Teori Inflasi: 3 Teori Utama

Secara garis besar terdapat tiga teori inflasi yang paling sering dibahas dan diacu. Teori-teori inflasi ini masing-masing menyoroti aspek-aspek tertentu dari proses inflasi. Berikut ini pembahasan ringkasnya.

Teori Kuantitas

Inti dari teori kuantitas ini adalah:

  1. Inflasi hanya bisa terjadi jika ada penambahan volume uang yang beredar. Tanpa ada kenaikan jumlah (kuantitas) uang yang beredar, kejadian seperti gagal panen, hanya akan menaikkan harga-harga untuk sementara waktu saja. Bila jumlah uang tidak ditambah, inflasi akan berhenti dengan sendirinya, apapun awal sebab-musabab dari kenaikan harga tersebut.
  2. Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh psikologi (harapan) masyarakat tentang kenaikan harga-harga di masa mendatang. Ada tiga kemungkinan keadaan, yaitu:
    • bila masyarakat tidak (atau belum) mengharapkan harga-harga untuk naik pada bulan-bulan mendatang, maka sebagian besar penambahan jumlah uang beredar yang akan diterima masyarakat untuk menambah likuiditasnya (menambah uang kas). Hal ini berarti bahwa sebagian besar dari kenaikan jumlah uang tersebut tidak dibelanjakan barang sehingga tidak akan ada kenaikan permintaan yang berarti terhadap barang-barang. Oleh karena itu tidak akan terjadi kenaikan harga barang.
    • Masyarakat mulai sadar bahwa ada inflasi, sehingga orang-orang mulai mengharapkan kenaikan harga. Penambahan jumlah uang beredar tidak lagi digunakan masyarakat untuk menambah uang kas, tetapi digunakan untuk membeli barang-barang. Dengan demikian, akan terjadi kenaikan permintaan akan barang-barang. Akibat selanjutnya adalah naiknya harga barang-barang tersebut.
    • Tahap hiperinflasi. Dalam keadaan ini orang-orang sudah kehilangan kepercayaannya terhadap nilai mata uang. Keengganan untuk memegang uang kas menjadi semakin meluas di kalangan masyarakat. Orang cenderung mengharapkan laju inflasi di masa-masa mendatang menjadi semakin besar.

Teori Inflasi Keynes

Menurut teori Keynes, inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi merupakan proses perebutan bagian rezeki di antara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar daripada yang bisa disediakan oleh masyarakat tersebut. Proses perebutan ini akhirnya diterjemahkan menjadi keadaan dimana permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia (inflationary gap).

Inflationary gap timbul karena kelompok-kelompok sosial tersebut berhasil memperoleh dana untuk mengubah keinginannya menjadi rencana pembelian barang-barang yang didukung oleh dana atau biasa disebut dengan ”permintaan efektif”. Bila jumlah permintaan efektif dari semua golongan masyarakat tersebut, pada tingkat harga yang berlaku, melebihi jumlah maksimum dari barang-barang yang bisa dihasilkan oleh masyarakat, maka inflationary gap timbul.

Karena permintaan total melebihi jumlah barang yang tersedia, maka harga-harga akan naik. Kondisi ini dijelaskan dalam gambar di bawah ini.

Teori Inflasi Keynes, Gambar Inflationary Gap
Gambar Inflationary Gap

Gambar di atas menunjukkan dimana inflationary gap tetap timbul. Di sini dianggap bahwa semua golongan masyarakat bisa memperoleh dana yang cukup untuk membiayai, pada tingkat harga yang berlaku, rencana-rencana pembeliannya. Dengan timbulnya inflationary gap (misalnya, karena pemerintah memperbesar pengeluarannya dengan cara mencetak uang baru), maka kurva permintaan efektif bergeser dari D1 ke D2.

