Pengertian Pendidikan Keluarga Dalam Islam – Irish (1996) membuat ringkasan penting dari literatur mengenai penelitian tentang pembelajaran dan hubungan yang spesifik dalam keluarga. Pengetahuan utama tentang keluarga menghasilkan gagasan bahwa ada kemungkinan setiap anak menggambarkan kondisi dalam keluarganya. Sebaiknya, kita mengartikan keluarga sebagai unit/kesatuan bukan pada masing-masing individunya. Tetapi, data utama tetap diperoleh dari masing-masing anggota keluarga.
Proses pengenalan diri (self-definition) dimulai dari keluarga. Anak membangun kepribadian dan mempengaruhi keluarganya dengan melukiskan diri mereka sendiri dengan terpisah tetapi tetap menjadi individu yang berinteraksi. Handel berpikir akan sangat membantu untuk mempersatukan pengertian yang mencakup individu dan keluarga. Setiap orang harus didefinisikan posisi mereka dalam proses di keluarga.
Dalam hukum-hukum sejarah yang pasti, masa depan selalu berada ditangan generasi muda, yakni pada anak-anak. Kesadaran untuk mencerdaskan anak tentulah dimiliki oleh setiap orang tua yang bijak. Persoalan dalam pendidikan keluarga adalah bahwa pengorbanan dan kerja keras para orang tua yang mengharapkan anak-anak cerdas ini, sering kali tidak disertai dengan kesadaran dan pengetahuan (know why and know how) yang memadai tentang mencerdaskan anak itu sendiri.
Banyak orang tua yang berpendapat bahwa tugas mencerdaskan anaknya adalah tugas para guru dan intuisi pendidikan, sementara mereka sendiri asyik dengan profesinya.
Kesadaran bahwa tugas utama mencerdaskan anak adalah tugas orang tua, akan memberikan pengaruh yang positif, dalam pembentukan tanggung jawab dan pengondisian lingkungan keluarga untuk mewujudkan anak-anak cerdas. Sebagaimana disabdakan Rasulullah saw, “Setiap bayi yang lahir memiliki fitrah tauhid, orang tualah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. Orang tua yang sadar dengan tanggung jawab pendidikan dan pencerdasan ini akan lebih arif dalam “memilihkan dan menawarkan” perangkat permainan, mengajak ke tempat rekreasi dan pembentukan lingkungan anak yang mendukung proses belajar dan pencerdasan mereka.
Sebagai orang tua, kita tidak saja mampu membantu mengerjakan PR dan menyelesaikan pelajaran lainnya, tetapi juga mengarahkan anak dan menunjukkan jalan hidup yang benar (sirat al-mustaqim), sehingga memperoleh kebahagiaan hidup di dunia ini dan akhirat kelak.
Pengertian Pendidikan Keluarga
Pendidikan keluarga adalah proses transformasi perilaku dan sikap di dalam kelompok atau unit sosial terkecil dalam masyarakat. Sebab keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama dalam menanamkan norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan perilaku yang penting bagi kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
Fungsi pendidikan dalam keluarga tak terlepas dari peranan ayah dan ibu yang memiliki beberapa turunan fungsi yang bersifat kultur (pendidikan budaya) untuk mempertahankan budaya dan adat keluarga, bersifat religi (pendidikan agama) agar kehidupan dalam keluarga berjalan dengan baik, sejahtera, tenteram dan terarah.
Selain itu, bersifat ekonomis (pendidikan ekonomi) sehingga tidak tercipta krisis keuangan keluarga, bersifat sosialisasi (pendidikan sosial) agar menciptakan suasana yang kondusif baik secara internal maupun eksternal, bersifat protektif (pendidikan proteksi) untuk melindungi wahana keluarga dari pengaruh apa pun atau faktor apa pun yang merugikan bagi keluarga dan lainya.
Beberapa hal yang memegang peranan penting keluarga sebagai fungsi pendidikan dalam membentuk pandangan hidup seseorang meliputi pendidikan berupa pembinaan akidah dan akhlak, keilmuan atau intelektual dan kreativitas yang mereka miliki serta kehidupan pribadi dan sosial.
1) Pembinaan Intelektual.
Pembinaan intelektual dalam keluarga memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas manusia, baik intelektual, spiritual maupun sosial. Karena manusia yang berkualitas akan mendapat derajat yang tinggi. Dengan adanya pendidikan melalui pembinaan intelektual maka kehidupan dalam keluarga dapat berjalan secara logis dan benar.
2) Pembinaan Akidah dan Akhlak
Mengingat keluarga dalam hal ini lebih dominan adalah seorang anak dengan dasar-dasar keimanan, sejak mulai mengerti dan dapat memahami sesuatu, maka seorang tokoh terkemuka yaitu al-Ghazali memberikan beberapa metode pendidikan dalam rangka menanamkan aqidah dan keimanan yaitu dengan cara memberikan pemahaman lewat hafalan.
Sebab proses pemahaman diawali dengan hafalan terlebih dahulu (al-Fahmu Ba’d al-Hifdzi). Ketika mau menghafalkan dan kemudian memahaminya, akan tumbuh dalam dirinya sebuah keyakinan dan pada akhirnya membenarkan apa yang dia yakini. Inilah proses yang dialami anak pada umumnya.
Akidah adalah bentuk penyaksian dari sebuah keimanan atas keesaan Tuhan.
Sedangkan Akhlak adalah implementasi dari iman dalam segala bentuk perilaku, pendidikan dan pembinaan akhlak anak. Dalam keluarga pendidikan yang berupa pembinaan akidah dan akhlak dilaksanakan dengan memberi contoh dan teladan dari orang tua. Perilaku sopan santun orang tua dalam pergaulan dan hubungan antara ibu, bapak dan masyarakat. Dalam hal ini Benjamin Spock menyatakan bahwa setiap individu akan selalu mencari figur yang dapat dijadikan teladan ataupun idola bagi mereka.
3) Pembinaan Kepribadian dan Sosial.
Pembentukan kepribadian terjadi melalui proses yang panjang. Proses pembentukan kepribadian ini akan menjadi lebih baik apabila dilakukan mulai pembentukan produksi serta reproduksi nalar tabiat jiwa dan pengaruh yang melatar belakanginya.
Mengingat hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat menjaga emosional diri dan jiwa seseorang. Dalam hal yang baik ini adanya kewajiban orang tua untuk menanamkan pentingnya memberi support kepribadian yang baik bagi anak didik yang relatif masih muda dan belum mengenal pentingnya arti kehidupan berbuat baik, hal ini cocok dilakukan pada anak sejak dini agar terbiasa berperilaku sopan santun dalam bersosial dengan sesamanya. Untuk memulainya, orang tua bisa dengan mengajarkan agar dapat berbakti kepada orang tua agar kelak anak dapat menghormati orang yang lebih tua darinya.
Di samping itu, dalam pembinaan kepribadian dan sosial tersebut akan menciptakan fungsi pendidikan yang bersifat kultural, sehingga budaya dan adat yang dipegang dalam keluarga dapat tetap lestari dan terjaga.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Demikianlah sedikit ringkasan kami mengenai pengertian pendidikan keluarga dalam Islam. Semoga bermanfaat (maglearning.id).