Unsur Unsur Efektif ‘Mengabaikan’ Perilaku Negatif Pada Anak – Mengamuk, rewel, mengeluh, merengek, menangis, dan menjerit-jerit adalah beberapa di antara perilaku anak yang tidak disukai orang tua. Salah satu hal yang dapat menyebabkan anak berperilaku seperti itu adalah apabila ia menginginkan sesuatu tetapi tidak dikabulkan orang tua.
Contoh kasus, anak menginginkan permen atau es tetapi orang tua tidak membelikannya karena ia baru saja sembuh dari sakit. Pada situasi seperti itulah biasanya anak akan berperilaku negatif (menangis dan mengamuk). Menyikapi hal demikian, janganlah orang tua cepat merasa jengkel dan marah kepadanya. Cobalah untuk ’mengabaikan’ perilaku negatifnya tersebut.
Biasanya, anak yang sedang menangis atau mengamuk perlahan akan berhenti apabila ’diabaikan’. Seperti halnya yang sering terjadi pada seseorang yang sedang menunggu taxi di malam hari. Ia akan melakukan sesuatu apabila dalam waktu yang lama taxi tidak kunjung tiba. Orang itu tentu tidak akan terus menerus berdiri di situ dan menunggu. Setidaknya ia akan mengalihkan pikirannya untuk mencoba cara lain. Misalnya berjalan kaki atau menelepon minta tolong teman untuk menjemputnya. Begitu pun proses ’pengabaian’ pada perilaku anak.
Unsur unsur Efektif Mengabaikan Perilaku Negatif
Supaya metode mengabaikan efektif untuk mengurangi perilaku anak yang tidak disukai orang tua, pastikan orang tua menggunakan unsur unsur efektif mengabaikan perilaku negatif atau tantrum seorang anak. Di antaranya adalah dengan tidak melakukan kontak mata dengan anak sebagai tanda bahwa orang tua tidak menanggapi perilakunya, berpalinglah untuk menunjukkan bahwa orang tua tidak tertarik pada perilakunya, pusatkanlah perhatian pada hal lain, raut wajah netral (tidak ada tanda kemarahan), tidak mengeluarkan suara (tanpa desah kejengkelan), tetap tenang tanpa emosi, abaikan seketika, namun apabila anak telah berhenti dari perilaku yang orang tua tidak sukai maka segeralah berikan pujian kepadanya.
Alasan dan Tips Pengabaian Perilaku Negatif Efektif
Bersikap seakan-akan tidak menghiraukan atau mengabaikan anak yang berperilaku negatif atau tantrum misalnya, sering kali merupakan pilihan yang kontroversial dalam pengasuhan anak. Bagi sebagian orang, tindakan ini dapat terlihat sebagai taktik yang tidak peduli atau dingin terhadap anak, namun, ada situasi tertentu di mana ini bisa menjadi pilihan yang baik. kita akan membahas berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan ketika memutuskan apakah bersikap seakan-akan tidak menghiraukan anak yang tantrum merupakan tindakan yang tepat.
Sebelum membahas mengapa bersikap seakan-akan tidak menghiraukan anak yang berperilaku negatif atau tantrum bisa menjadi pilihan yang baik, kita perlu memahami apa itu tantrum dan mengapa anak mungkin menunjukkan perilaku ini. Tantrum adalah respons emosional yang ekstrem yang sering kali terjadi pada anak-anak ketika mereka merasa frustrasi, marah, atau kesal.
Anak-anak belum memiliki keterampilan untuk mengatasi emosi mereka dengan cara yang lebih dewasa, sehingga tantrum adalah cara mereka untuk mengungkapkan perasaan mereka. Beberapa alasan umum tantrum termasuk rasa lelah, lapar, frustasi, atau ketidaknyamanan fisik. Ketika kita memahami alasan di balik tantrum, kita dapat lebih baik memahami mengapa bersikap seakan-akan tidak menghiraukan anak bisa menjadi pilihan yang baik.
Salah satu alasan utama mengapa bersikap seakan-akan tidak menghiraukan anak yang tantrum bisa menjadi pilihan yang baik adalah karena ini dapat membantu menghindari pemberian perhatian negatif yang memperkuat perilaku tersebut. Anak-anak seringkali mencari perhatian orang dewasa, baik itu positif atau negatif. Ketika anak tantrum, mereka mungkin mencari perhatian dari orang tua atau pengasuh mereka.
