LITERASI VISUAL Siswa

Literasi Visual (Visual Literacy) dikenalkan oleh John Debes (1969) yang didefinisikan sebagai kompetensi untuk memahami makna dari suatu gambar. Menurut Debes, Literasi Visual mengacu pada sekelompok kompetensi visi yang dapat dikembangkan oleh manusia dengan melihat dan pada saat yang sama memiliki dan mengintegrasikan pengalaman sensorik lainnya. Pengembangan kompetensi ini merupakan dasar untuk pembelajaran manusia normal. Ketika dikembangkan, memungkinkan manusia yang melek visual untuk membedakan dan menafsirkan tindakan yang terlihat, objek, dan simbol, baik alami atau buatan manusia yang dia temui di lingkungannya. Melalui penggunaan kompetensi ini secara kreatif dari, ia dapat berkomunikasi dengan orang lain. Melalui penggunaan kompetensi ini secara apresiatif, ia mampu memahami dan menikmati komunikasi visual.

Definisi yang lebih modern disampaikan oleh Branch (2000). Literasi visual adalah pemahaman pesan yang dikomunikasikan melalui bingkai ruang yang memanfaatkan objek, gambar, dan waktu, dan penjajarannya. Prinsip, aturan, dan bentuk yang menjadi ciri tata bahasa visual didasarkan pada komunikasi persepsi dan ekologi sistem simbol.

Ada enam tujuan literasi visual bagi siswa dalam pembelajaran, yaitu: diharapkan menjadi lebih kreatif dan kritis dengan cara mengidentifikasi, menganalisis, menafsirkan, dan mengevaluasi apa yang mereka lihat. Bagi produsen visual dan individu secara umum, dengan literasi visual diharapkan mereka dapat mengakui dan menghargai estetika gambar visual dengan memahami, menerima, dan menghargai perbedaan pribadi, budaya, dan historis penciptaan gambar.

Konsep literasi visual bertumpu pada literasi informasi, atau kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan secara efektif informasi yang dibutuhkan secara akurat, efisien, kompeten, dan kreatif. The Association of College and Research Libraries (2000), dalam Standar Kompetensi Literasi Informasi untuk Pendidikan Tinggi, mengidentifikasi lima standar indikator kinerja yang digunakan untuk menilai program literasi informasi, Yaitu:

  • Standar Satu: Siswa yang melek informasi menentukan sifat dan tingkat informasi yang dibutuhkan.
  • Standar Dua: Siswa yang melek informasi mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien.
  • Standar Tiga: Siswa yang melek informasi mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya secara kritis dan memasukkan informasi yang dipilih ke dalam basis pengetahuan dan sistem nilainya.
  • Standar Empat: Siswa yang melek informasi, secara individu atau sebagai anggota kelompok, menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
  • Standar Lima: Siswa yang melek informasi memahami banyak masalah ekonomi, hukum, dan sosial seputar penggunaan informasi dan mengakses serta menggunakan informasi secara etis dan legal.

Literasi visual juga sangat terkait dengan pengetahuan tentang multimedia atau literasi media elektronik, teks, audio, grafik, video, animasi, dan bentuk interaktivitas dari komunikasi. Keterampilan kognitif dasar diperlukan untuk mengelola multimedia. Ketika pesan multimedia terdiri dari kata-kata dan grafik, siswa memerlukan keterampilan dalam lima proses kognitif dasar: memilih kata-kata yang relevan, memilih gambar yang relevan, mengatur kata-kata menjadi representasi yang koheren, mengatur gambar menjadi representasi yang koheren, dan mengintegrasikan representasi berbasis verbal dan visual tersebut dengan pengetahuan sebelumnya. Ada enam bidang kompetensi utama dalam literasi visual digital, yaitu:

  1. Konten dan Sumber Daya
  2. Teknologi Capture, Creation, Editing, Deployment, dan Storage
  3. Pembuatan Makna
  4. Hukum dan Etika yang Terkait
  5. Persepsi Manusia dan Visual
  6. Peran dalam Media Pembelajaran dan E-Learning

Literasi visual pada dasarnya merupakan kesadaran yang lebih besar terhadap lingkungan visual dan informasi digital di mana kita hidup, bekerja, bertukar ide, dan berbagi indera tentang dunia. Sangat terkait dengan penggunaan pengetahuan dan keterampilan yang canggih untuk mengevaluasi informasi dalam dunia global yang kompleks dan kompetitif.

Demikian penjelasan singkat tentang literasi visual ini. Semoga bermanfaat…. (maglearning.id)

Branch, R. M. (2000). A taxonomy of visual literacy. In A. W. Pailliotet & P. B. Mosenthal (Eds.), Reconceptualizing literacy in the media age. Stamford, CT: JAI Press, Inc.

Loading...