Cara Membuat Jurnal Koreksi – Jurnal koreksi diperlukan untuk memperbaiki kesalahan pencatatan transaksi (baik yang diketahui di periode yang sama maupun yang berbeda). sesederhana itu teorinya. Pada kenyataannya, tidak sedikit teman-teman di bagian akuntansi tidak yakin (lalu menjadi tidak cukup percaya diri) dalam melakukan koreksi, takut salah. Tetapi, bisa saya maklumi.
Penggunaan istilah jurnal koreksi (pembetulan) sering ditukar atau dicampur-adukan dengan jurnal penyesuaian. Padahal sudah jelas, secara harfiah yang namanya koreksi ya untuk memperbaiki kesalahan. Sedangkan jurnal penyesuaian diperlukan hanya untuk menyesuaikan pencatatan akibat penggunaan metode akrual, pengalokasian beban secara gradual, atau akibat adanya perubahan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan (misal: perubahan estimasi atau metode penghitungan). Bukan untuk melakukan koreksi terhadap kesalahan pencatatan!
Tidak sedikit teman-teman pegawai accounting (terutama pemula) yang dibikin bingung oleh kedua istilah ini. Penggunaannya menjadi simpang siur—parahnya kesimpangsiuran ini mengakibatkan sulitnya memahami cara memperbaiki kesalahan pencatatan (jurnal) atau
Lupakan kesimpangsiuran itu. Di seri ini saya akan khusus membahas jurnal koreksi untuk memperbaiki kesalahan pencatatan. Sedangkan jurnal penyesuaian akan saya bahas dalam seri khusus di kesempatan lain.
Pada dasarnya, semua jenis kesalahan—jika memungkinkan, seharusnya dikoreksi. Namun ada beberapa kondisi yang membuat tidak semua kesalahan memerlukan jurnal koreksi—karena akan betul dengan sendirinya di periode (bulan/tahun) berikutnya. Kesalahan seperti apa yang membutuhkan jurnal koreksi/pembetulan dan kesalahan seperti apa yang tidak? Bagaimana membuat jurnal koreksi?
Cara Membuat Jurnal Koreksi di Periode yang Sama
Kesalahan pencatatan bisa saja diketehui di periode yang sama (misal: transaksi periode 2021 kesalahannya diketahui di tahun 2021) atau di periode yang berbeda (transaksi tahun 2021 baru diketahui di tahun 2022).
Kesalahan bisa berupa kesalahan klasifikasi atau kesalahan jumlah (salah hitung atau salah input):
- Kesalahan Klasifikasi– Untuk kesalahan klasifikasi, tinggal dibuatkan jurnal reklasifikasi. Misalnya: PT. MAG menggunakan periode buku tahunan. Tanggal 25 Agustus 2021 diketahui terjadi kesalahan pencatatan atas transaksi tanggal 10 Juli 2021 berupa pembelian mesin senilai Rp 60,000,000 yang dimasukkan ke dalam kelompok ‘Aktiva Tetap Bangunan’. Karena kesalahan diketahui di periode yang sama—dimana penyusutan atas aktiva tetap tersebut belum dicatat, maka yang di reklasifikasi hanya nilai perolehannya, sehingga jurnal reklasifikasinya adalah sbb:
[Debit]. Aktiva Tetap – Mesin = Rp 60,000,000
[Credit]. Aktiva Tetap – Bangunan = Rp 60,000,000
- Kesalahan Jumlah– Misalnya: Pada tanggal 25 Agustus diketahui telah terjadi kesalahan pencatatan atas pembayaran listrik tanggal 15 Agustus 2021 yang sebesar Rp 15,000,000 dimasukkan hanya Rp 1,500,000. Koreksi atas kesalahan jumlah bisa dilakukan dengan cara memasukkan jumlah selisihnya:
[Debit]. Biaya Listrik = Rp 13,500,000
[Credit]. Kas/Utang PLN = Rp 13,500,000
(Rp 15,000,000 – Rp 1,500,000 = Rp 13,500,000)
Kesimpulan: Kesalahan apa pun, di kelompok akun mana pun, jika diketahui di periode yang sama, saya menyarankan sebaiknya langsung dibuatkan jurnal koreksi.
Cara Membuat Jurnal Koreksi di Periode yang Berbeda
Lalu bagaimana jika kesalahan diketahui di periode yang berbeda? Apakah memerlukan jurnal koreksi? Bagaimana menganalisanya? Bagimana membuat jurnal koreksinya?
