Etika Teknologi dan Peradaban Umat Manusia

Etika Teknologi dan Peradaban Umat Manusia

Etika Teknologi dan Peradaban Umat ManusiaTahukah Anda representasi teknologi menghasilkan benda bernama handphone, laptop, mouse, printer, laser, nuklir, hardisk, PDA, antena, radio, motor, dan pesawat? Tahukah Anda bahwa dari pengaplikasian teknologi menimbulkan isu tersendiri? Tahukah Anda bahwa handphone bisa merusak kesehatan?

Seorang ilmuwan kimia Jerman yang bernama Froydehayem Folenhurst, memperingatkan bahaya meninggalkan Hand phone (peralatan seluler) dalam keadaan hidup di kamar-kamar tidur terhadap otak manusia. Ia berkomentar sesungguhnya meletakkan perangkat-perangkat tersebut di dekat kita akan mengakibatkan kondisi sulit tidur, resah dan bahkan tidak bisa tidur, serta kerusakan pada otak sehingga dalam jangka waktu lama akan berdampak kepada kerusakan sistem kekebalan dalam tubuh.

Dia menekankan bahwasanya ada dua ukuran frekuensi sinyal (radiasi) yang memancar dari seluler, yang pertama 900MHz dan kedua 1.8MHz yang mempengaruhi badan manusia dengan bahaya yang bermacam-macam. Ia mengisyaratkan kepada stasiun penguatan Handphone yang kekuatannya menyamai sinar (radiasi) yang berakibat kepada reaksi mikro nuklir sebagaimana reaksi elektromagnetik. Efek yang dihasilkan oleh seluler ini lebih kuat dari radiasi sinar X yang menembus semua anggota tubuh.

Setelah membaca ulasan di atas, tahukah Anda bahwa tidak ada penelitian yang dilakukan oleh para produsen mobile phone sebelum mengimplementasikan teknologi frekuensi kepada handphone? Pada guide atau buku panduan telepon genggam Anda sudah terterakah alasan keamanan atas kesehatan dalam menggunakan handphone? Kalau belum, mengapa bisa begitu?

Kekurangan atau sisi negatif dari suatu teknologi disinyalir dapat mempengaruhi harga jual, sehingga para produsen barang yang berbau teknologi jarang sekali yang ditemukan melakukan kampanye tentang bagaimana seharusnya penggunaan teknologi yang dihubungkan dengan sisi kesehatan, lingkungan, mau pun sisi yang lain. Ada salah satu program United Stated of America di bawah kerja sama antara Departemen Perlindungan Lingkungan dan Departemen Energi yang mengedepankan efesiensi penggunaan energi yaitu Energy Star:

Energy helping us all save money and protect the environment through energy efficient products and practices. Results are already adding up. Americans, with the help of ENERGY STAR, saved enough energy in 2008 alone to avoid greenhouse gas emissions equivalent to those from 29 million cars — all while saving $19 billion on their utility bills.

Energy Star ini memiliki guidelines tersendiri yang dirancang khusus untuk product development seperti produk pemanas air, baterai, charger, komputer, monitor, printer, scanner, dan lampu.

 

Etika Implementasi Teknologi

Lalu di mana letak etika teknologinya? Terletak pada tujuan penggunaan teknologi, tindakan preventif terhadap masalah yang akan timbul, pertimbangan atas efesiensi energi, dan kemajuan peradaban umat manusia. Seperti kasus handphone yang berbahaya bagi kesehatan, etisnya adalah diadakan penelitian tentang teknologi yang akan digabung menjadi satu bentuk baru dari teknologi.

Misalnya handphone adalah gabungan dari teknologi frekuensi radio, LED, speaker, baterai, dan barang elektronik lainnya, harus diadakan penelitian dulu apa yang akan terjadi atas implementasi dari semua teknologi tersebut. Jika teknologi yang akan dihasilkan adalah teknologi yang sifatnya terbuka dan dijual untuk umum sebaiknya dimasukkan ke forum nasional mau pun internasional untuk dibahas dengan bidang ilmu yang seperti dari ilmu kesehatan, ekonomi, sosial, dan budaya.

Tetapi disisi lain pengadaan pembahasan melalui forum internasional ini bisa dianggap tidak penting bagi perusahaan karena merupakan pemborosan biaya sekaligus menjadi tembok penghambat penjualan. Karena tentu saja forum ini berpengaruh bagi masyarakat sebagai target konsumen perusahaan, karena opini dari hasil forum menimbulkan pandangan yang berbeda pada masyarakat dalam memandang produk, entah menjadi naik pamornya atau malah turun.

Keputusan tetap menjadi wewenang perusahaan, tetapi yang jelas etis mau pun tidak etis itu sudah bisa diperbincangkan mulai dari munculnya ide dalam membuat teknologi. Mengutip dari buku Etika oleh Bertens halaman 290:

Apakah semua yang bisa dikerjakan ilmu dan teknologi, pada kenyataannya boleh dikerjakan juga? Tidak merupakan pertanyaan yang dapat dijawab oleh ilmu dan teknologi itu sendiri. Pertanyaan ini harus dijawab oleh manusia yang berperanan sebagai ilmuwan atau teknikus. Dan jelas jawabannya adalah Tidak. Tidak semuanya yang bisa dilakukan dengan kemampuan ilmiah dan teknologis boleh dilakukan juga. Itu berarti bahwa manusia harus membatasi diri.

Itulah kenapa artikel kali ini saya beri judul etika teknologi dan peradaban manusia. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi di lain kesempatan (maglearning.id).

Loading...

One comment

Tinggalkan Balasan