Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis

Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis

Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis – Menurut Iskandar (2009) kemampuan berpikir merupakan kegiatan penalaran yang reflektif, kritis, dan kreatif, yang berorientasi pada suatu proses intelektual yang melibatkan pembentukan konsep (conceptualizing), aplikasi, analisis, menilai informasi yang terkumpul (sintesis) atau dihasilkan melalui pengamatan, pengalaman, refleksi, komunikasi sebagai landasan kepada suatu keyakinan (kepercayaan) dan tindakan.

Berpikir   adalah   satu   keaktifan   pribadi   manusia   yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Kita berpikir untuk menemukan pemahaman yang kita kehendaki. Sumadi Suryabrata (2002) proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu:

  • Pembentukan pengertian yaitu menganalisis ciri-ciri dari sejumlah objek yang sejenis, contohnya kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisis ciri-cirinya. Salah satu contohnya adalah menganalisis manusia dari Eropa, Indonesia, dan Cina. Tahap selanjutnya yaitu membandingkan ciri-ciri tersebut untuk diketemukan ciri-ciri mana yang sama dan yang tidak sama. Langkah berikutnya, mengabstraksikan yaitu menyisihkan, membuang ciri-ciri yang tidak hakiki dan menangkap ciri-ciri yang hakiki.
  • Pembentukan pendapat yaitu meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bentuk kalimat, yang terdiri dari subyek dan predikat. Misalnya rumah itu baru, rumah adalah subyek, dan baru adalah predikat. Pendapat itu sendiri dibedakan tiga macam yaitu pendapat positif, negatif, dan kebarangkalian.
  • Pembentukan keputusan atau penarikan kesimpulan yaitu hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada tiga macam keputusan, yaitu keputusan induktif, keputusan deduktif, dan keputusan analogis. Misalkan contoh dari keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus, semua logam kalau dipanaskan memuai, tembaga adalah logam. Jadi (kesimpulan), tembaga kalau dipanaskan memuai.

 

Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Para Ahli

Sekolah harus mengajarkan cara berpikir yang benar pada anak-anak. Berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi membidik baik berpikir kritis maupun berpikir kreatif. Salah satu bentuk berpikir adalah berpikir kritis (critical thinking).

Dalam hal ini menekankan kemampuan dalam hal berpikir kritis. Menurut Elaine Johnson (2002) berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.

Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang terorganisasi. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain. Selanjutnya berpikir kritis adalah kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna (Cece Wijaya, 1996).

Cece Wijaya (1996) juga mengemukakan bahwa pengertian berpikir kritis adalah suatu kegiatan atau suatu proses menganalisis, menjelaskan, mengembangkan atau menyeleksi ide, mencakup mengategorisasikan, membandingkan dan melawankan (contrasting), menguji argumentasi dan asumsi, menyelesaikan dan mengevaluasi kesimpulan induksi dan deduksi, menentukan prioritas dan membuat pilihan.

Sedangkan menurut Dede Rosyada (2004), kemampuan berpikir kritis tiada lain adalah kemampuan siswa dalam menghimpun berbagai informasi lalu membuat sebuah kesimpulan evaluatif dari berbagai informasi tersebut. Selanjutnya Alec Fisher (2009) mendefinisikan berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi.

Lalu, Sapriya (2011) mengemukakan bahwa tujuan berpikir kritis ialah untuk menguji suatu pendapat atau ide, termasuk dalam proses ini adalah melakukan pertimbangan atau pemikiran yang didasarkan pada pendapat yang diajukan. Tujuan berpikir kritis untuk menilai suatu pemikiran, menafsir nilai bahkan mengevaluasi pelaksanaan atau praktik suatu pemikiran dan nilai tersebut. Bahkan berpikir kritis meliputi aktivitas mempertimbangkan berdasarkan pada pendapat yang diketahui.

Menurut Lipman dalam Elaine Johnson (2002) yang menyatakan bahwa layaknya pertimbangan-pertimbangan ini hendaknya didukung oleh kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan. Elaine Johnson (2002) juga menyatakan bahwa tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam.

 

Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa, pengertian kemampuan berpikir kritis mempunyai makna yaitu kekuatan berpikir yang harus dibangun pada siswa sehingga menjadi suatu watak atau kepribadian yang terpatri dalam kehidupan siswa untuk memecahkan segala persoalan hidupnya dengan cara mengidentifikasi setiap informasi yang diterimanya lalu mampu untuk mengevaluasi dan kemudian menyimpulkannya secara sistematis lalu mampu mengemukakan pendapat dengan cara yang terorganisasi.

