Prinsip Prinsip Pembelajaran dan Penerapannya

Prinsip Prinsip Pembelajaran dan Penerapannya

Prinsip Prinsip Pembelajaran dan Penerapannya – Proses belajar mengajar memang merupakan bagian terpenting dalam mengimplementasikan kurikulum, termasuk memahami prinsip-prinsip pembelajaran itu sendiri. Adapun untuk bisa mengetahui efektivitas dan juga efisiensi suatu pembelajaran bisa kita lihat melalui kegiatan pembelajaran ini.

Oleh karena itu, dalam melakukan pembelajaran sudah sepatutnya seorang pengejar mengetahui bagaimana cara untuk membuat kegiatan belajar bisa berjalan dengan baik serta bisa mencapai tujuan sesuai dengan yang diinginkan.

 

PRINSIP PRINSIP PEMBELAJARAN

Memang, prinsip-prinsip pembelajaran adalah bagian terpenting yang wajib diketahui para pengajar sehingga mereka bisa memahami lebih dalam prinsip tersebut dan seorang pengajar bisa membuat acuan yang tepat dalam pembelajarannya. Dengan begitu pembelajaran yang dilakukan akan jauh lebih efektif serta bisa mencapai target tujuan. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai apa saja prinsip prinsip pembelajaran tersebut, sebaiknya simak ulasan berikut :

Prinsip motivasi dan perhatian

Dalam sebuah proses pembelajaran, di sini perhatian sangatlah berperan penting sebagai awalan dalam memicu kegiatan belajar. Sementara motivasi memiliki keterkaitan dengan minat siswa, sehingga mereka yang mempunyai minat tinggi terhadap mata pelajaran tertentu juga bisa menimbulkan motivasi yang lebih tinggi lagi dalam belajar.

Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri, dapat juga bersifat eksternal yakni dari orang lain, guru, teman, orang tua dan sebagainya. Motivasi dibedakan atas motif intrinsik dan motif ekstrinsik.

Motif Intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Contoh, seorang siswa yang dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran di sekolah karena ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya.

Motif Ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi penyertanya. Contoh, siswa belajar bersungguh-sungguh bukan disebabkan ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya melainkan didorong oleh keinginan naik kelas atau mendapat ijazah.

Prinsip keaktifan

Pada hakikatnya belajar itu merupakan proses aktif yang mana seseorang melakukan kegiatan untuk mengubah perilaku dan pemikiran menjadi lebih baik. Ada yang menyebutnya dengan prinsip mental aktif.

Menurut Thomas M. Risk mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar. Pengalaman tersebut diperoleh apabila peserta didik mempunyai keaktifan untuk bereaksi terhadap lingkungannya. Apabila seorang anak ingin memecahkan suatu persoalan dia harus dapat berpikir sistematis atau menurut langkah-langkah tertentu, termasuk ketika dia menginginkan suatu keterampilan tentunya harus pula dapat menggerakkan otot-ototnya untuk mencapainya.

Prinsip aktivitas di atas menurut pandangan psikologis bahwa segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman sendiri. Jiwa memiliki energi sendiri dan dapat menjadi aktif karena didorong oleh kebutuhan-kebutuhan.

Jadi, dalam pembelajaran yang mengolah dan mencerna adalah peserta didik sesuai dengan kemauan, kemampuan, bakat dan latar belakang masing-masing, guru hanya merangsang keaktifan peserta didik dengan menyajikan bahan pelajaran.

Prinsip berpengalaman atau keterlibatan secara langsung

Prinsip ini erat kaitannya dengan prinsip aktivitas di mana masing-masing individu haruslah terlibat langsung untuk merasakan atau mengalaminya. Adapun sebenarnya di setiap kegiatan pembelajaran itu haruslah melibatkan diri kita secara langsung.

Keterlibatan langsung merupakan hal yang penting dalam pembelajaran. Pembelajaran sebagai aktivitas mengajar dan belajar, maka guru harus terlibat langsung begitu juga peserta didik.

Prinsip keterlibatan langsung ini mencakup keterlibatan langsung secara fisik maupun non fisik. Prinsip ini diarahkan agar peserta didik merasa dirinya penting dan berharga dalam kelas sehingga dia bisa menikmati jalannya pembelajaran.

Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh Jhon Dewey dalam “Learning by Doing”. Walaupun demikian perlu dijelaskan bahwa keterlibatan itu bukan dalam bentuk fisik semata, bahkan lebih dari itu keterlibatan secara emosional dengan kegiatan kognitif dalam perolehan pengetahuan, penghayatan dalam pembentukan afektif dan pada saat latihan dalam pembentukan nilai psikomotor.

