Pembagian Jenis Sejarah berdasarkan Wilayah Kajiannya

Pembagian Jenis Sejarah berdasarkan Wilayah Kajiannya – Setelah membaca materi pada artikel sebelumnya, pasti teman-teman sudah mengetahui jenis-jenis sejarah berdasarkan fokus kajiannya, seperti sejarah politik, sejarah ekonomi, sejarah sosial, sejarah militer, sejarah geografi. pada materi jenis-jenis sejarah kali ini akan melanjutkan pada pembahasan jenis sejarah yang pembagiannya berdasarkan aspek lainnya, seperti aspek wilayah kajian, obyek kajian dan lain-lain. Yuk kita simak artikel ini biar semakin menambah wawasan kita.

Pembagian Jenis Sejarah berdasarkan Wilayah Kajiannya, sebagai berikut.

a. Sejarah dunia

Sejarah dunia menceritakan peristiwa penting sejumlah negara, menyangkut hubungan antarnegara, serta peristiwa dan fakta sejarah dari banyak negara di belahan dunia ini. Banyak ahli sejarah dan para peneliti telah mempublikasikan sejarah dunia, seperti sejarah negara-negara Eropa, sejarah negara-negara Asia, sejarah Mesir,sejarah Afrika, dan sejarah Australia yang telah dibentangkan secara panjang lebar dari aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang terjadi pada kawasan negara-negara tersebut.

Contoh penulisan sejarah dunia adalah buku Soebantardjo yang berjudul Sari Sejarah Asia – Australia. Buku ini menceritakan mengenai negara Jepang, Tiongkok (Cina), India, Ceylon (Sri Lanka), Birma (Myanmar), Malaya, Muangthai (Thailand), Indocina, Iran, Afghanistan, Arab, Siria, Libanon, Irak, Yordania, Palestina, Mesir, Turki, dan Australia. Selain itu, Soebantardjo juga menulis sejarah negara-negara Eropa dan Amerika. Jadi, sejarah dunia menceritakan bagaimana situasi negara-negara di seluruh kawasan dunia ini dan hubungannya satu dengan yang lainnya.

 

b. Sejarah nasional

Sejarah nasional menceritakan sejarah bangsa Indonesia mulai sejak pertumbuhan sampai sekarang. Sejarah zaman purbakala memuat bagaimana keadaan dan kemampuan masyarakat nenek moyang kita, kepercayaannya, serta hasil-hasil budayanya. Setelah kedatangan Hindu, diceritakan pula bagaimana wujud akulturasinya, kemudian diceritakan pula masuknya Islam serta kedatangan bangsa barat yang akhirnya muncul penjajahan.

Gerakan nasional Indonesia memaparkan bagaimana giatnya perjuangan nasional yang puncaknya adalah proklamasi serta usaha mengisi kemerdekaan. Beberapa gangguan keamanan muncul serta adanya usaha Belanda untuk menguasai kembali, meskipun pada akhirnya mampu kita atasi dan kita pertahankan tanah air ini. Memasuki zaman modern sekarang ini pun bangsa Indonesia masih terus membuat sejarahnya. Contoh penyusunan sejarah nasional dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan diterbitkan sebagai Buku Sejarah Nasional Indonesia dalam enam jilid.

 

c. Sejarah lokal

Sejarah lokal mengandung pengertian suatu peristiwa yang terjadi pada masa lampau dan hanya terjadi di suatu daerah atau tempat tertentu yang tidak menyebar ke daerah lain di Indonesia. Peristiwa-peristiwa yang muncul hanyalah dari daerah tertentu dan memuat masalah-masalah yang ada di daerah tertentu itu juga, misalnya, sejarah lokal tentang kampung Minahasa, sejarah suku Toraja, masyarakat Nias, atau suku Dayak di Kalimantan.

Dalam sejarah lokal muncul tokoh-tokoh lokal yang memperjuangkan wilayahnya, misalnya, perjuangan Imam Bonjol dari Sumatra Barat, perjuangan Teuku Umar dari Aceh, perjuangan Pangeran Diponegoro dari Jawa (Yogyakarta), dan pahlawan-pahlawan lain dari berbagai daerah di Nusantara.

Sejarah lokal merupakan sejarah yang penting, namun sering kali kita justru memperoleh sumber-sumber dari negara lain (misalnya, Belanda), walaupun banyak juga kita temukan bukti-bukti sejarah dari pelosok tanah air. Barang bukti sejarah yang sudah pindah tangan ke negara lain, misalnya, kitab asli Negara kertagama dan patung Ken Dedes (Prajna Paramita) yang berada di negara Belanda.