 

Ciri-ciri Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis dapat diajarkan di sekolah melalui cara- cara langsung dan sistematis. Dengan memunculkan kemampuan-kemampuan berpikir kritis siswa akan melatih siswa untuk mampu bersikap rasional dan memilih alternatif pilihan yang terbaik bagi dirinya. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis akan selalu bertanya pada diri sendiri dalam setiap menghadapi segala persoalan untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya.

Demikian juga jika siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis akan terpatri dalam watak dan kepribadiannya dan terimplementasi dalam segala aspek kehidupannya. Kemampuan berpikir kritis tiada lain adalah kemampuan siswa dalam menghimpun berbagai informasi lalu membuat sebuah kesimpulan evaluatif dari berbagai informasi tersebut (Dede Rosyada, 2004).

Beyer (dalam Sapriya, 2011) menegaskan bahwa ada seperangkat keterampilan berpikir kritis yang dapat digunakan dalam studi sosial atau untuk pembelajaran disiplin ilmu-ilmu sosial. Keterampilan-keterampilan tersebut adalah:

  1. Membedakan antara fakta dan nilai dari suatu pendapat;
  2. Menentukan reliabilitas sumber;
  3. Menentukan akurasi fakta dari suatu pernyataan;
  4. Membedakan informasi yang relevan dari yang tidak relevan;
  5. Mendeteksi penyimpangan;
  6. Mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakan;
  7. Mengidentifikasi tuntutan dan argumen yang tidak jelas atau samar-samar;
  8. Mengakui perbuatan yang keliru dan tidak konsisten;
  9. Membedakan antara pendapat yang tidak dan dapat dipertanggungjawabkan;
  10. Menentukan kekuatan argumen.

 

Lebih lanjut  Alec Fisher (2009) menyebutkan ciri-ciri kemampuan berpikir kritis sebagai berikut:

  • Mengenal masalah
  • Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah itu
  • Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan.
  • Mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan.
  • Memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas
  • Menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan
  • Mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah
  • Menarik kesimpulan-kesimpulan dan  kesamaan-kesamaan yang diperlukan
  • Menguji kesamaan-kesamaan  dan  kesimpulan-kesimpulan  yang seseorang ambil
  • Menyusun kembali  pola-pola keyakinan  seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas k) Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari.

 

Ciri-ciri berpikir kritis menurut Cece Wijaya (1996) adalah :

  • Pandai mendeteksi masalah
  • Mampu membedakan ide yang relevan dengan yang tidak relevan
  • Mampu membedakan fakta dengan fiksi atau pendapat
  • Mampu mengidentifikasi  perbedaan-perbedaan  atau kesenjangan-kesenjangan informasi
  • Dapat membedakan argumentasi logis dan tidak logis
  • Dapat membedakan di antara kritik membangun dan merusak
  • Mampu menarik kesimpulan generalisasi dari data yang telah tersedia dengan data yang diperoleh dari lapangan
  • Mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi.

Dari penjelasan di atas terkait ciri-ciri kemampuan berpikir kritis, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri berpikir kritis meliputi :

  • Kemampuan mengidentifikasi. Pada tahapan ini terdiri atas mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan, mampu menentukan pikiran utama dari suatu teks atau script, dan dapat menjelaskan hubungan sebab akibat dari suatu pernyataan.
  • Kemampuan mengevaluasi. Hal ini terdiri atas dapat membedakan informasi relevan dan tidak relevan, mendeteksi penyimpangan, dan mampu mengevaluasi pernyataan-pernyataan.
  • Kemampuan menyimpulkan. Hal ini terdiri atas mampu menunjukkan pernyataan yang benar dan salah, mampu membedakan antara fakta dan nilai dari suatu pendapat atau pernyataan, dan mampu merancang solusi sederhana berdasarkan naskah.
  • Kemampuan mengemukakan pendapat. Hal ini terdiri atas dapat memberikan alasan yang logis, mampu menunjukkan fakta – fakta yang mendukung pendapatnya, dan mampu memberikan ide-ide atau gagasan yang baik.

 

Demikianlah penjelasan pengertian kemampuan berpikir kritis menurut para ahli dan beberapa pendapat tentang ciri-ciri kemampuan berpikir kritis. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi dengan maglearning.id.

Loading...