Prinsip pengulangan

prinsip pengulangan di sini memang sangatlah penting yang mana teori yang bisa kita jadikan petunjuk dapat kita cermati dari dalil yang di kemukakan Edward L Thorndike mengenai law of learning.

Prinsip pembelajaran yang menekankan pentingnya pengulangan mungkin adalah yang paling tua seperti yang dikemukakan oleh teori psikologi daya. Menurut teori ini bahwa belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri dari daya mengamat, menangkap, mengingat, menghayal, merasakan, berpikir dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang.

Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori koneksionisme bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar timbulnya respons benar.

Selanjutnya teori psikologi conditioning respons sebagai perkembangan lebih lanjut dari teori koneksionisme ini, yang dimotori oleh Ivan Pavlov yang mengemukakan bahwa perilaku individu dapat dikondisikan dan belajar merupakan upaya untuk mengondisikan suatu perilaku atau respons terhadap sesuatu.

Begitu pula mengajar membentuk kebiasaan, mengulang-ulang sesuatu perbuatan sehingga menjadi suatu kebiasaan dan pembiasaan tidak perlu selalu oleh stimulus yang sesungguhnya, tetapi dapat juga oleh stimulus penyerta.

Ketiga teori di atas menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam pembelajaran walaupun dengan tujuan yang berbeda. Teori yang pertama menekankan pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa, sedangkan teori yang kedua dan ketiga menekankan pengulangan untuk membentuk respons yang benar dan membentuk kebiasaan.

Prinsip tantangan

Penerapan bahan belajar yang kita kemas dengan lebih menantang seperti halnya mengandung permasalahan yang harus dipecahkan, maka para siswa pun juga akan tertantang untuk terus mempelajarinya.

Agar pada diri peserta didik timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka materi pembelajaran juga harus menantang sehingga peserta didik bergairah untuk mengatasinya.

Hal ini sejalan dengan prinsip pembelajaran dengan salah satu prinsip konsep contextual teaching and learning  yaitu inkuiri. Di mana dijelaskan bahwa inkuiri merupakan proses pembelajaran yang berdasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Jadi, peserta didik akan bersungguh-sungguh dalam menemukan masalahnya terlebih dahulu kemudian menemukan sendiri jalan keluarnya.

Prinsip penguat dan balikan

Kita tahu bahwa seorang siswa akan lebih semangat jika mereka mengetahui serta mendapatkan nilai yang baik. Terlebih lagi jika hasil yang didapat sangat memuaskan sehingga itu bisa menjadi titik balik yang akan sangat berpengaruh untuk kelanjutannya.

Prinsip perbedaan individual

Proses belajar masing-masing individu memang tidaklah sama baik secara fisik maupun psikis. Untuk itulah di dalam proses pembelajaran mengandung penerapan bahwa masing-masing siswa haruslah dibantu agar lebih memahami kelemahan serta kekuatan yang ada pada dirinya dan kemudian bisa mendapatkan perlakuan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing.

Apabila peserta didik memperoleh nilai yang baik dalam ulangan tentu dia akan belajar bersungguh-sungguh untuk memperoleh nilai yang lebih baik untuk selanjutnya. Karena nilai yang baik itu merupakan penguatan positif.

Sebaliknya, bila peserta didik memperoleh nilai yang kurang baik tentu dia merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelas, dia terdorong pula untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan negatif yang berarti bahwa peserta didik mencoba menghindar dari peristiwa yang tidak menyenangkan.

Format sajian berupa tanya jawab, eksprimen, diskusi, metode penemuan dan sebagainya merupakan cara pembelajaran yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan. Balikan yang diperoleh peserta didik setelah belajar dengan menggunakan metode-metode yang menarik akan membuat peserta didik terdorong untuk belajar lebih bersemangat.

 

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN BAGI SISWA

Siswa harus menyadari implikasi prinsip-prinsip pembelajaran terhadap dirinya. Oleh karena itu guru perlu mendorong dan mempromosikan hal itu pada mereka. Berikut ini adalah bagaimana aplikasi prinsip prinsip pembelajaran pada siswa.

Prinsip Perhatian dan Motivasi

Siswa diharapkan memiliki perhatian terhadap segala pesan yang terimanya. Pesan-pesan yang diterima dalam pembelajaran adalah yang dapat merangsang indranya. Dengan demikian, mereka diharapkan selalu melatih indranya untuk memperhatikan rangsangan yang muncul dalam proses pembelajaran.