Masyarakat yang dinamis dan berkembang memang terjadi di mana-mana, namun di sisi lain dampak dari perkembangan ini sangat menyulitkan pengungkapan bukti sejarah lokal dikarenakan adanya percepatan pembangunan, pergantian generasi, serta perkembangan penduduk yang pesat sehingga menambah semaraknya negeri ini.

Sejarah lokal dapat dikategorikan menjadi sejarah peristiwa masa silam, sejarah mengenai kerajaan-kerajaan di Nusantara, sejarah yang membentangkan peranan petani dan para priyayi serta kuli kontrak di zaman Belanda, dan sejarah lokal yang membentangkan keadaan masa kuno sampai sekarang mengenai tradisi, adat istiadat, dan kepercayaan pada daerah-daerah tertentu.

Oleh karena itu, dapat kita perhatikan bagaimana kenyataan dalam penulisan sejarah lokal sebagai berikut.

  • Sejarah lokal hanya membicarakan daerah tertentu saja, misalnya, sejarah kabupaten Madiun, sejarah kabupaten Tegal, atau sejarah Yogyakarta.
  • Sejarah lokal lebih menekankan struktur daripada prosesnya.
  • Sejarah lokal hanya membicarakan peristiwa tertentu yang dianggap terkenal di suatu daerah.
  • Sejarah lokal hanya membahas aspek tertentu saja.

Adapun Pembagian Jenis Sejarah berdasarkan aspek yang telah di sebutkan sebelumnya:

1. Sejarah Kebudayaan

Sejarah kebudayaan merupakan sejarah tentang kebudayaan. Dengan kebudayaan, kebutuhan fisik manusia dapat tercukupi. Hal itu dapat diwujudkan karena manusia mempunyai akal dan budi sehingga berbeda dengan hewan yang hidupnya sekadar naluriah dan alamiah. Apabila kebutuhan pokok (basic needs) sudah terpenuhi, manusia mulai ingin menikmati kebutuhan psikisnya dengan menikmati hasil budaya, di antaranya kesenian. Timbullah sejarah kesenian seperti seni suara, seni tari, seni ukir.

Semua bentuk manifestasi keberadaan manusia berupa bukti atau saksi seperti artefact (fakta benda), mentifact (fakta mental-kejiwaan), dan sociofact (fakta atau hubungan sosial) termasuk dalam kebudayaan. Semua perwujudan berupa struktur dan proses kegiatan manusia menurut dimensi etis dan estetis adalah kebudayaan. Sejarah kebudayaan adalah sejarah yang membahas hasil-hasil budaya manusia, dari masa lampau sampai sekarang.

  1. Sejarah Etnis

Sejarah Etnis (Ethno history) mulai digunakan secara umum oleh para pakar anthropologi, arkeologi dan sejarawan sendiri sejak tahun 1940-an. Semula jenis sejarah ini mengkaji kelompok-kelompok etnis Indian di Amerika Serikat. Kemudian berkembang untuk penelitian sejarah penduduk pribumi bukan Eropa seperti di Asia, Afrika dan Australia (Aborigin). Para sejarawan Etnis mencoba merekonstruksi sejarah dari kelompok-kelompok Etnis sejak sebelum kedatangan bangsa Eropa sampai dengan interaksi mereka dengan orang-orang Eropa.

Sumber-sumber yang mereka gunakan selain dari bahan-bahan etnografi yang pernah ditulis tentang kelompok etnis itu, juga dari tradisi-tradisi lisan (oral traditional) yang masih bertahan di antara kelompok etnis tersebut. Ruang lingkup kajiannya meliputi aspek-aspek sosial, kebudayaan, ekonomi, kepercayaan dari masyarakat, intra-aksi dalam lingkungan kelompok, sistem kekerabatan, migrasi, perubahan-perubahan sosial, termasuk dampak interaksi dengan orang-orang Eropa.

  1. Sejarah Intelektual

Fokus utama sejarah intelektual adalah bagaimana lahirnya pemikiran pemikiran manusia. Pemikiran-pemikiran yang dikaji dalam sejarah intelektual adalah pemikiran yang memberikan pengaruh terhadap kehidupan manusia, baik dalam ruang lingkup yang kecil maupun ruang lingkup yang besar.

Sejarah intelektual pada hakekatnya menekankan pada alam pikir manusia pada masa lalu. Alam pikiran itu mempunyai struktur dan dianggap lebih dapat bertahan lama daripada struktur sosial-ekonomis.