Jika kita merespons dengan memberikan perhatian yang negatif, seperti marah atau frustasi, kita sebenarnya memperkuat perilaku tantrum tersebut. Anak belajar bahwa tantrum adalah cara yang efektif untuk mendapatkan perhatian dari orang dewasa. Dalam hal ini, bersikap seakan-akan tidak menghiraukan anak bisa menjadi pilihan yang baik karena ini mengurangi pemberian perhatian negatif yang memperkuat perilaku tantrum.
Selain itu, bersikap seakan-akan tidak menghiraukan anak yang tantrum juga bisa membantu anak belajar mengatasi emosinya sendiri. Ketika anak merasa marah atau frustrasi, mereka perlu belajar bagaimana mengatasi perasaan tersebut tanpa tergantung pada respons orang dewasa. Dengan tidak memberikan perhatian pada tantrum, kita memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar mengendalikan emosi mereka sendiri. Ini bisa menjadi pengalaman yang berharga dalam perkembangan emosional anak. Dalam jangka panjang, ini bisa membantu anak menjadi lebih mandiri dan mampu mengatasi konflik dengan cara yang lebih sehat.
Selain itu, bersikap seakan-akan tidak menghiraukan anak yang tantrum juga dapat membantu menciptakan batasan yang jelas antara perilaku yang dapat diterima dan perilaku yang tidak dapat diterima. Anak-anak perlu memahami bahwa tantrum bukanlah cara yang efektif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dengan tidak memberikan perhatian pada tantrum, kita mengajarkan anak bahwa perilaku tersebut tidak akan memberikan hasil yang mereka inginkan. Hal ini dapat membantu mengajarkan anak tentang konsep batasan dan cara berkomunikasi dengan cara yang lebih efektif.
Namun, penting untuk diingat bahwa bersikap seakan-akan tidak menghiraukan anak yang tantrum tidak berarti mengabaikan anak sepenuhnya. Sebaliknya, ini berarti memberikan anak ruang untuk mengatasi emosinya sendiri sambil tetap mengawasi mereka dari jarak yang aman. Kita masih perlu memastikan bahwa anak aman dan tidak melukai diri sendiri atau orang lain selama tantrum. Selain itu, setelah anak mereda dan kembali tenang, kita perlu berbicara dengan mereka tentang apa yang terjadi dan mengajari mereka cara yang lebih efektif untuk mengatasi emosi mereka.
Seiring dengan berbagai alasan di atas, bersikap seakan-akan tidak menghiraukan anak yang tantrum juga dapat membantu menjaga ketenangan dan kesejahteraan orang dewasa. Ketika anak tantrum, itu bisa sangat menegangkan dan melelahkan bagi orang tua atau pengasuh. Merespons dengan emosi yang sama atau memberikan perhatian yang negatif hanya akan meningkatkan ketegangan dan stres. Dengan bersikap seakan-akan tidak menghiraukan, kita dapat menjaga ketenangan dan memberi diri kita sendiri waktu untuk merenung sejenak sebelum merespons secara efektif.
Namun, ada beberapa situasi di mana bersikap seakan-akan tidak menghiraukan anak yang tantrum mungkin bukan pilihan yang baik. Misalnya, jika anak menunjukkan tanda-tanda fisik atau emosional yang serius, seperti cidera atau ketakutan yang sangat besar, penting untuk merespons dengan segera. Keselamatan anak selalu menjadi prioritas utama.
Selain itu, setiap anak berbeda, dan apa yang efektif untuk satu anak mungkin tidak efektif untuk yang lain. Beberapa anak mungkin merespon lebih baik terhadap perhatian yang diberikan saat mereka tantrum, sementara yang lain mungkin merespon lebih baik terhadap pendekatan seakan-akan tidak menghiraukan. Penting untuk mengenal anak Anda dan mencari tahu apa yang bekerja terbaik untuk mereka.
Kesimpulannya, apabila orang tua ingin anaknya segera meninggalkan perilaku yang tidak mereka sukai maka cobalah ‘abaikan’ perilaku tersebut dengan melakukan unsur-unsur seperti di atas. Dengan kesabaran dan tindakan orang tua yang konsisten perlahan perilaku anak pun akan berubah. Bila demikian, janganlah orangtua lupa memberikan apresiasi atas perubahan positifnya tersebut. Berikanlah kepadanya pujian, ciuman, ucapan terimakasih karena ia telah kembali menjadi anak baik.
Semoga sedikit bahasan mengenai unsur unsur efektif mengabaikan perilaku negatif pada anak. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi dengan kami di lain kesempatan (maglearning.id).