Otak dan Cinta : Ternyata Cinta Akibat Proses Otak – Cinta adalah emosi yang kuat kasih sayang dan lampiran pribadi. Dalam konteks filosofis, cinta adalah kebajikan yang mewakili semua manusia kebaikan, belas kasihan, dan kasih sayang. Cinta adalah pusat untuk banyak agama. Cinta juga dapat digambarkan sebagai tindakan terhadap orang lain (atau diri sendiri) berdasarkan kasih sayang, atau sebagai tindakan terhadap orang lain berdasarkan kasih sayang.
Dalam bahasa Inggris, kata cinta dapat merujuk ke berbagai perasaan yang berbeda, negara, dan sikap, mulai dari generik kenikmatan (“Aku suka makan yang”) untuk intens atraksi interpersonal (“Saya mencintai pasangan saya”). “Cinta” juga dapat merujuk secara khusus untuk keinginan yang penuh gairah dan keintiman cinta romantis , dengan seksual kasih eros (bdk. kata Yunani untuk kasih), untuk kedekatan emosional keluarga cinta, atau ke cinta platonis yang mendefinisikan persahabatan, ke dalam kesatuan atau pengabdian cinta agama.
Hal ini keragaman menggunakan dan makna, dikombinasikan dengan kompleksitas perasaan yang terlibat, membuat cinta luar biasa sulit untuk konsisten mendefinisikan, bahkan dibandingkan dengan negara-negara emosional lainnya, lalu apa kaitannya antara otak manusia dengan cinta yang ada di dalam diri manusia itu sendiri, apakah cinta dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja otak?
Mencintai seseorang berarti menyukai penampakan fisik, dan selanjutnya melakukan penilaian lain, seperti cara bicara, perhatian, karakter, tabiat dan lain-lain. Perubahan nilai telah mengubah orang dalam menginterpretasikan cinta, seks dan romantis yang dewasa ini telah secara gamblang diungkapkan tanpa malu. love-related chemical yang berhubungan paling terkenal adalah phenylethylamine – atau “PEA” – sebuah ammine jejak alami di otak.
PEA adalah amfetamin alami, seperti obat, dan dapat menyebabkan rangsangan serupa. Ini atas alam memberikan kontribusi perasaan bahwa daya tarik dapat membawa, dan memberi Anda energi untuk tetap terjaga sepanjang malam berbicara dengan cinta baru. Terkadang energi ini diterjemahkan ke triple-espresso kegelisahan, kali lain hanya membuat Anda terbelalak dan waspada jauh melewati saat ketika Anda biasanya akan menguap.
Faktor Biologis Cinta dalam Otak
Cinta merupakan proses yang kompleks melibatkan pikiran, perasaan, dan perilaku. Semua ini mempunyai dasar biologis dan psikologis yang bersumber dari otak. Dasar biologis cinta sangat rumit karena bukan sekedar seksual saja, seperti dikatakan oleh Sigmund Freud seorang psikoanalis.
Cinta mulai sejak pubertas, faktor biologis sejak lahir berkembang secara runtut sampai menjadi matang. Bersamaan dengan input lingkungan dan fungsi belajar merupakan penentu masa depan mencintai seseorang.
Di dalam otak terdapat jaringan saraf yang saling berkomunikasi dan melepaskan neurotansmiter yang akan mempengaruhi fisik seseorang. Secara anatomis, otak khususnya sistem menjadi pusat cinta karena bagian tersebut mengontrol motivasi dan emosi. Daerah otak yang terlibat ini mengatur nyeri dan kesenangan yang merupakan sistem sangat kompleks. Dulu Paul Mc Lean (neurologist) memproklamirkanTriune theory otak, berdasarkan ide bagaimana otak berkembang secara evolusi.
Teori ini mengatakan otak manusia terdiri dari 3 bagian dalam satu, adalah sistem reptilia atau kompleks R, limbik dan neokorteks. Menurut teori ini setiap lapis bertanggung jawab sesuai lapisannya dan melakukan interaksi antar lapisan. Sistem R mengontrol fungsi dasar seperti haus, temperatur, dan respons takut.
Sistem limbik mengontrol emosi, motivasi dan memori. Daerah kesenangan dan bebas dari nyeri mempunyai lokasi di sini. Pada sistem ini terdapat daerah sebesar biji kenari yang disebut amigdala dan berperan penting untuk mengatur/mengontrol perasaan, terutama takut dan marah. Sistem limbik juga bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dihubungkan dengan makanan, terutama rasa membau. Selain itu juga mempunyai impak seksual dan emosi.
