MENGAPA MOTIVASI BELAJAR SISWA KURANG ? Motivasi sangat penting bagi siswa dalam belajar. Sebenarnya ada beberapa teori maupun pendapat tentang motivasi siswa, namun dalam praktiknya setidaknya ada tiga dasar motivasi dalam pembelajaran yang sering disebut dengan tiga kaki motivasi.
Tiga kaki itu adalah: (1) siswa perlu merasa bahwa tujuan pembelajaran yang harus dicapainya berharga dan menarik, (2) jumlah pekerjaan atau upaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah wajar, dan (3) jika upaya itu dilakukan, maka tujuan pembelajaran dapat dicapai. Agar siswa termotivasi, ketiga elemen harus hadir.
Jika seorang siswa tampak tidak termotivasi, guru harus mencoba untuk mendiagnosis kaki mana yang hilang. Contoh dari kasus motivasi ini misalnya:
Masalah kaki-pertama: Misalnya Aura adalah anak yang cerdas berusia sepuluh tahun tetapi mengalami kesulitan mempelajari fakta matematika. Dia berpikir menghafal perkalian itu konyol, karena dia menganggap orang dewasa bisa menggunakan kalkulator untuk menghitung perkalian, dan dengan demikian menghafal fakta itu menurut Aura membuang-buang waktu. Dalam hal ini Aura perlu ditunjukkan mengapa semua fakta matematika ini dihafalkan dan bila menguasainya secara otomatis berguna baginya, baik sekarang maupun di masa yang akan datang.
Menunjukkan kepadanya cara menghitung harga dengan cepat atau memainkan gim favoritnya yang memerlukan perkalian agar mendapatkan hasil yang lebih baik dan efisien. Hal ini bisa menjadi cara efektif untuk membantunya melihat beberapa manfaat menguasai perkalian, terlepas dari alasan ‘akademis’ bahwa ia pasti akan membutuhkan fakta-fakta ini untuk semua kelas matematika atau yang terkait di masa yang akan datang.
Masalah kaki-kedua: Lucky adalah siswa sekolah menengah yang cerdas, tetapi sepertinya tidak pernah menulis kalimat lebih dari enam atau tujuh kata dan jika diberi tugas dikerjakan seadanya atau kurang bersungguh-sungguh. Meskipun dia tahu bahwa sebenarnya hal itu penting, dia sepertinya tidak termotivasi untuk melakukan lebih dari yang diminta. Lucky mungkin tidak yakin apa yang harus dia lakukan untuk mendapatkan nilai bagus, padahal dia senang mendapatkannya, dia tidak yakin akan usahanya, jadi dia tidak berusaha keras.
Dia memerlukan penjelasan tentang apa yang dapat ia lakukan untuk meningkatkan usahanya, atau bahkan memberikan tugas tambahan yang bisa dia lakukan setiap hari atau setiap minggu untuk mencapai tujuan. Hal ini akan membantu dia menuju tujuan menjadi lebih jelas. Dia perlu memahami bahwa gurunya percaya dia benar-benar mampu mencapai tujuan tersebut, tetapi dia juga perlu tahu bahwa usaha yang dia lakukan untuk sampai ke sana masuk akal.
Masalah kaki-ketiga: Diva ingin berprestasi di sekolah dan, seperti Lucky, tampaknya berusaha tetapi kadang-kadang berhenti di tengah malam karena merasa kurang mampu. Gurunya kecewa karena Diva kelihatan berprestasi di kelas tetapi tampaknya tidak belajar dengan baik ketika ujian. Setelah berbicara dengan Diva, guru baru mengetahui bahwa Diva tidak selalu merasa usaha yang dilakukannya membuahkan hasil yang sesuai harapan.
Ketika ia belajar keras untuk menghadapi ujian, namun kemudian pertanyaan-pertanyaan yang dihadapi dalam ujian itu sering berbeda dari apa yang dia pelajari. Akibatnya, Diva menyerah untuk belajar jauh sebelum ujian, karena kerja kerasnya sepertinya tidak pernah membuahkan hasil.
Gurunya dapat membantu Diva dengan membantunya memahami cara belajar dan keterampilan belajar yang baik, bagaimana mengantisipasi soal-soal apa saja yang mungkin keluar pada saat ujian, bagaimana menyusun strategi belajar dan memanfaatkan waktu belajar dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah sedikit ulasan dari kami tentang mengapa motivasi belajar siswa kurang ? semoga dapat membantu dan sampai jumpa lagi di lain kesempatan (maglearning.id).