Praktikum Pemurnian dan Pemisahan dengan Rekristalisasi

Praktikum Pemurnian dan Pemisahan dengan Rekristalisasi

Praktikum Pemurnian dan Pemisahan – Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak digunakan, dimana zat-zat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu di kala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap.

Peristiwa rekristalisasi berhubungan dengan reaksi pengendapan. Endapan merupakan zat yang memisah dari satu fase padat dan keluar ke dalam larutannya. Endapan terbentuk jika larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan merupakan konsentrasi molal dari larutan jenuhnya.

Kelarutan bergantung dari suhu, tekanan, konsentrasi bahan lain yang terkandung dalam larutan dan komposisi pelarutnya.

Selama pengendapan ukuran kristal yang terbentuk, tergantung terutama pada dua faktor penting yaitu laju pembentukan inti (nukleasi) dan laju pertumbuhan kristal. Jika laju pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal akan terbentuk, dan terbentuk endapan yang terdiri dari partikel-partikel kecil.

Laju pembentukan inti tergantung pada derajat lewat jenuh dari larutan. Makin tinggi derajat lewat jenuh, makin besarlah kemungkinan untuk membentuk inti baru, jadi makin besarlah laju pembentukan inti .

Garam dapur atau natrium klorida atau NaCl. Zat padat berwarna putih yang dapat diperoleh dengan menguapkan dan memurnikan air laut. Juga dapat dengan netralisasi HCl dengan NaOH berair. NaCl nyaris tak dapat larut dalam alkohol , tetapi larut dalam air sambil menyedot panas, perubahan kelarutannya sangat kecil dengan suhu. Garam normal, suatu garam yang tak mengandung hidrogen atau gugus hidroksida yang dapat digusur. Larutan-larutan berair dari garam normal tidak selalu netral terhadap indikator semisal lakmus.

Garam rangkap; yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekuivalen dua atau lebih garam tertentu. Misalnya: FeSO4(NH4)2SO4.6H2O dan K2SO4Al4(SO4)3.24H2O. Dalam larutan, garam ini merupakan campuran rupa-rupa ion sederhana yang akan mengion jika dilarutkan lagi. Jadi, jelas berbeda dengan garam kompleks yang menghasilkan ion-ion kompleks dalam larutan.

Alat dan bahan Praktikum Pemurnian dan Pemisahan.

Alat :     

  1. Kaki tiga
  2. Kawat kasa
  3. Gelas kimia
  4. Corong
  5. Pemanas
  6. Kertas saring
  7. Sendok

Bahan :

  1. Garam dapur kotor
  2. Aquadest

Cara Kerja Praktikum Pemurnian dan Pemisahan 

  1. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
  2. Memasukkan 2 atau 3 sendok garam dapur kotor ke dalam gelas kimia.
  3. Menambahkan air dan mengaduk larutan.
  4. Menyaring larutan garam kotor dengan kertas saring.
  5. Memanaskan larutan dengan spritus.
  6. Mengamati larutan yang sedang dipanaskan sampai kering.
  7. Membandingkan larutan sebelum dipanaskan dengan setelah dipanaskan.
  8. Mencatat hasil pengamatan.

Hasil Pengamatan 

Gambar


Analisis Gambar

250 ml aquades dipanaskan (diukur dengan labu ukur) dalam gelas beaker yang telah ditimbang terlebih dahulu, sampai mendidih untuk beberapa saat. 80 gram garam dapur ditimbang. Dimasukkan ke dalam air panas sambil diaduk, dan dipanaskan lagi sampai mendidih, kemudian disaring. Larutan dibagi menjadi dua bagian untuk dilakukan kristalisasi menurut prosedur.

Pembahasan Praktikum Pemurnian dan Pemisahan 

Garam kotor hasil saringan ( fitrat ), ketika dipanaskan akan berubah dari larutan garam kotor menjadi garam murni ( NaCL). Dalam waktu 10 menit 34 detik, penyebabnya karena larutan tersebut jika dipanaskan akan menguap. Larutan garam kotor dn air yang telah disaring tadi airnya menguap sedangkan garam kotornya tetap dalam gelas kimia tetapi garam nya berubah menjadi garam murni.

Mula-mula larutan garam kotor yang telah disaring dimasukkan gelas kimia. Hasil saringan tersebut, kemudian dipanaskan di atas pemanas dan diletakkan di kaki tiga. Pada saat pemanasan larutan tersebut akan terjadi suatu pemisahan dari larutan garam kotor menjadi garam murni ( NaCL).

Reaksi pemisahan tersebut merupakan reaksi endoterm karena menyerap kalor agar menghasilkan padatan garam murni, bila larutan garam kotor tersebut bermasa maka garam murni yang dihasilkan bermasa juga atau hasil fitrat mempengaruhi produk yang akan didapat setelah reaksi pemisahan.

Dalam tahap ini dilakukan proses pelarutan garam dapur ‘cap kapal’ yang berbentuk padatan menjadi suatu larutan. Akuades yang digunakan untuk melarutkan garam ini adalah akuades yang panas. Hal ini ditujukan agar garam yang dilarutkan dapat melarut dengan sempurna. Garam dapur yang dilarutkan dalam akuades panas tersebut terurai menjadi ion-ionnya yakni, ion natrium (Na+) dan ion klorida (Cl-).

Garam dapur yang digunakan dalam percobaan ini merupakan garam yang belum murni. Karena itulah dalam percobaan ini dilakukan pemurnian terhadap garam dapur tersebut yang bebas dari zat pengotor. Garam dapur yang telah dilarutkan dalam akuades tersebut, dipanaskan sampai mendidih, setelah itu disaring dengan menggunakan kertas saring. Filtrat hasil penyaringan tersebut akan digunakan untuk proses kristalisasi pada tahap berikutnya.

Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini adalah bahwa garam dapur yang dimurnikan pada percobaan ini, menggunakan prinsip rekristalisasi dengan penguapan, rekristalisasi adalah metode pemurnian bahan dalam hal ini adalah garam dapur dengan pembentukan kristal kembali guna menghilangkan zat pengotor, daya larut dari zat yang akan dimurnikan dengan pelarutnya akan mempengaruhi proses rekristalisasi ketika suhu dinaikkan atau ditambahkan kalor/panas,

  1. Filtrate akan mempengaruhi produk NaCL semakin banyak filtrate maka semakin banyak pula NaCL yang dihasilkan.
  2. Garam murni yang terbentuk dari reaksi pemisahan berwarna jernih.
  3. Larutan pada saat sebelum dipanaskan masih dalam keadaan keruh dan dalam bentuk cair,
  4. Sedangkan pada saat larutan sudah di larutan air dan garam kotor telah memisah dan menghasilkan garam murni, karena air menguap ke luar lingkungan atau keluar dari sistem jika pada reaksi endotermik.

Demikianlah ringkasan laporan praktikum pemurnian dan pemisahan dengan rekristalisasi ini kami sampaikan. Semoga bermanfaat (maglearning.id).

Loading...

Tinggalkan Balasan