Makalah Ekonomi Internasional
“PENINGKATAN DAYA SAING NASIONAL DI ERA MASAYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)”
LOGO
Di susun oleh :
- Penulis 1 (NIM)
- Penulis 2 (NIM)
- Penulis 3 (NIM)
JURUSAN ….
UNIVERSITAS …..
20..
“PENINGKATAN DAYA SAING NASIONAL DI ERA MASAYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)”
OCED mendefinisikan daya saing sebagai tingkatan dimana suatu negara, dalam kondisi pasar yang bebas dan adil, dapat menghasilkan barang dan jasa yang berhasil dalam pasar internasional, yang secara simultan mampu memelihara dan memperluas pendapatan riil masyarakatnya untuk periode jangka panjang. Saat Indonesia mulai memasuki era MEA seperti saat ini, Indonesia harus sudah mampu meningkatkan daya saing nasional.
Saat Indonesia memiliki daya saing di pasar internasional, maka secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan dampak positif bagi Indonesia maupun bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Apabila Indonesia mampu meningkatkan daya saing, ini akan menunjukkan peningkatan kepercayaan dunia usaha terhadap upaya Pemerintah dalam memperbaiki infrastruktur dan iklim usaha di Indonesia. Selain itu, dengan adanya peningkatan daya saing diharapkan akan mendorong masuknya investasi asing ke Indonesia.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah mampukah Indonesia meningkatkan daya saing nasional di era MEA saat ini? Sudah siapkah Indonesia berasing di pasar Internasional? Mampukah sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang ada di Indonesia dapat bersaing di Pasar Internasional? Apakah di era MEA ini, Indonesia menjadi negara yang mampu memanfaatkan peluang atau justru menjadi negara yang dimanfaatkan?
Untuk dapat meningkatkan daya saing nasional, terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan. IMD yang mendefinisikan daya saing sebagai “bagaimana suatu bangsa/negara menciptakan dan memelihara suatu lingkungan yang dapat mempertahankan daya saing perusahaan-perusahaannya”, menilai empat faktor utama penentu daya saing, yaitu :
- Kinerja Ekonomi (Economic Performance)
- Efisiensi Pemerintah (Government Efficiency)
- Efisiensi Bisnis (Business Efficiency)
- Infrastruktur (Infrastruktur)
Pada tingkat makro, beberapa indikator biasanya digunakan untuk menganalisis daya saing sebuah negara. Bank Dunia (World Bank, 2001) menyampaikan beberapa pengukuran daya saing, seperti :
- Neraca Perdagangan (Trade Balance)
- Nilai Tukar (Exchange Rate)
- Upah (Wages)
- Ekspor)
- Aliran FDI (FI Flows)
- Biaya Tenaga Kerja (Unit Labour Cost)
Ekspor merupakan salah satu instrumen penting dalam indikator peningkatan maupun penurunan daya saing nasional. Salah komoditi ekspor yang dapat diandalkan oleh Indonesia adalah komoditi kakao. Komoditi kakao secara konsisten menjadi sumber devisa bagi Indonesia yang pada tahun 2006 mencapai US$ 855 juta. Hal tersebut tentunya memberikan kontribusi yang sangat baik dalam struktur per-ekonomian Indonesia.
Selain itu, komoditi kakao sebagai sub-sektor perkebunan me-rupakan sektor terdepan dalam penyerapan tenaga kerja. Dari sisi produksi, ke-cenderungan kakao Indonesia meningkat dari tahun 1983 hingga tahun 1998. Namun demikian, data Statistik Pertanian me-nunjukkan bahwa dari tahun 1998 ke 1999 pertumbuhan produksi mengalami pe-nurunan drastis (17.81%), meskipun kembali meningkat pada tahun berikutnya. Di sisi lain, sektor kakao di Indonesia hampir seluruh produknya digunakan untuk memenuhi pasar ekspor (mencapai 80.64%).
Halaman Selanjutnya …… (makalah ekonomi internasional)
Pages: 1 2
One comment