Pengaruh alam pikiran ini dianggap lebih langsung terhadap perbuatan manusia daripada struktur sosial ekonomis. Contoh konkret misalnya ideologi-ideologi politik seperti liberalisme, kapitalisme, sosialisme, nasionalisme, konservatisme dan sebagainya. Pandangan John Locke (1632-1704), Montesquieu (1689-1755), J.J. Rousseau (1712-1778), Hegel (1770-1831) dan lain-lain mengenai bidang teori politik mempunyai bekas yang mendalam dalam sejarah politik dan kelembagaan pemerintah di dunia Barat.

Akhirnya segala sesuatu yang berhasil di capai oleh akal budi manusia pada masa lampau merupakan objek penelitian sejarah intelektual. Hasil-hasil dari revolusi ilmu pengetahuan pada “zaman akal” (age of reason) dengan segala macam aspeknya menjadi kajian sejarah intelektual. Begitu pula dengan hasil-hasil filsafat, sejarah, sastra, seni lukis, seni patung, arsitektur dan musik. Jadi, sejarah intelektual adalah kajian sejarah yang mempelajari “ideide” (ideas) yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

  1. Sejarah Pendidikan

Di negara-negara Eropa (dan Amerika) perhatian kepada sejarah pendidikan mulai ada sejak abad ke-19 dan digunakan untuk bermacam-macam tujuan, terutama untuk membangkitkan kesadaran bangsa dan kesatuan kebudayaan, pengembangan profesi guru-guru, atau untuk kebanggaan terhadap lembaga-lembaga dan tipe-tipe pendidikan tertentu.

Substansi dan tekanan dalam sejarah pendidikan bermacam-macam tergantung kepada maksud dan kajian, mulai tradisi pemikiran dan para pemikir besar dalam pendidikan, tradisi nasional, sistem pendidikan beserta komponen-komponennya, sampai kepada pendidikan dalam hubungannya dengan sejumlah elemen problematis dalam perubahan sosial atau kestabilan, termasuk keagamaan, ilmu pengetahuan (sains), ekonomi, dan gerakan-gerakan sosial.

Esensi dari pendidikan itu sendiri sebenarnya ialah pengalihan (transmisi) kebudayaan (ilmu pengetahuan), teknologi, ide-ide dan nilai-nilai spiritual (serta estetika) dari generasi tua kepada generasi muda dalam setiap masyarakat atau bangsa. Oleh sebab itu, sejarah pendidikan mempunyai sejarah yang sama tuanya dengan masyarakat pelakunya sendiri, sejak dari pendidikan informal dalam keluarga batih, sampai dengan pendidikan formal dan non formal dalam masyarakat agraris maupun industri.

  1. Sejarah Keluarga

Pembagian jenis sejarah berikutnya adalah sejarah keluarga. Di Indonesia jenis sejarah keluarga atau “trah” ini belum berkembang, meskipun embrionya sudah ada pada masing-masing keluarga tertentu berupa silsilah-silsilah keluarga (family tree). Biasanya yang menyimpan silsilah keluarga ini keturunan-keturunan dari para mantan elite penguasa seperti : raja-raja,
bangsawan, dan orang-orang kaya.

Juga para elite agama, seperti kyai dari pesantren-pesantren tertentu. Sejarah keluarga ini tidak hanya terbatas pada keluarga pemegang kekuasaan saja, tetapi juga dapat berkembang pada keluarga-keluarga pengusaha, industri, perdagangan dan sebagainya.

  1. Sejarah Teknologi

Sejarah teknologi menggambarkan bagaimana manusia menciptakan cara atau alat-alat agar apa yang di kehendaki mudah diperoleh. Ditinjau dari cara membuat sesuatu, pada mulanya manusia menggunakan tangan. Demi kebutuhan yang terus meningkat, dipergunakan mesin yang dapat bekerja lebih cepat dan efektif. Teknologi yang dipergunakan terus meningkat secara cepat.

Semula ditemukan sumber tenaga berupa uap kemudian berkembang pada bentuk gas dan akhirnya atom. Industri pun berkembang cepat sehingga timbul revolusi industri. Kemajuan teknologi yang sekarang dinilai menakjubkan adalah kemajuan dalam bidang biologi berupa kloning dan elektronik berupa komputer dan telekomunikasi.

 

Demikianlah bahasan kami pembagian jenis sejarah berdasarkan wilayah kajiannya. Jangan lupa untuk membaca pentingnya periodisasi sejarah sebagai pelengkapnya. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi di lain waktu (maglearning.id).

%%footer%%

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan