Ketimpangan Sosial dan Kebijakan Publik

KETIMPANGAN SOSIAL DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Ketimpangan Sosial dan Kebijakan Publik – Indonesia memiliki jumlah penduduk yang tidak sedikit jumlahnya. Hal ini dikarenakan Indonesia terdiri atas pulau-pulau dan beragam suku dan budayanya. Jumlah penduduk yang banyak ini tentunya menimbulkan banyak masalah.

Hal-hal simpel yang seperti itulah, yang memicu timbulnya ketimpangan sosial di dalam kehidupan masyarakat. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi dalam ketimpangan sosial. Adapun dampak-dampak yang ditimbulkan dari ketimpangan sosial, baik secara positif maupun negatif. Agar dampak yang ditimbulkan positif pemerintah mempunyai upaya-upaya mengatasinya seperti mobilitas penduduk dan lain-lain. Tidak hanya pemerintah saja yang bergerak tetapi masyarakat juga harus ikut berpartisipasi agar tujuan tersebut tercapai.

Konsep Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial adalah kesenjangan atau ketidaksamaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Konsep ketimpangan sosial ini sangat penting untuk kebijakan publik.

Adapun konsep ketimpangan sosial menurut para ahli, antara lain:

  1. Andrinof A. Chaniago. Ketimpangan adalah buah dari pembangunan yang hanya berfokus pada aspek ekonomi dan   melupakan aspek sosial.
  2. Budi Winarno. Ketimpangan merupakan akibat dari kegagalan   pembangunan di era globalisasi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikis warga masyarakat.
  3. Jonathan Haughton & Shahidur R. Khandker. Ketimpangan sosial adalah bentuk-bentuk ketidakadilan yang terjadi dalam proses pembangunan.
  4. Roichatul Aswidah. Ketimpangan sosial sering dipandang sebagai dampak residual dari proses pertumbuhan ekonomi.

Dari konsep-konsep di atas dapat disimpulkan bahwa ketimpangan sosial adalah suatu ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat  dalam status dan kedudukan. Konsep ketimpangan sosial ini sangat penting dalam menentukan kebijakan sosial yang diambil oleh pemerintah.

Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial dalam masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor, antara lain:

1. Kondisi Demografis

Demografiadalah ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kondisi demografis antara masyarakat satu     dengan yang lain memiliki perbedaan.

Perbedaan antara masyarakat satu dengan yang lain tersebut berkaitan dengan:

  1. Jumlah penduduk
  2. Komposisi Penduduk
  3. Persebaran penduduk

2. Kondisi Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan untuk semua orang. Pendidikan merupakan sosial elevator, yaitu saluran mobilitas sosial vertikal yang efektif. Pendidikan merupakan kunci pembangunan, terutama pembangunan sumber daya manusia

Ada perbedaan mencolok dalam 2 situasi ini:

  1. Anak-anak yang berada di daerah terpencil memiliki semangat belajar tinggi meskipun fasilitas kurang
  2. Anak yang tinggal di kota dengan fasilitas pendidikan yang mencukupi, sebagian besar terpengaruh oleh lingkungan sosial yang kurang baik sehingga semangat belajar kurang

Perbedaan ini menyebabkan ketimpangan sosial. Ketidakadilan tersebut dapat dilihat dari fasilitas, kualitas tenaga kerja, mutu pendidikan, dan sebagainya.

3. Kondisi Kesehatan

Ketimpangan sosial dapat disebabkan oleh fasilitas kesehatan yang tidak merata di setiap daerah, jangkauan kesehatan kurang luas, pelayanan kesehatan yang kurang memadai, dan sebagainya.

Hal ini menyebabkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan di masyarakat yang satu berbeda dengan masyarakat yang lain, sehingga bisa  mengakibatkan ketimpangan.

4. Kondisi Ekonomi

Faktor ekonomi sering dianggap sebagai penyebab utama munculnya ketimpangan sosial. Ketimpangan ini timbul karena pembangunan ekonomi yang tidak merata. Ketidakmerataan pembangunan ini disebabkan karena perbedaan antara wilayah yang satu dengan yang lainnya. Terlihat dari adanya wilayah yang maju dan wilayah yang tertinggal. Munculnya ketimpangan yang dilihat dari faktor ekonomi terjadi karena adanya perbedaan dalam kepemilikan sumber daya dan faktor produksi.

Daerah yang memiliki sumber daya dan faktor produksi, terutama yang memiliki barang modal (capital stock) akan memperoleh pendapatan yang  lebih banyak dibandingkan dengan daerah yang memiliki sedikit sumber daya.

Masalah Ketimpangan Sosial Di Masyarakat

Diskriminasi

Diskriminasi (discrimination), artinya sikap atau tindakan yang membeda-bedakan. Diskriminasi cenderung memiliki arti negatif, karena hanya menguntungkan satu pihak, namun merugikan pihak lain. Hal ini dikarenakan tindakan tersebut dinilai tidak adil.

Faktor penyebab munculnya diskriminasi:

  1. Adanya persaingan yang semakin ketat dalam berbagai kehidupan
  2. Adanya tekanan dan intimidasi yang dilakukan oleh kelompok dominan terhadap kelompok yang lebih lemah
  3. Ketidakberdayaan golongan miskin dan intimidasi yang membuat terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.

Bentuk-bentuk diskriminasi:

a. Diskriminasi Ras

Diskriminasi ras adalah membedakan berdasarkan asal bangsa yang menganggap bahwa ras yang satu lebih hebat daripada ras yang lain.

Contoh: Politik Apartheid (di Afrika Selatan): pembedaan berdasarkan warna  kulit. Golongan kulit putih menduduki lapisan sosial lebih tinggi daripada kulit hitam. Saat ini politik apartheid sudah dihapuskan. Salah satu pejuang kesetaraan ras di Afrika Selatan adalah Nelson Mandela

b. Diskriminasi Agama

  Diskriminasi agama berarti mendevaluasi seseorang atau kelompok tertentu karena agama mereka, atau memperlakukan orang berbeda karena apa yang mereka percaya atau tidak percaya.

Seseorang dapat mengalami diskriminasi agama, karena mereka adalah :

  1. pengikut agama yang berbeda
  2. pengikut denominasi yang berbeda dalam agama tertentu
  3. keyakinan agama mereka
  4. praktik-praktik keagamaan mereka
  5. aksi-aksi yang terinspirasi dari ajaran agama
c. Diskriminasi Gender

Gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku atau perilaku yang diharapkan oleh masyarakat sesuai dengan jenis kelamin tertentu

Hilary M. Lips dalam bukunya yang berjudul Seks and Gender menjelaskan bahwa gender adalah sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan

Misalnya: perempuan dikenal dengan lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan, sedangkan laki-laki dianggap kuat, perkasa, jantan, rasional

Diskriminasi Gender adalah pembedaan sikap dan perlakuan terhadap seseorang berdasarkan jenis kelamin. Dulu kaum perempuan dianggap memiliki kedudukan lebih rendah dibanding laki-laki.

Perempuan tidak mendapatkan hak yang sama seperti laki-laki, misalnya pendidikan, mengambil  keputusan, memiliki peran sosial di masyarakat.

Alasan sebagian masyarakat lebih mengutamakan   memiliki anak laki-laki dibandingkan anak perempuan:

  1. Alasan tenaga kerja laki-laki dianggap lebih kuat dibandingkan wanita.
  2. Meneruskan keturunan (warisan dan nama keluarga).
  3. Menjaga anak perempuan lebih susah dibandingkan anak laki-laki.

Disharmoni Kehidupan Beragama

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang memiliki keragaman suku, agama,   tradisi, norma dan budaya.  Keberagaman tersebut memicu terjadinya disharmonisasi.

Disharmoni dalam kehidupan beragama juga dapat disebabkan oleh 3 faktor yaitu  faktor internal, faktor eksternal, dan faktor relasi

Sekjen Departemen Agama, Bahrul Hayat Ph.D menyatakan bahwa, sebagian besar pemicu disharmonisasi kerukunan umat beragama di Indonesia pasca kemerdekaan disebabkan oleh faktor eksternal agama seperti ketimpangan sosial dan ekonomi.

Dari faktor internal, disharmonisasi dipengaruhi oleh sifat fanatisme yang berlebihan, sehingga mengakibatkan memudarnya sikap toleransi di masyarakat.

Seringkali pemahaman agama yang tidak tepat tidak hanya menimbulkan masalah, juga menjadi pemicu disharmonisasi kerukunan umat beragama. Apalagi pada setiap agama juga terdapat gerakan  liberalisasi dan radikalisasi.

Dari faktor relasi, misalnya tentang penyiaran agama. Karena setiap agama memiliki konsep yang berbeda dalam masalah ini, maka perlu diatur bagaimana lalu lintasnya, agar tercipta hubungan  yang harmoni.

Kehidupan umat beragama yang harmonis dapat dicapai apabila masing-masing memiliki misi dan tujuan yang sama, antara lain menjaga keamanan  dan ketertiban.

Etnosentrisme

Etnosentrisme adalah sikap menilai unsur-unsur kebudayaan lain dengan menggunakan tolok ukur kebudayaan sendiri.

Etnosentrisme dapat diartikan pula sebagai sikap  yang menganggap cara hidup suku bangsanya merupakan cara hidup yang paling baik. Ketika suku bangsa yang satu menganggap suku  bangsa yang lain lebih rendah maka sikap demikian akan menimbulkan konflik.

Konflik tersebut, misalnya kasus SARA, yaitu pertentangan yang didasari oleh suku, agama, ras, dan antar golongan. Etnosentrisme dapat menghambat hubungan antar-kebudayaan, sehingga menghambat proses asimilasi dan integrasi.

Dampak Ketimpangan Sosial Di Masyarakat

Ketimpangan sosial dapat memiliki dampak positif maupun negatif.

Dampak positif ketimpangan sosial:

  1. Mendorong wilayah lain yang kurang maju untuk dapat bersaing
  2. Meningkatkan pertumbuhan untuk kesejahteraan rakyat.

Dampak negatif ketimpangan sosial:

  1. Menimbulkan kecemburuan sosial
  2. Adanya pembatasan hubungan sosial karena  kedudukan seseorang dalam masyarakat
  3. Melemahkan stabilitas sosial dan solidaritas
  4. Adanya ketidakadilan dalam masyarakat.

Upaya Mengatasi Ketimpangan Sosial Di Masyarakat

  1. Peningkatan Kualitas Penduduk
  2. Memperbaiki kualitas pendidikan
  3. Meningkatkan fasilitas kesehatan, baik tenaga medis maupun peningkatan pelayanan kesehatan
  4. Melakukan pemberdayaan kelompok masyarakat, misalnya dengan memberikan penyuluhan atau pengarahan pada masyarakat
  5. Mobilitas Geografis

Mobilitas geografis adalah perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain. Pemerintah mengadakan program tersebut dengan tujuan: mengendalikan jumlah penduduk di suatu daerah. Adanya pemerataan penduduk juga harus diikuti dengan pembangunan.

  • Menciptakan peluang kerja

Indonesia merupakan negara berkembang    dengan memiliki kepadatan penduduk yang  tinggi. Jumlah penduduk yang besar tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan akan menimbul- kan pengangguran. Untuk itu pemerintah dan masyarakat dapat menciptakan peluang kerja bagi mereka.

Upaya untuk mengatasi ketimpangan sosial, seharusnya dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Yaitu dengan beberapa hal sebagai berikut :

  1. Mematuhi perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya (takwa)
  2. Belajar dan membiasakan diri mencintai sesam manusia
  3. Menanamkan kesadaran dan rasa cinta kepada tanah air, bangsa dan Negara
  4. Melatih dan membiasakan diri hidup, bergaul dan bersikap adil dan berjiwa sosial

Selain upaya tersebut, pemerintah juga mempunyai kebijakan untuk mengatasi ketimpangan sosial yang tertuang dalam Undang-undang Dasar, seperti :

  1. UUD 1945 Pasal 33
    1. Ayat 1: perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan
    2. Ayat 2: Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
  2. UUD 1945 Pasal 34
    1. Ayat 1   : Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.
    2. Ayat 2   : Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
  3. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
    1. Ayat 2   : Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin.
    2. Ayat 11 : Setiap orang berhak atas pemenuhan kebutuhan dasarnya untuk tumbuh dan berkembang secara layak.

Sementara itu menurut Bank Dunia upaya-upaya untuk mengatasi ketimpangan sosial adalah

  1. Investasi pada jaring pengaman untuk melindungi warga rentan
  2. Menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak dan lebih baik untuk warga miskin
  3. Menciptakan kondisi ekonomi yang tahan terhadap krisis dan lonjakan harga
  4. Memungut pajak dengan benar dan memastikan belanja pemerintah lebih berpihak pada orang miskin
  5. Merancang program jaminan sosial yang bias menurunkan tingkat ketimpangan sosial yang ada

Kesimpulan

Ketimpangan sosial diartikan sebagai suatu ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat dalam status dan kedudukan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan sosial adalah kondisi demografis, kondisi pendidikan, kondisi kesehatan dan kondisi ekonomi. Adapun upaya-upaya untuk mengatasi ketimpangan sosial yaitu peningkatan kualitas penduduk, mobilitas geografis, dan menciptakan peluang kerja (maglearning.id).

Loading...

Tinggalkan Balasan