Tingkat suku bunga adalah harga yang terjadi di pasar uang dan modal. Sebelum lebih jauh membahas apa itu tingkat suku bunga dan apa perannya dalam perekonomian ada baiknya kita melihat kembali bagaimana pasar bekerja.
Pada ekonomi yang mendasarkan pada mekanisme pasar, kuantitas barang dan jasa yang diproduksi oleh produsen ditentukan oleh pasar. Dimama permintaan akan barang atau jasa dipengaruhi konsumen.
Mekanisme pasar berfungsi melalui harga dan perubahannya. Harga mempunyai fungsi alokasi faktor produksi ke arah produksi barang-barang yang lebih disukai oleh masyarakat dari produksi barang yang tidak disukai oleh masyarakat
Walaupun ada perubahan permintaan di pasar, produsen tidak serta merta dengan mudah produksinya. Misalnya petani jangung tidak mudah mengubah produksi dari jagung ke kedelai. Oleh karena itu produsen jagung akan meminta harga yang lebih tinggi apabila konsumen lebih mengiginkan kedelai. Kenaikan harga ini dapat pula dipandang sebagai ongkos ganti penggunaan faktor produksi dari produksi jagung ke kedelai.
Lalu, apa kaitannya dengan tingkat bunga?, lalu apa peran tingkat bunga?. Seperti halnya harga jagung dan kedelai di atas tingkat suku bunga adalah harga yang terjadi di pasar uang dan modal. Jadi tingkat bunga juga mempunyai fungsi alokatif dalam perekonomian, khususnya dalam penggunaan uang atau modal.
Fungsi Tingkat Suku Bunga dalam Perekonomian
Dua masalah pokok yang harus dipecahkan oleh setiap sistem ekonomi adalah;
- Berapa banyak faktor produksi yang harus digunakan untuk menghasilkan beberapa barang yang berbeda pada waktu/saat yang bersamaan. Misalnya kayu jati gelondongan dapat dibuat kayu balok, meja, almari, atau kursi. Pada sistem ekonomi pasar, alokasi penggunaan kayu gelondongan tersebut ditentukan oleh harga meja, kursi atau kayu balok.
- Masalah alokasi penggunaan faktor produksi untuk menghasilkan barang yang akan digunakan sekarang atau di kemudian hari. Fungsi yang kedua inilah yang antara lain dilakukan oleh tingkat bunga. Yakni alokasi faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dipakai sekarang dan di kemudian hari.
Setiap masyarakat mempunyai kecenderungan untuk melakukan alokasi faktor produksi untuk penggunaan sekarang dan nanti. Hanya saja metodenya yang berbeda antara satu negara dengan negara lain.
Ada yang mendasarkan alokasi ini pada tradisi (terutama untuk masyarakat yang belum maju), yakni dengan menyisihkan sebagian dari hasil yang diperoleh sekarang untuk penggunaan di waktu yang akan datang. Tetapi dalam sistem ekonomi pasar, alokasi antara sekarang dan nanti adalah hasil interaksi keputusan masing-masing individu.
Kurva Kesempatan Investasi
Kurva Kesempatan Investasi (The Investment – Opportunity Curve) adalah konsep untuk menjelaskan masalah alokasi antar waktu. Guna memudahkan memahami konsep ini, maka akan disampaikan alam bentuk contoh.
Misalkan suatu masyarakat yang hidup disekitar hutan jati, dan hanya ada satu jenis barang yag dihasilkan yaitu kayu balok gergajian. Apabila masyarakat tersebut semakin banyak menebang kayu jati di hutan tahun ini, maka makin sedikit kayu jati yang akan bisa ditebang di tahun yang akan datang.
Banyaknya kayu balok gergajian yang dihasilkan sekarang dengan tahun yang akan datang tidak satu banding satu. Artinya kalau tahun ini menghasilkan 10 kayu balok gergajian lebih banyak, tidak berarti tahun depan produksi kayu balok gergajian turun dengan 10 buah.
Masalah yang dihadapai oleh masyarakat tersebut adalah penentuan jumlah pohon yang ditebang tahun ini dan tahun depan. Dengan kata lain, masyarakat tersebut perlu menyelesaikan masalah alokasi antara jumlah produksi tahun ini dengan tahun depan.
Masalah alokasi tersebut dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut :

- Jika masyarakat menebang semua pohon dan digergaji tahun ini, maka tahun depan mereka tidak dapat menghasilkan kayu gergajian, yaitu pilihan pada titik A.
- Jika pilihan jatuh pada titik B, maka tahun ini tidak memproduksi sama sekali, dan berarti semua pohon bisa ditebang tahun depan.
- Pada pilihan titik C adalah sebagian ditebang tahun ini dan sebagian lagi tahun depan.
- Bentuk kurva cembung dari titik nol, berarti berlaku anggapan bahwa hubungan turunnya produksi sekarang dengan naiknya produksi tahun depan tidak satu banding satu.
Berdasarkan kurva di atas dapat disimpulkan, bahwa dengan tidak menebang pohon pada tahun ini (menabung) berarti melakukan investasi pohon untuk produksi tahun depan.
Pilihan Waktu
Terdapat beberapa cara untuk memecahkan masalah pilihan waktu ini, yaitu melalui tradisi, keputusan pemerintah, dan pilihan individu. Yang dimaksud dengan cara tradisi adalah masyakat melakukan pilihan atas dasar apa yang dipakai nenek moyangnya, tanpa adanya perubahan dan selalu berulang begitu seterusnya.
Dengan cara ini masyarakat akan memilih misalnya pada titik C, menebang secukupnya tahun ini guna memperoleh kayu gergajian sebanyak 10 buah tahun depan. Cara ini terus dipertahankan dari tahun ke tahun tanpa perubahan.
Pilihan yang didasarkan atas pilihan pemerintah secara sederhana dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut. Seandainya pemerintah dapat diibaratkan sebagai seorang raja yang dapat menentukan berapa kayu gergajian yang dihasilkan tahun ini dan berapa tahun depan yang berlaku bagi sekelompok masyarakat.
Bagaimana caranya si raja ini menentukan jumlah tersebut? Guna menjawab pertanyaan ini diperlukan suatu konsep apa yang disebut ”kurva indifference pilihan waktu” dari si raja tersebut (persis sama dengan kurva indifference konsumen). Perhatikan seperti gambar berikut ini.

