anak bermain dengan gembira

Guru PAUD Bebas Pilih Kurikulum, Porsi Bermain Harus Ditambah

Pada kurikulum baru mendatang guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dibebaskan untuk memilih kurikulum yang sesuai dengan peserta didiknya. Namun, ada satu catatan yang perlu digaris bawahi bahwa dalam kurikulum tersebut porsi dan kesempatan bermain peserta didik harus ditambah.

Ada perubahan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) yang disusun Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Standar ini akan dibuat  lebih fleksibel dengan perkembangan anak.

Kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam kurikulum PAUD juga akan dicabut karena dianggap kurang mendorong aspek belajar sambil bermain. Selama ini guru PAUD dipaksa berpikir keras agar bisa menyelaraskan kegiatan pembelajaran menyenangkan namun tetap harus didasari pada kompetensi standar yang telah ditetapkan.

Dengan demikian kegiatan bermain sambil belajar harus lebih dipromosikan lagi. Aspek pengalaman dan bermain harus lebih dikuatkan lagi. Selama ini pembelajaran peserta didik di tingkat PAUD dinilai terlalu berpatokan pada materi dan kurikulum.

Pengalaman nyata dan natural anak-anak harus muncul mendapat perhatian dari mereka. Suasana bermain tidak boleh kaku dan terlalu terformat. Mereka harus aktif dan dinamis dalam menjalani aktifitas yang menyenangkan menurut mereka.

Karena adanya penetapan kompetensi inti dan kompetensi dasar di pembelajaran PAUD ternyata membuat guru menjadi tidak bebas dalam merancang pembelajaran. Bahkan kegiatan bermain pun harus diatur sedemikan rupa sehingga kompetensi inti dan dasar dapat dicapai.

Tujuan pembelajaran anak jadi dikorbankan. Yang dominan dilaksanakan adalah tujuan pembelajaran guru yang terbebani dengan berbagai standar.

BNSP akan segera mengubah standar pendidikan nasional di jenjang PAUD. Rencananya perubahan itu akan dituangkan dalam revisi Permendikbud No. 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD.

Ada enam poin yang akan ditambahkan dalam Permendikbud standar PAUD yang baru. Penambahan itu dianataranya adalah: definisi pengelompokan PAUD, penguatan tanggungjawab keluarga pada pendidikan anak, pencegahan tindakan diskriminatif, perundungan dan pelecehan seksual, dan peran orang tua dalam pendidikan anak.

BSNP akan mendesain agar kurikulum di PAUD mempunyai banyak ragam. Dengan kurikulum ini Guru bisa memilah dan memilih model kurikulum yang sesuai kebutuhan peserta didiknya. Pembelajaran memang harus beragam sesuai dengan konteks dan lingkungan anak-anak, karena di setiap daerah mempunyai banyak sekali perbedaan-perbedaan yang harus diakomodir oleh mereka.

Bila hal ini sesuai rencana maka diharapkan pembelajaran PAUD akan semakin kaya. Pembelajaran semakin beragam dan menyenangkan. Pengalaman peserta didik akan lebih natural, tidak terkekang oleh banyak kepentingan-kepentingan.

Konsep dari rencana ini akan berlaku universal dan tidak terkait dengan Pandemi Covid-19. Masalah pendidikan PAUD ini memang sudah ada sebelum pandemi. Walaupun di masa pandemi ini pembelajaran PAUD juga sangat bisa disesuaikan sedemikian rupa untuk menjaga keselamatan semua pihak.

Loading...

Tinggalkan Balasan