ALGORITMA DI BALIK PEMASARAN ONLINE – Mesin pencari (search engine) adalah contoh utama dari teknologi dengan algoritma rahasia yang terus berubah di pusatnya. Untuk satu frasa khas yang diketik di mesin pencari, ada jutaan bahkan puluhan juta, halaman web relevan yang mengandung frasa tersebut.
Mesin pencari harus memilih 10 atau lebih hasil teratas dari jutaan ini untuk ditampilkan kepada pengguna. Algoritma mengubah satu set ribuan, atau jutaan, halaman menjadi beberapa halaman teratas yang akan dilihat seseorang.
Jika mesin pencari menjadi saluran penting untuk menarik pelanggan, hasil pencarian yang buruk akan menyebabkan pendapatan menghilang, menekan penjual untuk mengambil tindakan untuk meningkatkan penempatan mesin pencari mereka. Dari sinilah dunia layanan optimisasi mesin pencari (search engine optimation / SEO) muncul.
Melalui seni misterius SEO, penjual dan penyedia segala jenis konten mencoba untuk merekayasa balik cara kerja algoritma mesin pencari agar muncul pada halaman teratas mesin pencari. Untuk mencegah manipulasi ini, mediator digital menjaga kerahasiaan cara kerja algoritmanya. Algoritma ini terus diperbarui untuk melawan setiap teknik baru yang ditemukan oleh para ahli SEO yang berusaha “mengakali” sistem.
Dalam algoritma pencariannya yang terkenal, Google menilai lebih dari 200 faktor berbeda. Salah satu faktor terpenting adalah tautan dari halaman web lain. Misalnya, halaman web yang memiliki tautan dari banyak halaman web lain (back link) mendapatkan reputasi, yang meningkatkan kemungkinan menjadi hasil pencarian teratas.
Jadi, bagi penjual atau penyedia konten yang mencoba memainkan sistem ini, strateginya adalah membuat situs yang menghubungkan kembali ke situs, atau membayar orang lain untuk menautkan ke situsnya. Setelah praktik SEO ini meluas, Google merevisi algoritmanya untuk mendeteksi dan menghukum strategi semacam ini.
Algoritma pencarian Google juga memberikan bobot lebih besar untuk tautan dari situs yang lebih tua, dan mungkin lebih kecil kemungkinannya untuk situs yang lebih muda dan hanya untuk memanipulasi hasil pencarian. Ketika teknologi berkembang, faktor-faktor baru ditambahkan ke algoritma yang memisahkan situs-situs berkualitas tinggi dari mereka yang mencoba memprmainkan sistem.
Google sekarang lebih baik dalam mengevaluasi konten duplikat dan menghitung situs mana yang menerbitkan konten asli terlebih dahulu, sehingga situs yang salinannya dapat dikenakan sanksi dalam hasil pencarian. Google sekarang juga melacak rasio klik-tayang untuk hasil pencarian, dengan lebih banyak klik menjadi indikator hasil pencarian berkualitas tinggi.
Mediator digital lain mungkin mulai tanpa algoritma, atau algoritma yang sangat sederhana, kemudian berkembang menjadi algoritma rahasia. Situs ulasan, misalnya, dapat dimulai dengan daftar bisnis sederhana di suatu daerah atau kategori. Tetapi ketika jumlah bisnis meningkat, situs ulasan beralih ke algoritma untuk memilih hasil pencarian teratas. Algoritma ini dirahasiakan untuk mencegah turunnya kualitas akibat penggunaan taktik SEO yang terampil.
Metode algoritma baru memungkinkan model bisnis baru yang memanfaatkan kontrol atas visibilitas penjual. Namun, kurangnya algoritma dapat menyebabkan masalah kepercayaan. Karena algoritme bersifat rahasia, mediator digital memiliki opsi terbatas untuk secara langsung membuktikan bahwa mereka tidak memanipulasi hasil mereka sendiri, dan mengarahkan insentif keuangan untuk melakukannya.
Mediator digital berpotensi mendapat manfaat dari kontrol atas algoritma dengan mempromosikan layanan dan penawaran mereka sendiri. Apakah Google menyalahgunakan ‘kekuatan monopoli’ mereka untuk menyoroti layanan mereka sendiri dalam hasil pencarian. Hanya Google dan Tuhan yang tahu, hehehe..
Media sosial adalah bentuk lain dari mediasi digital yang bergerak dari garis waktu sederhana dari semua pembaruan yang relevan ke algoritma rahasia di balik pemasaran online. Umpan berita Facebook, itu sendiri agak kontroversial ketika dimulai, berevolusi dari daftar pembaruan yang secara eksplisit diminta pengguna melalui permintaan teman dan suka ke serangkaian hasil yang dikendalikan oleh algoritma Facebook.
Mediator digital akan menggambarkan diri mereka sebagai pihak netral yang menggunakan algoritma untuk memberikan hasil terbaik bagi para pencari sambil merahasiakannya untuk mencegah aktor jahat memanipulasi sistem. Algoritma rahasia bahkan memberi mediator digital sarana untuk menyatakan bahwa mereka sendiri, tidak memiliki kendali penuh atas hasilnya.
Walaupun demikian mediator digital tidak akan terlepas dari kekuatan yang mempengaruhi bisnisnya. Misalnya perusahaan mediator digital ini sudah pasti akan selalu mempertahankan nilai bisnisnya di hadapan investor atau untuk menjaga nilai sahamnya bila merupakan perusahaan terbuka.
Cara yang berguna untuk menganalisis bisnis ekonomi digital adalah berteori efek teknologi digital di pasar. Sejak awal era Internet, teknologi digital sangat terkait dengan berbagi informasi, pasar yang berfungsi lebih baik, dan meningkatnya penggunaan pasar, tetapi sedikit yang mengatakan tentang dampak Internet terhadap ketimpangan.
Sebagai pebisnis di era ekonomi digital, kita tidak perlu terlalu memusingkan bagaimana algoritma SEO bekerja. Walaupun ini cukup penting, namun yang lebih penting adalah bagaimana kita menemukan masalah yang dihadapi pelanggan potensial kita dan berusaha memenuhinya dengan cara yang tepat dan unik. Trending video di YouTube tidak selamanya tentang topik yang sama dan penyedia konten yang sama. Begitu juga top aplikasi di Google Play Store. Algoritma rahasia ini akan selalu berubah, namun konten yang asli, menarik, dan solutif selalu menjadi pusatnya.
Demikianlah ringkasan kami mengenai algoritma di balik pemasaran online. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi di lain kesempatan (maglearning.id).