerja yang sedang mencari perkerjaan dan belum mendapatkannya.

Dalam teori Kurva Phillips, pengangguran yang tinggi akan cenderung mengurangi inflasi, begitu pula sebaliknya. Hal ini kemudian menunjukkan bahwa antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran terdapat hubungan yang negatif.

Pergeseran dan perubahan pada Kurva Phillips utamanya dipengaruhi oleh tingkat Inflasi dan Pengangguran sebagai faktor utama terbentuknya Kurva Phillips itu sendiri. Kedua faktor utama tersebut yaitu, inflasi dan pengangguran tidak terkait dalam jangka panjang melainkan saling terkait dalam jangka pendek karena adanya perbedaan kenaikan tingkat dalam periode waktu yang cepat. Seberapa cepat pertukaran (Trade Off) jangka pendek menghilang tergantung pada seberapa cepat pemerintah sebagai penentu kebijakan menyesuaikan harapan atau keinginan.

Demikianlah bahasan kami mengenai Kurva Phillips tentang Inflasi dan Pengangguran. Semoga bermanfaat dan salam sukses selalu (maglearning.id).

%%footer%%

One comment

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan