Penerapan Jenis Bentuk Struktur Organisasi – Setidaknya Ada tiga model dasar struktur organisasi, yaitu : sederhana, funsional, divisional (Wheelen and Hunger, 2012, Robbins and Coulter, 2012.). Model pertama adalah model struktur organisasi sederhana, yang hanya terdiri dari pemilik merangkap manajer dan pegawai.
Struktur organisasi yang sederhana ini banyak digunakan untuk klinik yang baru berdiri. Semua fungsi manajemen yaitu manajemen sumber daya manusia, keuangan, pemasaran, sistem informasi, dan pelayanan menjadi satu.
Ketika organisasi berkembang menjadi besar maka fungsi-fungsi manajemen tersebut menjadi unit-unit fungsional tersendiri di bawah Top manajemen, karena pegawai bertambah banyak, dan struktur pekerjaan juga semakin kompleks dan semakin terspesialisasi.
Penerapan jenis bentuk atau model struktur organisasi yang lebih cocok adalah model struktur organisasi yang kedua, yaitu struktur organisasi fungsional. Orang-orang yang mempunyai keahlian fungsional tertentu yang sama menjadi satu unit fungsional.
Model Struktur organisasi fungsional digunakan oleh semua organisasi, baik organisasi dengan struktur fungsional maupun struktur divisional (model struktur organisasi yang ke tiga). Model organisasi divisional ini setiap divisi mempunyai produk tertentu yang berbeda antara devisi yang satu dengan devisi lainnya. Namun demikian dapat juga divisional ini berupa cabang-cabang di wilayah yang berbeda dengan produk yang sama dengan otonomi yang terbatas.
Contohnya model organisasi ini adalah perusahaan multinasional yang mempunyai cabang-cabang di berbagai daerah atau negara. Model ini juga disebut model struktur organisasi korporasi, contoh Rumah Sakit Siloam, Rumah Sakit Hermina, Rumah Sakit Ciputra, Rumah Sakit Sari Asih, dll. Kantor pusat korporasi berfungsi sebagai induk perusahaan, dan anak-anak perusahaannya berada di berbagai wilayah.
Menurut Robbins and Coulter (2012), ketiga model dasar struktur organisasi tersebut masing-masing mempunyai kelemahan dan kekuatan sebagai berikut.
Struktur Sederhana mempunyai kekuatan cepat, fleksibel, tidak mahal untuk pemeliharaannya, per tanggung- jawabannya jelas, sedangkan kelemahannya, tidak tepat lagi ketika organisasi tumbuh menjadi lebih besar dan tergantung hanya kepada satu orang terlalu berisiko.
Struktur fungsional kekuatannya: keunggulan efisiensi biaya karena spesialisasi (skala ekonomis, meminimalisir duplikasi orang dan peralatan); karyawan dikelompokkan dengan karyawan lain yang mempunyai tugas sejenis. Kelemahannya: memenuhi tujuan fungsional dapat menyebabkan para manajer kehilangan pandangan apa yang terbaik untuk seluruh organisasi; spssialisasi fungsional menjadi tidak mengenal dan memahami apa yang dilakukan oleh unit lain.
Sedangkan struktur divisional, kekuatannya: fokus pada hasil – manajer devisi bertanggungjawab apa yang terjadi pada produk dan pelayanan mereka. Duplikasi aktivitas dan sumber daya meningkatkan biaya dan mengurangi efisiensi.
Swayne, Duncan, and Ginter (2006), dan Robbins and Coulter (2012) menyebutkan bahwa selain model fungsional dan divisional ada model matrix yaitu desain kontemporer yang populer yang menugaskan para Specialist dari departemen fungsional yang berbeda untuk bekerja sama di bawah kendali seorang Manager produksi.
Model matrik ini unik, karena terdapat dua rantai komando yang dihadapi karyawan, yaitu dari Manager area fungsional (R&D, Marketing, Customer Service, Human Resources, Finance, dan Information System dan Manager Produksi (Proyek), sebagaimana dapat terlihat pada Gambar berikut ini.
Gambar Struktur Organisasi Matrix (Robbins and Coulter, 2012)
Manajer proyek mempunyai otoritas pada karyawan (anggota) fungsional yang merupakan bagian dari tim proyeknya di wilayah yang terkait dengan tujuan proyeknya Namun demikian, keputusan tentang promosi, rekomendasi tentang penggajian, review tahun tetap menjadi tanggung jawab manajer fungsional. Manajer fungsional dan manajer proyek berbagi otoritas sesuai dengan perannya, berkomunikasi secara reguler, mengkoordinasikan kebutuhan pekerjaan pada karyawan, dan bersama mengatasi konflik.
Banyak organisasi yang menggunakan struktur proyek, yang secara terus menerus karyawannya bekerja pada proyek tersebut. Tidak seperti struktur matrik, struktur proyek tidak mempunyai departemen atau unit yang formal untuk kembali ketika sebuah proyek telah selesai. Sebagai gantinya, para karyawan proyek menggunakan keterampilan, kemampuan, dan pengalamannya untuk proyek lain.
Semua pekerjaan di dalam struktur proyek dikerjakan oleh tim karyawan. Jika proyek selesai, karyawan pindah ke proyek lainnya yang membutuhkan keterampilan dan kemampuannya. Struktur proyek ini lebih fleksibel dari struktur lainnya, karena tidak ada departemennya dan tidak ada heirarki yang kaku yang memudahkan pengambilan keputusan dan ambil tindakan.
Dalam struktur proyek, manajer berperan sebagai mentor, fasilitator atau pelatih. Mereka menghilangkan atau meminimalkan hambatan dan memastikan bahwa tim mempunyai sumber daya yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan secara efektif dan efisien. Struktur proyek ini untuk perusahaan juga dapat diterapkan untuk tujuan-tujuan tertentu yang sifatnya tidak rutin sepanjang waktu, seperti pengembangan perusahaan, penerapan program baru sampai program dapat dijalankan dengan baik. Struktur proyek ini bekerja secara tim yang ditetapkan oleh direktur perusahaan.
Dari struktur organisasi yang digunakan, dapat dilihat struktur jabatan dari sumber daya manusia. Setiap jabatan dapat dianalisis untuk mengetahui deskripsi jabatan dan kualifikasi setiap jabatan.
Demikianlah apa yang bisa kami sampaikan mengenai penerapan jenis bentuk struktur organisasi atau perusahaan. Semoga bermanfaat (maglearning.id).
One comment