Inflationary gap sebesar Q1Q2 timbul dan harga naik dari P1 ke P2. Kenaikan harga ini mengakibatkan rencana-rencana pemebelian golongan masyarakat tidak (termasuk pemerintah) terpenuhi. Karena jumlah barang yang tersedia tidak bisa lebih besar lagi dari OQ1, maka yang terjadi adalah realokasi barang-barang yang tersedia dari golongan-golongan lain dalam masyarakat kepada sektor pemerintah.

Seandainya pada periode berikutnya golongan-golongan masyarakat lain tersebut bisa memperoleh dana untuk membiayai rencana-rencana pembeliannya yang lama dengan harga baru yang lebih tinggi, dan pemerintah tetap pula berusaha memperoleh jumlah barang seperti yang direncanakan pada periode sebelumnya dengan harga baru yang lebih tinggi, maka inflationary gap sebesar Q1Q2 akan timbul lagi.

Harga akan naik lagi dari P2 ke P3. Jika hal ini terus terjadi, maka inflationary gap akan tetap timbul pada periode selanjutnya dan harga-harga akan terus naik. Inflasi akan berhenti hanya apabila salah satu golongan masyarakat tidak lagi memperoleh dana untuk membiayai rencana pembelian barang pada harga yang berlaku, sehingga permintaan efektif masyarakat secara keseluruhan tidak lagi melebihi jumlah barang-barang yang tersedia. 

Teori Strukturalis

Teori strukturalis adalah teori inflasi yang didasarkan pada pengalaman di negara-negara Amerika Latin. Teori ini memberi tekanan pada ketegaran (rigidities) dari struktur perekonomian negara-negara sedang berkembang.

Menurut teori ini ada dua ketegaran utama dalam perekonomian negara-negara sedang berkembang yang dapat menimbulkan inflasi, yaitu:

  1. Ketidakelastisan dari penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban dibandingkan dengan pertumbuhan sektor-sektor lain. Kelambanan pertumbuhan penerimaan ekspor ini berarti kelambanan kemampuan untuk mengimpor barang-barang yang dibutuhkan (untuk konsumsi maupun investasi). Akibatnya, negara tersebut terpaksa mengambil kebijakan pembangunan yang menekankan pada penggalakan produksi DN dari barang-barang yang sebelumnya diimpor, meskipun seringkali biaya produksinya lebih tinggi daripada barang sejenis yang diimpor. Biaya yang lebih tinggi ini akan mengakibatkan harga yang lebih tinggi. Dan jika proses ini makin meluas, maka inflasi akan terjadi.
  2. Ketidakelastisan dari supply atau produksi bahan makanan di dalam negeri. Produksi bahan makanan DN tidak tumbuh secepat pertumbuhan penduduk dan penghasilan per kapita, sehingga harga bahan makanan DN cenderung untuk naik melebihi kenaikan harga barang-barang lain. Akibat selanjutnya adalah timbulnya tuntutan dari para karyawan untuk memperoleh kenaikan upah/gaji. Kenaikan upah berarti kenaikan biaya produksi, yang berarti pula kenaikan harga barang. Jika hal ini terus terjadi maka harga-harga akan terus naik. Proses ini akan berhenti dengan sendirinya, jika harga bahan makanan tidak terus naik.

Demikianlah pembahasan singkat kami tentang tiga teori inflasi utama yang paling sering dibahas dan dijadikan acuan analisis para ekonom. Semoga bermanfaat….

Media Interaktif Belajar Ekonomi Moneter

Silakan gunakan salah satu platform media interaktif Ekonomi Moneter yang sudah saya sediakan di bawah ini. Ada yang berbasis HTML dan berbasis Google presentation. Bila Anda ingin menggunakan dalam versi Android juga sudah saya sediakan unduhan file APK-nya di bagian bawah tulisan ini.

EkoMon Versi Web:

Bila sulit dibuka silakan gunakan Yang INI.

EkoMon Versi Android:

Loading...

Tinggalkan Balasan