Perubahan konseptual dalam ekonomi

Konstruksi kerangka pemikiran peserta didik: Perubahan konseptual dalam ilmu ekonomi

Ulasan ini membahas nilai Teori Kerangka Kerja Perubahan Konseptual untuk memahami pengajaran dan pembelajaran di bidang ekonomi. Teori ini mendorong kita untuk mempertimbangkan belajar ekonomi sebagai proses perubahan dari konsepsi naif menjadi disiplin.

Artikel ini mengulas bukti sifat konsepsi naif dalam ekonomi dan tantangan yang dihadapi peserta didik ketika mencoba untuk membangun cara berpikir yang lebih canggih. Tinjauan tersebut mengidentifikasi sinergi antara kerangka teori perubahan konseptual dan literatur tentang konsep ambang batas yang dapat memberikan dasar teoritis yang berguna untuk desain kurikulum dan pembelajaran.

Kajian ini menawarkan perspektif tentang pembelajaran ekonomi yang mengintegrasikan kerangka teori perubahan konseptual dan gagasan konsep ambang batas. Ini menawarkan sesuatu yang baru untuk teori perubahan konseptual, yaitu model bagaimana kerangka kerja konseptual dibangun dan bagaimana interaksinya.

Studi ini juga menawarkan landasan teoritis baru untuk gagasan konsep ambang batas. Klaim simpulan artikel ini adalah bahwa kerangka teoritis pembelajaran ekonomi menawarkan dasar yang koheren untuk desain kurikulum dan strategi pengajaran yang harus menarik.

Tentunya bagi mereka yang tertarik untuk dapat menawarkan pembenaran yang jelas melalui pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran. Tentu saja, nilai teorisasi tentang pembelajaran bergantung pada implikasinya di lapangan.

Implikasi untuk pembelajaran ekonomi mengikuti dari gagasan bahwa kualitas pembelajaran bergantung pada sejauh mana peserta didik membangun kerangka pemikiran ilmiah (pendekatan saintifik) pada saat yang sama mereka mempelajari model dan bahasa tertentu. Akhirnya guru dapat lebih bisa berharap bahwa peserta didik akan bekerja tanpa diminta untuk mengatur pemikirannya sendiri sesuai dengan kerangka teori ekonomi yang ada.

Namun, teori perubahan konseptual memprediksi bahwa banyak siswa akan mencoba untuk mengakomodasi apa yang diajarkan ke dalam pemikiran sehari-hari mereka, bahkan ketika mereka tampaknya memanipulasi model dengan cara yang tepat. Akan ada tekanan besar pada guru untuk menggunakan konsepsi hybrid yang dihasilkan sebagai ‘hal yang nyata’. Jika tidak, akan berpotensi muncul banyak kegagalan. Literatur konsep ambang batas menunjukkan bahwa meskipun kerangka kerja ilmiah mulai masuk ke dalam konsepsi siswa, masih akan tetap merepotkan karena menantang kerangka kerja sehari-hari yang telah digunakan peserta didik sebelumnya.

Apa Yang Bisa Dilakukan Guru?

Lalu apa yang bisa dilakukan guru? Pertama, guru dapat menganggap pengajarannya sebagai tindakan untuk mengubah konsepsi siswa daripada berfokus hanya pada versi ‘benar’ dari ide yang diterima dalam disiplin. Guru yang berpengalaman dan efektif memang memperhitungkan ‘kesalahpahaman’ siswa yang mereka temui, tetapi ini bisa menjadi lebih sistematis jika memperhitungkan bukti-bukti penelitian yang sudah ada.

Selain itu, akun kerangka konsep ambang batas yang ditetapkan dalam makalah ini menunjukkan bahwa ‘kesalahpahaman’ ini dihasilkan oleh keteguhan dalam pemikiran peserta didik dalam berpegang pada kerangka kerja yang berasal dari pemikiran sehari-hari mereka. Oleh karena itu, ini bukan hanya membuat kita waspada terhadap ‘kesalahpahaman’, namun juga pada masalah yang lebih besar di baliknya.

Sebagai contoh, seorang siswa dapat belajar bahwa ketika mereka menggambar diagram penawaran dan permintaan yang khas, kurva penawaran miring ke atas, sementara sebenarnya mempertahankan pendekatan untuk masalah harga di mana penawaran dipahami dalam istilah ‘penjualan massal’: harga turun ketika barang semakin banyak terjual. Masalah yang mengintai di balik ini adalah mencoba menganalisis masalah pasar (penawaran dan permintaan) sebagai masalah perusahaan yang sederhana (di mana tidak ada produktivitas marjinal yang menurun).

Peserta didik membingkai masalah dengan cara yang sangat berbeda dengan yang diharapkan oleh guru ataupun keilmuan ekonomi. Mereka mengembangkan kemampuan untuk memanipulasi diagram (penawaran dan permintaan) sambil mempertahankan pemahaman tentang penawaran yang bertentangan dengan apa yang mereka lihat di kurva. Ini adalah tipikal konsepsi ‘hibrida’.

Kedua, guru dapat membantu siswa untuk menyadari perbedaan kritis ini dengan menyoroti kerangka kerja alternatif dalam pengajaran mereka. Ini menyangkut kerangka kerja sehari-hari yang kontras dengan kerangka kerja ilmiah, yaitu perbedaan antara melihat harga dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan bisnis tunggal dan melihatnya dalam kaitannya dengan perilaku perusahaan di pasar. Atau perbedaan antara memandang perdagangan sebagai permainan zero-sum atau tidak.

Tentu saja, penelitian saat ini hanya menawarkan begitu banyak informasi pengajaran dan ada banyak ruang untuk menemukan lebih banyak tentang pemikiran ekonomi sehari-hari, konsepsi hibrida yang dikembangkan siswa dan tantangan yang mereka hadapi dalam mengembangkan kerangka pemikiran ilmiah. Artikel ini telah memetakan sesuatu dari apa yang kita ketahui, bahkan di wilayah harga dan perdagangan, masih banyak yang harus dilakukan untuk memberikan dasar yang lebih aman untuk pengajaran dan desain kurikulum.

Jenis Penelitian:

  • Dari sisi Aplikasi : Penelitian Murni
  • Menurut Tujuan : Penelitian Eksploratori
  • Metode yang digunakan : Penelitian Kualitatif, Literature Review

Judul Artikel:

The construction of frameworks in learners’ thinking: Conceptual change and threshold concepts in economics

Url Abstrak : https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1477388018300069

Download Fulltext : Link 1

Loading...

Tinggalkan Balasan