Lapisan lain korteks serebral bertanggung jawab terhadap proses informasi dan berpikir. Korteks ini berfungsi untuk, bahasa, bicara, menulis, merencanakan dan memecahkan masalah. Bagian kanan mempunyai tugas kreatif, seperti memainkan instrumen dan melukis, sedangkan kiri berfungsi untuk melakukan perhitungan matematik, belajar bagaimana bicara bahasa, atau menyelesaikan Sudoku. Setelah itu Roger Sperry membagi otak, belahan kanan dan kiri, serta menganjurkan untuk menyeimbangkan antar 2 belah otak ini, sehingga orang akan lebih sukses.
Mood, Memori, Emosi Dan Cinta
Cinta memang kompleks, oleh karena itu diperlukan pembahasan secara psikologi dan biologi, bekerja bersama menentukan setiap aspek kehidupan manusia. Belajar, berpikir, emosi dan motivasi tidak disangsikan lagi mempunyai hubungan dengan cinta. Seluruh aktivitas ini diatur otak.
Manusia sebagai kreator emosi, mempunyai perasaan beraneka warna, bahasa mengekspresikan perasaan ini. Jadi bila seseorang gagal menggunakan kata untuk berkomunikasi maka tubuh sering kali menyampaikan dalam bentuk perasaan, misalnya bila sedih akan mengangkat bahu atau bergerak lambat ke arah lain, dan akan mengepalkan tangan bila marah.
Kadang-kadang kita mudah membaca perasaan seseorang. Emosi mempunyai hubungan tertutup dengan motivasi. Hubungan antara image/kesan dengan emosi positif sering tampak pada tampilan iklan yang menggambarkan tubuh seseorang dengan penampilan reklame yang akan dijual.
Oleh karena itu, emosi melibatkan interaksi reaksi tubuh misalnya rasa takut, marah dengan menampakkan ekspresi fasial. Otak kita akan merespons, saraf otonom, hormon, neurotransmiter tergantung dari reaksi emosi yang bersangkutan. Tubuh akan menjawab dengan meningkatnya denyut jantung, keringat dingin, muka merah dan merasa sesak.
Peranan penting lain dalam proses cinta adalah terlibatnya endorfin yang merupakan zat kimia, dihasilkan otak dan bekerja meningkatkan rasa senang serta mengurangi sakit sehingga muncul mood yang baik seperti halnya kerja obat-obat opiat. Keadaan ini juga terjadi pada binatang, tetapi responsnya di korteks (kulit) otak berbeda. Seperti yang kita ketahui, korteks serebral merupakan dudukan proses berpikir yang mengontrol perasaan cinta.
Neuroplastisitas dan Cinta
Di otak terjadi proses reorganisasi neuronal masif bila jatuh cinta dan menjadi orang tua (parent), reorganisasi saraf tersebut merupakan kemampuan untuk berubah, hilang, memanjang, keadaan ini disebut neuroplastisitas. Menurut Freeman (Prof neurosains dari Berkeley) keadaan reorganisasi itu terjadi karena ada neuromodulator yang berfungsi meningkatkan dan mengurangi efektivitas hubungan sinaptik dan membawa perubahan.
Freeman percaya bila terjadi janji cinta, neuromodulator otak(oksitosin) dilepaskan, untuk membebaskan hubungan neuronal yang tercampur baur. Oksitosin kadang-kadang disebut juga neuromodulator yang dilepas bila make love dan orgasme pada laki dan perempuan.
Sebenarnya pada wanita oksitosin juga dilepas selama melahirkan dan menyusui, zat ini menginduksi ketenangan, kehangatan mood, dan meningkatkan perasaan kelembutan. Selain itu ternyata oksitosin juga memicu kepercayaan, misalnya bila seseorang menghirup oksitosin dan diteruskan dengan menyerahkan dan membuat pertanggungjawaban uang, maka orang ini lebih cenderung dapat dipercaya. Berbeda dengan ini dopamin dapat mengindusi rangsangan, dan memicu gairah seksual.
Nah, itu tadi bahasan singkat kami mengenai otak dan cinta, dan ternyata cinta adalah akibat dari proses di dalam otak. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi. (maglearning.id).
One comment