Kurva indifference mempunyai bentuk cembung ke titik nol, jadi kurva indifference (indifference curve IC) yang lebih tinggi, misalnya titik D, akan lebih disukai daripada di bawah kurva (titik A, B dan C). Keputusan pilihan waktu akan didasarkan pada prinsip kepuasan tertinggi dengan mengingat keterbatasan alat pemuas.
Secara grafik dapat ditunjukkan dengan titik singgung antara kurva IC dengan kurva berbagai kesempatan investasi (titik E pada gambar berikut).

- Setiap individu memuliki IC sendiri. Sekelompok individu (konsumen) mungkin mau menunda sebagian penggunaan barang sekarang untuk memperoleh barang lebih banyak di kemudian hari. Sebaliknya kelompok lain (produsen) karena mengharapkan dapat melakukan investasi dari penundaan penggunaan barang sekarang yang jumlahnya lebih sedikit (10 buah kayu).
- Dari dua kelompok individu ini karena pilihan mereka tidak sama, bahkan berbalikan maka timbullah semacam pasar (pinjam-meminjam). Dari contoh di atas, maka kelompok konsumen akan bersedia mengorbankan penggunaan barang sekarang, sedang kelompok pengusaha justru mau menggunakan penggunaan barang sekarang dan bersedia mengganti dengan jumlah lebih banyak di kemudian hari. Dari proses ini lahirlah nilai tukar/harga, yang dalam hal ini dapat disebut sebagai tingkat bunga.
Nilai tukar atau tingkat suku bunga dapat digambarkan dalam gambar di bawah ini:

- Garis lurus miring dari kiri atas ke kanan bawah menggambarkan tingkat bunga, yakni perbandingan/nilai tukar antara jumlah barang yang dapat dipakai sekarang dengan yang dapat dipakai di kemudian hari.
- Misal 10 buah kayu yang bisa dipakai tahun ini dapat ditukar dengan 11 buah kayu tahun depan. Nilai tukar, yang juga menggambarkan tingkat bunga, besarnya ditentukan oleh lereng garis tersebut.
- Makin datar berarti makin banyak barang tahun depan yang bisa diperoleh dengan sejumlah tertentu barang tahun ini, jadi tingkat bunganya makin tinggi.
- Sebaliknya makin tegak lurus garis, berarti makin rendah/kecil tingkat bunganya.
- Gerakan ke bawah sepanjang garis itu menunjukkan adanya tindakan memberi pinjaman. Sebaliknya gerakan ke atas menunjukkan adanya tindakan meminjam, karena menukarkan penggunaan barang kemudian hari yang jumlahnya lebih banyak dengan penggunaan barang sekarang yang jumlahnya lebih sedikit.
Melalui alat analisa di atas, maka masalah alokasi waktu bagi individu dapat dipecahkan. Pada prinsip persaingan setiap individu, memiliki kurva kesempatan investasi dan kurva indifference serta adanya transaksi pinjam-meminjam. Berdasarkan anggapan tersebut, pemecahan masalah alokasi dapat dijelaskan dengan menggunakan contoh sebagai berikut.

- Tanpa adanya pinjam meminjam, individu X akan memilih titik B, karena untuk kurva kesempatan investasi tertentu, dia sudah dapat kepuasan yang maksimum.
- Adanya mekanisme ”pinjam-meminjam”, X dapat memilih produksi pada titik A dan meminjamkan kelebihan produksinya (jarak A dan B) pada tingkat bunga yang berlaku di pasar. Di kemudian hari X dapat menggunakan kayu gergajian yang lebih banyak pada titik C. Posisi C, X lebih baik, karena berada pada IC yang lebih tinggi.
- Tanpa adanya transaksi pinjam meminjam, Y akan berada pada titik D dengan penggunaan barang di kemudian hari dalam jumlah yang lebih sedikit dari pada sekarang. Dengan adanya transaksi individu, Y akan berproduksi pada titik A dan akan meminjam. Dengan meminjam ini posisinya akan lebih baik yang ditunjukkan pada titik E, yang berada pada kurva IC lebih tinggi.
Bagaimana diketahui bahwa jumlah yang dipinjamkan oleh X sama dengan jumlah yang dipinjam oleh Y ? Harga/tingkat bunga yang menjamin kesamaan tersebut. Tingkat bunga akan naik apabila Y ingin pinjam lebih banyak dan sebaliknya, apabila keinginan pinjam menurun tingkat bunga juga akan turun, dan dari sini dapat diketahui bahwa tingkat suku bunga adalah pemecah masalah alokasi antara sekarang dan nanti.
Media Interaktif Belajar Ekonomi Moneter
Silakan gunakan salah satu platform media interaktif Ekonomi Moneter yang sudah saya sediakan di bawah ini. Ada yang berbasis HTML dan berbasis Google presentation. Bila Anda ingin menggunakan dalam versi Android juga sudah saya sediakan unduhan file APK-nya di bagian bawah tulisan ini.
EkoMon Versi Web:

Bila sulit dibuka silakan gunakan Yang INI.
EkoMon Versi Android:
