PRINSIP REDUNDANSI MEDIA PEMBELAJARAN

Prinsip Redundansi (Redundancy Principle) merupakan sebuah prinsip media pembelajaran yang mengusulkan bahwa siswa dapat belajar lebih baik ketika informasi yang identik tidak disampaikan melalui lebih dari satu format atau saluran. Misalnya gambar dan kata-kata yang identik atau narasi audio dan teks yang isinya sama.

Siswa bisa belajar lebih baik melalui animasi dengan narasi daripada melalui animasi dengan narasi dan teks sekaligus, kecuali ketika teks pendek yang menyoroti hal-hal kunci yang dijelaskan dalam narasi, dan ditempatkan di sebelah bagian grafik yang digambarkannya.

Pada dasarnya dalam mempraktikkan prinsip ini dalam pembuatan media pembelajaran adalah membuat konten yang efisien dan harus menghapus informasi yang berlebihan. Prinsip ini akan menjamin siswa lebih mengerti dan memahami pembelajaran melalui grafik dan narasi audio, yang mana narasi tersebut berisi animasi dan kata kata berbentuk audio yang menarik dari pembelajaran sehingga peserta didik dapat memanfaatkan indra penglihatan dan pendengaran secara efektif dan efisien.

Penataan kata kata dalam animasi pembelajaran harus sesuai. Kata-kata yang dipersingkat harus tetap jelas sehingga dapat dicerna oleh siswa dengan mudah sehingga harus hati hati dalam memilih serta memperhatikan kualitas media tersebut.

Secara teoritis prinsip redundansi ini bila tidak diterapkan dapat menciptakan pemrosesan asing dalam working memory siswa. Penyebabnya adalah saluran visual dapat menjadi kelebihan beban karena harus memindai secara visual antara gambar dan teks pada layar, dan selain itu siswa mengeluarkan upaya mental dalam mencoba membandingkan aliran informasi dari saluran visual dan ucapan dari saluran audio sekaligus pesan teks secara visual.

Prinsip redundansi mungkin tidak begitu berlaku pada beberapa kondisi. Misalnya, ketika teks dipersingkat menjadi beberapa kata dan ditempatkan di sebelah grafik atau bagian tertentu dari grafik atau animasi, teks yang diucapkan disajikan sebelum teks yang dicetak, dan tidak ada grafik serta segmen verbal yang pendek. Dalam masing-masing kasus ini, pemrosesan asing berkurang.

Selain hal-hal tersebut pengecualian terhadap Prinsip Redundansi bisa dipertimbangkan dalam menggunakan narasi audio dan teks onscreen sekaligus ketika:

  • Tidak ada presentasi bergambar,
  • Siswa memiliki banyak waktu untuk memproses gambar dan kata-kata yang disajikan secara berurutan,
  • Laju presentasi cukup lambat,
  • Siswa cenderung mengalami kesulitan memproses kata-kata yang diucapkan
  • Menyoroti beberapa kata kunci di samping bagian yang sesuai dengan alasan Psikologi Grafis,
  • Ketika teks pada layar tidak menambah tuntutan pemrosesan siswa (tidak berlebihan),
  • Ketika bahan yang diucapkan mungkin sulit untuk diproses misalnya dalam pembelajaran bahasa asing.

Demikianlah rangkuman kami tentang apa itu prinsip redundansi dalam media pembelajaran. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi di lain kesempatan (maglearning.id).

Loading...