Spot Wisata hasil mengubah tempat sampah

Mengubah Tempat Sampah Menjadi “Tambang Emas”

Mengubah tempat sampah menjadi tambang emas, kira-kira begitulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan keberhasilan kepala desa Sekapuk kecamatan Ujungpangkah kabupaten Gresik. Saya jadi teringat dengan kata-kata Ciputra yang “mengubah sampah jadi emas” itu.

Kepala desa Sekapuk bersama warga desanya secara gotong royong berhasil mengubah sebuah lahan bekas penambangan batu yang sempat menjadi tempat pembuangan sampah warga menjadi di objek wisata. Obyek wisata viral ini saat ini sudah mampu yang menghasilkan ratusan juta rupiah perbulannya.

Lahan bekas tambang ini sudah ada sejak zaman Belanda. Batu-batu hasil tambangnya digunakan untuk membuat jalan raya Daendels dari Anyer sampai Panarukan. Sebenarnya lahan ini adalah lahan para leluhur warga desa Sekapuk.

Banyak darah para leluhur mereka yang tumpah di lahan tambang ini. Kerja paksa yang diterapkan oleh penjajah Belanda telah membuat hidup mereka sengsara.

Lahan bekas galian ini sangat tidak subur dan tidak bisa ditanami tanaman apapun yang dapat menghasilkan. Akhirnya tempat ini hanya difungsikan sebagai tempat sampah saja. Tempat ini menjadi sangat kotor dan bau.

Warga desa sekitar pun menjadi warga desa yang miskin karena hampir tidak ada sumber daya yang bisa dimanfaatkan. Namun, hal ini berubah drastis sejak setahun belakangan. Lahan ini telah mampu menghasilkan ratusan juta rupiah bahkan miliaran dalam perbulannya.

Bermodal Tekad dan Keyakinan

Abdul Halim, kepala desa sekapuk yang dilantik sebagai kepala desa baru sejak tahun 2018 lah yang menjadi aktor utama keberhasilan itu. Tempat pembuangan sampah yang kumuh ini dibersihkan dan disulap menjadi tempat wisata yang sangat menarik, kaya wahana dan penuh pesan-pesan moral eksplisit maupun implisit.

kepala desa yang mengubah tempat sampah
Abdul Halim, Kepala Desa Sekapuk

Semua warga dilibatkan dari mulai awal pembangunan sampai pengelolaannya. Pembangunan wisata pertama yaitu waduk buatan menggunakan modal awal simpanan warga. Warga urunan dengan cara menabung tiap bulannya untuk digunakan sebagai modal awal pembangunan.

Pembangunan dilakukan sedikit demi sedikit dan menggunakan tenaga dari penduduk setempat. mereka hanya bermodal tekad dan keyakinan yang terus dikobarkan oleh Abdul Halim sang kepala desa.

Hasilnya sungguh luar biasa tempat sampah ini sekarang sudah menjelma sebagai tempat wisata yang menarik dan indah. Ribuan pengunjung datang tiap harinya. Wabah pandemi covid-19 ternyata tidak membawa pengaruh signifikan pada keinginan wistawan untuk menikmati tempat wisata ini.

Wisata ini diberi nama Wisata Alam Setigi. Setigi merupakan singkatan dari Selo Tirto Giri, yaitu unsur batu, air, dan tempat yang tinggi.

Ada banyak wahana wisata yang bisa kita nikmati. Wisatawan bisa menikmati goa bekas penambangan batu, danau buatan, pahatan batu dengan relief pewayangan, trek ATV, pojok kuliner, sepeda air, dan masih banyak lagi. Ke depan akan semakin banyak lagi wahana yang akan dikembangkan. Bahkan tidak hanya Setigi, saat ini pula sedang dibangun menara masjid dengan lift kaca sebagai salah satu bentuk inovasi baru warga Sekapuk..

Seluruh wisata ini sepenuhnya dikelola oleh Bumdes, artinya seluruh warga desa Sekapuk adalah pemilik aset ini. Hampir tidak ada satupun warga yang tidak terlibat dalam pengelolaan wisata Setigi. Mereka semua terlibat aktif dalam pengelolaan tempat wisata ini. Bersambung……..

Loading...

One comment

  1. Maa Syaa Allah… Babat alas betul seluruh warga desanya.. Luar biasa pendekatan bapak kepala desanya. .salut..

Tinggalkan Balasan