Jurnal pembetulan (koreksi) untuk kesalahan yang diketahui di periode yang sama sudah saya bahas sebelumnya. Di tulisan ini saya akan bahas jurnal koreksi untuk kesalahan yang diketahui di periode berbeda. Kesalahan pencatatan yang diperiode sebelumnya bisa berpengaruh terhadap:
- Akun-akun Neraca (Akun Permanen) saja; atau
- Akun-akun Laba Rugi (Akun Nominal) saja; atau
- Akun Neraca dan Laba Rugi.
Kesalahan yang Berpengaruh Terhadap Akun Neraca Saja
Untuk kesalahan yang berpengaruh terhadap akun-akun neraca saja (mulai dari kas hingga laba ditahan), semuanya memungkinkan untuk dikoreksi—karena tidak ada istilah tutup buku untuk akun-akun ini. Misalnya:
MAG menggunakan periode tahun buku. Pada tanggal 1 Maret 2022 diketahui telah terjadi kesalahan pencatatan transaksi pelunasan utang pada tanggal 28 Agustus 2021. Pembayaran utang dagang kepada PT. ABC sebesar Rp 25,000,000 tercatat sebagai pencicilan utang bank. Atas kesalahan tersebut harus dibuatkan jurnal koreksi berupa reklasifikasi, jika tidak maka saldo utang bank dan saldo utang kepada PT. ABC akan salah. Berikut adalah jurnal koreksi-nya:
[Debit]. Utang Dagang – PT. ABC = Rp 25,000,000
[Credit]. Utang – Bank XZY = Rp 25,000,000
Kesalahan Yang Berpengaruh Pada Akun Laba Rugi Saja
Untuk kesalahan yang berpengaruh hanya pada akun-akun laba rugi saja, tidak perlu dikoreksi. Ada 2 alasan mengapa tidak perlu dikoreksi:
- Alasan pertama, akun-akun kelompok laba rugi sudah ditutup di akhir periode saat mana kesalahan terjadi—artinya di akhir periode akun-akun tersebut sudah di-nol-kan, sehingga tidak dibawa ke periode berikutnya.
- Alasan kedua, baik laba/rugi maupun saldo akhir neraca di akhir periode saat kesalahan terjadi sudah dalam kondisi benar.
Misalnya: PT. MAG menggunakan periode buku tahunan. Di periode 2021 perusahaan salah melakukan pencatatan; transaksi pembayaran listrik sebesar Rp 15,000,000 terlanjur dicatat sebagai pembayaran telepon.
Andai kesalahan tersebut diketahui di tahun 2021 (periode yang sama), maka perusahaan perlu membuat jurnal koreksi sebagai berikut:
[Debit]. Biaya Listrik = Rp 15,000,000
[Credit]. Biaya Telepon = Rp 15,000,000
Tetapi jika kesalahan tersebut baru diketahui di periode 2022, maka atas kesalahan tersebut TIDAK PERLU dibuatkan jurnal koreksi, dengan pertimbangan:
Memang, untuk periode 2021, pengeluaran telepon diakui Rp 15,000,000 lebih besar dari yang seharusnya, sementara di sisi lainnya pengeluaran listrik kurang diakui sejumlah yang sama. Akan tetapi, itu tidak mempengaruhi saldo akhir kas (di Neraca), juga tidak mempengaruhi laba/rugi bersih di penutupan buku 2021.
Kesalahan Yang Berpengaruh Terhadap Akun Neraca Dan Akun Laba Rugi
Dilihat dari efeknya terhadap buku di tahun berikutnya, ada 2 macam kesalahan di sini:
- Kesalahan yang akan terkoreksi dengan sendirinya setelah dua tahun; dan
- Kesalahan yang akan terkoreksi dengan sendirinya setelah lebih dari dua tahun atau bahkan tidak pernah terkoreksi selamanya—untuk kasus yang sangat khusus.
Tetapi sebagian besar akan terkoreksi dengan sendirinya—meskipun mungkin perlu waktu beberapa periode. Untuk jenis kesalahan yang akan terkoreksi dengan sendirinya:
MAG menggunakan periode tahun buku. Pada tanggal 31 Desember 2021, PT. MAG lupa mengakrualkan upah buruh untuk bulan tersebut yang baru dibayarkan pada tanggal 1 Januari 2022 sebesar Rp 250,000,000. Sehingga jurnal berikut ini BELUM di masukan:
[Debit]. Upah Buruh = Rp 250,000,000
[Credit]. Utang – Upah Buruh = Rp 250,000,000
Akibatnya, tanggal 1 Januari 2022 (pada saat gaji upah dibayarkan—saat mana di sisi lainnya buku periode 2021 telah ditutup) PT. MAG baru membuat jurnal sebagai berikut:
[Debit]. Upah Buruh = 250,000,000
[Credit]. Kas = 250,000,000
Ini adalah bentuk kesalahan, sebab sesungguhnya upah yang dibayarkan pada 1 Januari tersebut adalah upah untuk bulan Desember 2021, artinya itu pengeluaran yang seharusnya dibebankan di 2021.
Dari analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa:
Di Periode 2021: (a) “Biaya” dibebankan terlalu rendah, (b) sehingga pengakuan “Laba” menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya, (c) akibat berikutnya, saat penutupan buku 2021 “Laba Ditahan” pada Neraca menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya, (d) “Utang – Upah Buruh” diakui lebih rendah dari seharusnya.
Di Periode 2022: (a) “Biaya” lebih tinggi dari yang seharusnya, (b) sehingga “Laba” juga menjadi lebih rendah dari yang seharusnya. Apa yang terjadi pada (c) “Utang – Upah buruh”? Dan apa yang terjadi pada (d) “Laba Ditahan”? Ada 2 kemungkinan:
Jika kesalahan tersebut disadari sebelum penutupan buku periode 2022 lalu buku dilihat, maka “Utang – Upah Buruh” dan “Laba Ditahan” akan nampak salah, sehingga PERLU dibuatkan jurnal koreksi, sbb:
[Debit]. Laba Ditahan = Rp 250,000,000
[Credit]. Biaya Upah Buruh = Rp 250,000,000
Tetapi Jika kesalahan tersebut disadari setelah penutupan buku 2022, maka “Utang – Upah Buruh” dan “Laba Ditahan” akan menjadi BETUL dengan sendirinya, sehingga TIDAK PERLU dibuatkan jurnal koreksi. Mengapa menjadi betul?
Ini dia penyebabnya: Laba Ditahan 2021 diakui terlalu tinggi karena Laba diakui terlalu tinggi karena beban upah buruh bulan Desember 2021 lupa diakui. Nah di tahun 2022 upah buruh menjadi terlalu tinggi, sehingga Laba menjadi terlalu rendah dan mengakibatkan Laba Ditahan juga menjadi terlalu rendah. Dengan kata lain, kelebihan dan kekurangan pengakuan diantara kedua tahun ini menjadi saling menutupi, sehingga Laba Ditahan setelah penutupan 2022 telah menjadi betul (terkoreksi) dengan sendirinya. Demikian juga Utang Upah Buruh.
Ada beberapa jenis kesalahan yang juga akan terkoreksi dengan sendirinya di periode berikutnya, diantaranya:
- “Biaya Telepon” yang lupa diakrualkan
- “Biaya Dibayar Di Muka (Prepaid)” yang seharusnya dibebankan secara bertahap (melalui jurnal penyesuaian) tetapi dibebankan sekaligus
- “Pendapatan Bunga” yang lupa diakrualkan
- “Pendapatan Diterima Di Muka (Deposit)” yang seharusnya diakui sebagai pendapatan secara bertahap (melalui jurnal penyesuaian) tetapi diakui sekaligus.
- “Pengunaan Persediaan” yang terlalu rendah/tinggi diakui.
- “Pembelian Persediaan” yang belum diterima, tetapi sudah diakui sebagai penambah barang persediaan.
Seperti sudah saya sampaikan sebelumnya, ada juga jenis kesalahan khusus yang butuh waktu lama (mungkin 5, 7, 10, atau bahkan 30 tahun) untuk terkoreksi dengan sendirinya. Jenis kesalahan ini biasanya transaksi terkait dengan aktiva tetap (baik yang berwujud atau tidak berwujud) antara lain:
Pengeluaran perbaikan bangunan yang harusnya dikapitalisasi tetapi dibebankan Pengeluaran penggantian spare part mesin yang seharusnya dikapitalisasi tetapi dibebankan Kesalahan perhitungan beban penyusutan.
Semua jenis kesalahan ini butuh waktu lama untuk menjadi terkoreksi dengan sendirinya—seiring dengan lamanya waktu penyusutan/amortisasi yang dibutuhkan hingga aktiva tersebut habis umur ekonomisnya atau dijual. Untuk itu HARUS DIBUATKAN JURNAL KOREKSI begitu kesalahan diketahui.
Demikianlah cara membuat jurnal koreksi di periode yang sama maupun berbeda. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi di lain kesempatan (maglearning.id).