Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial (IPS Kelas 7)

Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial (IPS Kelas 7)

Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial (IPS Kelas 7) – Manusia tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan masyarakat karena manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial. Dalam memenuhi semua kebutuhan hidupnya manusia membutuhkan bantuan manusia lainnya. Sehingga terjadilah hubungan antar orang perorangan maupun kelompok untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Kehidupan bermasyarakat merupakan proses kehidupan bagaimana seseorang dapat bersosialisasi, berinteraksi sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam kelompok masyarakatnya. Namun demikian, proses yang paling dominan adalah proses bagaimana seseorang dapat berinteraksi dalam kelompok masyarakatnya untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Dengan demikian memahami apa itu Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial menjadi sangat penting.

Pengertian dan Syarat Interaksi Sosial

Kehidupan manusia sejak lahir di dunia sampai akhir hayat dikandung badan, terlibat di dalam interaksi sosial. Sangat sulit menemukan manusia yang menyendiri tanpa melakukan interaksi dengan manusia lain.

Pada dasarnya manusia juga selalu ingin berkumpul dengan manusia lain, selalu ingin bertemu, berbicara atau ingin melakukan kegiatan-kegiatan lain dengan manusia. Manusia disebut makhluk sosial, karena ia memiliki gregariuosness yaitu suatu naluri untuk selalu hidup dengan orang lain.

Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang perorangan, antara kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia. Dalam interaksi sosial, hubungan yang terjadi harus dilakukan secara timbal balik oleh kedua belah pihak. Artinya kedua belah pihak harus saling merespons.

Proses interaksi sosial akan terjadi apabila di antara pihak yang berinteraksi melakukan kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial dan komunikasi sosial merupakan syarat terjadinya interaksi sosial.

Berlangsungnya suatu proses interaksi sosial didasarkan pada beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.

  1. Faktor imitasi merupakan proses seseorang mencontoh orang lain atau kelompok.
  2. Faktor sugesti merupakan pengaruh yang dapat menggerakkan hati orang.
  3. Faktor identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain.
  4. Faktor simpati merupakan kemampuan untuk merasakan diri seolah-olah dalam keadaan orang lain dan ikut merasakan apa yang dilakukan, dialami, atau diderita orang lain.

Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri, secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung.

Tidak semua tindakan manusia merupakan interaksi sosial. Suatu tindakan manusia dikatakan sebagai interaksi sosial apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Jumlah pelakunya lebih dari seorang, biasanya dua atau lebih.
  2. Berlangsung secara timbal-balik.
  3. Adanya komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-simbol yang disepakati.
  4. Adanya suatu tujuan tertentu.

Berlangsungnya interaksi sosial di dalam masyarakat dan lembaga sosial terdapat aturan yang mengatur perilaku manusia dalam berinteraksi. Ada tiga jenis aturan, yaitu aturan mengenai ruang, mengenai waktu, dan mengenai gerak dan sikap tubuh.

  • Aturan mengenai ruang, di mana terjadinya interaksi sosial tersebut. Misalnya, interaksi yang terjadi di rumah antara orang tua dengan anak, anak dengan anak, suami dengan istri.
  • Aturan mengenai waktu, aturan mengenai kapan interaksi sosial itu terjadi. Misalnya, interaksi sosial dulu dan sekarang.
  • Aturan mengenai gerak dan sikap tubuh, dalam interaksi sosial orang lain membaca perilaku kita, selain kata-kata kita, karena dalam interaksi tidak hanya memperhatikan apa yang dikatakan orang lain tetapi juga apa yang dilakukannya.

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Interaksi sosial dapat terjadi di mana pun dan kapan pun, serta dilakukan oleh siapa pun tanpa mengenal usia, status sosial, dan pendidikan. Manusia berinteraksi sosial dalam bentuk yang beraneka ragam. Ada beberapa bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat, yaitu sebagai berikut :

Proses-Proses Interaksi Sosial yang Asosiatif

Proses ini terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang melakukan interaksi sosial yang mengarah kepada kesatuan pandangan. Proses ini terdiri atas tiga bentuk yaitu kerja sama, akomodasi, dan asimilasi.

1). Kerja sama

Kerja sama yang dimaksudkan adalah sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama ini dalam masyarakat Indonesia dikenal dengan istilah gotong royong. Gotong royong pada dasarnya mencerminkan suatu interaksi sosial di masyarakat Indonesia dalam wujud kerja sama.

2). Akomodasi

Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Akomodasi adalah suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Akomodasi memiliki beberapa bentuk yaitu koersi, kompromi, arbitrasi, mediasi, konsiliasi, toleransi, stalemate, dan ajudikasi.

3). Asimilasi

Asimilasi adalah cara-cara bersikap dan bertingkah laku dalam menghadapi perbedaan untuk mencapai kesatuan dalam pikiran dan tindakan. Proses asimilasi dapat dengan mudah terjadi melalui beberapa cara, antara lain dengan sikap toleransi, sikap saling menghargai orang lain dan kebudayaannya, persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan, serta perkawinan campuran.

Proses-Proses Interaksi Sosial yang Disosiatif

Proses Disosiatif adalah proses interaksi sosial yang terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang melakukan interaksi sosial yang mengarah pada konflik dan merenggangkan solidaritas kelompok. Proses ini terdiri atas tiga bentuk yaitu kompetisi, kontravensi, dan pertentangan.

1). Kompetisi (Persaingan)

Kompetisi adalah suatu proses individu atau kelompok yang bersaing untuk mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan tertentu. Di dalam persaingan ini ada dua jenis, yaitu persaingan yang bersifat pribadi dan persaingan kelompok.

2). Kontravensi

Kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu. Kontravensi ini ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau keraguan terhadap kepribadian seseorang.

3). Pertentangan (Konflik)

Pertentangan (konflik) adalah suatu proses di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan. Konflik terjadi jika dua pihak berusaha saling menggagalkan tujuan masing-masing.

Pertentangan (konflik) disebabkan oleh antara lain perbedaan antara individu-individu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial. Bentuk-bentuk pertentangan atau konflik yang terjadi di masyarakat seperti konflik pribadi, konflik sosial, konflik antarkelas-kelas sosial, konflik politik, dan konflik internasional.

Video Pembelajaran Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial (IPS Kelas 7)

Berikut ini adalah Video Pembelajaran Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial IPS untuk siswa SMP Kelas 7.

Soal Asesmen Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial (IPS Kelas 7)

Setelah belajar, silakan kerjakan latihan soal online berikut ini.

https://quizizz.com/join/quiz/5a17e687a7fa7311009540f3/start

Soal Asesmen Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial (IPS Kelas 7)

Demikianlah modul BDR online Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial (IPS Kelas 7) yang bisa kami sajikan. Semoga bermanfaat (maglearning.id).

Loading...