Meningkatnya minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi. Sebagai contoh dalam proses pembelajaran peserta didik harus betul-betul dapat berkonsentrasi dalam mendengarkan ceramah guru, membandingkan konsep-konsep yang diterimanya, mengamati secara cermat gerakan yang dilakukan oleh guru dan sebagainya. Itu semua untuk membangkitkan motivasi belajarnya, karena tanpa perhatian seperti itu peserta didik tidak dapat menerima pelajaran secara maksimal.

Dengan demikian motivasi belajar yang ada pada siswa harus dibangkitkan dan dikembangkan secara terus-menerus. Hal ini dapat dicapai dengan mengetahui tujuan belajar yang hendak dicapai, termasuk menanggapi secara positif pujian atau dorongan dari orang lain, harus mempunyai rencana tentang tujuan dia belajar dan kapan harus menyelesaikan jenjang pendidikan yang sedang dijalaninya dan lain sebagainya.

Prinsip Keaktifan

Aktivitas para siswa baik secara fisik maupun intelektual, serta emosional harus aktif. Jadi, tidak ada gunanya guru melakukan pembelajaran jika siswanya pasif. Sebab siswalah yang belajar, maka merekalah yang harus melakukannya.

Sebagai implikasi prinsip keaktifan bagi peserta didik terbentuk perilaku-perilaku untuk mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin mengetahui segala percobaan yang dilakukan di laboratorium, membuat tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan sebagainya. Proses selanjutnya terjalin keterlibatan langsung peserta didik dalam pembelajaran.

Prinsip Keterlibatan Langsung/pengalaman

Tempat seorang peserta didik dalam kelas tidak dapat tergantikan oleh orang lain. Oleh karena itu, keterlibatan langsung peserta didik dalam proses pembelajaran mutlak adanya. Sebagai implikasinya peserta didik dituntut untuk mengerjakan sendiri tugas belajar yang diberikan oleh gurunya.

Dengan keterlibatan ini mereka akan mendapat pengalaman. Bentuk-bentuk perilaku yang merupakan implikasi prinsip keterlibatan langsung adalah segala kegiatan yang dilakukan di sekolah apakah itu berbentuk intrakurikuler ataukah ekstrakurikuler. Meskipun kegiatan tersebut tidak menjamin terwujudnya prinsip keaktifan pada diri peserta didik, namun dengan keterlibatan ini diharapkan dapat mewujudkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Prinsip Pengulangan

Menurut Davies dalam Dimyati (2009), penguasaan yang penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. Implikasi adanya prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam permasalahan.

Dengan kesadaran ini diharapkan siswa tidak merasa bosan dalam melakukan pengulangan. Misalnya menghafal unsur-unsur kimia, mengerjakan soal latihan dan sebagainya.

Prinsip Tantangan

Prinsip belajar ini bersesuaian dengan pernyataan bahwa apabila siswa diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, ia akan belajar dan mengingat secara lebih baik (Davies dalam Dimyati, 2009).

Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan dimilikinya kesadaran pada diri siswa akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses dan mengolah pesan. Selain itu, siswa juga harus memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala permasalahan yang dihadapinya. Misalnya melakukan eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun mandiri atau mencari tahu pemecahan suatu masalah.

Prinsip Balikan dan Penguataan

Siswa selalu membutuhkan kepastian  dari kegiatan yang dilakukan. Dengan demikian siswa selalu memiliki pengetahuan tentang hasil (Knowledge of Result), yang sekaligus penguat (Reinforcement). Hal ini timbul karena kesadaran adanya kebutuhan untuk memperoleh balikan dan sekaligus penguatan bagi setiap kegiatan yang dilakukannya.

Misalnya dengan segera mencocokan jawaban dengan kunci jawaban, menerima kenyataan terhadap skor yang dicapai, atau menerima teguran dari guru/orang tua karena hasil beajarnya jelek.

Prinsip Perbedaan Individu

Setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Adanya perbedaan ini seharusnya membuat setiap peserta didik menyadari bahwa dirinya berbeda dengan temannya, hal ini akan membantu diri peserta didik dalam menentukan cara belajarnya sendiri. Sebagai implikasi dari prinsip perbedaan individual bagi peserta didik adalah menentukan tempat duduk di kelas, menyusun jadwal belajar dan sebagainya.

 

IMPLIKASI PRINSIP PRINSIP PEMBELAJARAN BAGI GURU

Guru seperti halnya peserta didik tidak terlepas dari implikasi prinsip-prinsip pembelajaran, karena guru yang merencanakan selanjutnya melaksanakan pembelajaran tersebut.

Implikasi prinsip-prinsip pembelajaran bagi guru terwujud dalam perilaku fisik dan psikis mereka. Jadi dengan adanya kesadaran guru pada prinsip-prinsip tersebut diharapkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran yang diselenggarakan.

Prinsip Perhatian dan Motivasi

Dalam merencanakan kegiatan pembelajarannya, guru sudah memikirkan perilakunya terhadap peserta didik sehingga dia dapat menarik perhatian dan motivasi peserta didik dan tidak berhenti pada rencana pembelajarannya tetapi sampai selesai menyajikan materinya.

Sebagai implikasi prinsip perhatian bagi guru tampak pada perilaku-perilaku berikut: hendaknya guru membuat setiap bahan pelajaran agar mengandung suatu masalah yang menarik perhatian peserta didik dan merangsang untuk berusaha menyelidiki serta memecahkan, guru menghubungkan bahan pelajaran dengan masalah dan tugas kongkret yang dapat dikerjakan peserta didik secara kelompok, dan guru menghubungkan bahan pelajaran dengan bidang kegiatan tertentu dalam kehidupan sehari-hari.

Selain guru itu juga dapat menggunakan metode yang bervariasi, menggunakan media sesuai dengan tujuan belajar dan materi, guru dapat menggunakan gaya bahasa yang tidak monoton serta dapat mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Bila diperhatikan secara seksama implikasi prinsip perhatian  bagi guru ini, ini sesuai dengan prinsip pembelajaran contextual teaching and learning, seperti inkuiri dan masyarakat belajar.

Adapun implikasi prinsip motivasi bagi guru tampak pada perilaku-perilaku di antaranya:

  1. Memilih bahan ajar sesuai dengan minat peserta didik.
  2. Menggunakan metode dan teknik mengajar yang disukai peserta didik.
  3. Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan peserta didik dan sesegera mungkin memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.
  4. Memberikan pujian verbal atau non-verbal terhadap peserta didik yang memberi respons terhadap pertanyaan yang diberikan.
  5. Memberitahukan nilai guna dari pelajaran yang sedang dipelajari peserta didik.
  6. Perilaku yang merupakan implikasi prinsip perhatian dan motivasi bagi guru dapat dilihat lebih dari satu perilaku dari suatu kegiatan pembelajaran.

Prinsip Keaktifan

Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik, memberikan peluang dilaksanakannya implikasi prinsip keaktifan bagi guru secara optimal. Peran guru mengorganisasikan kesempatan  belajar bagi masing-masing peserta didik berarti mengubah peran guru, yaitu menjamin bahwa setiap peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dalam kondisi yang ada.

Hal ini berarti pula bahwa kesempatan yang diberikan oleh guru akan menuntut peserta didik selalu aktif mencari, memperoleh dan mengolah bahan belajarnya. Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada diri peserta didik maka guru dapat melaksanakan perilaku-perilaku berikut:

  1. Menggunakan multimetode dan multimedia.
  2. Memberikan tugas secara individual dan kelompok.
  3. Memberikan kesempatan kepada peserta didik melaksanakan eksperimen dalam kelompok kecil (beranggota tidak lebih dari 3 orang).
  4. Memberikan tugas untuk membaca bahan belajar, mencatat hal-hal yang kurang jelas, serta
  5. Mengadakan tanya jawab dan diskusi.

Sebenarnya terdapat berbagai macam metode atau cara yang dapat dipergunakan oleh guru untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran. Terutama dengan memberikan tugas kelompok, diskusi, pemodelan serta demonstrasi.

Prinsip Keterlibatan Langsung

Sudah dijelaskan di awal bahwa keterlibatan langsung peserta didik bukan hanya secara fisik karena itu tidak menjamin keaktifan belajar. Guru harus pandai-pandai merancang pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat terlibat langsung bukan saja secara fisik tetapi juga mental emosional serta intelektual peserta didik.

Perilaku sebagai implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi guru adalah sebagai berikut:

  1. Merancang kegiatan pembelajaran yang lebih banyak pada pembelajaran individual dan kelompok kecil.
  2. Mementingkan eksperimen langsung oleh peserta didik dibandingkan dengan demonstrasi.
  3. Menggunakan media yang langsung digunakan oleh peserta didik.
  4. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempraktikkan gerakan psikomotorik yang dicontohkan.
  5. Melibatkan peserta didik mencari informasi/pesan dari sumber informasi di luar kelas atau sekolah.
  6. Melibatkan peserta didik dalam merangkum atau menyimpulkan informasi pesan pembelajaran.

Selain itu, implikasi dari adanya prinsip ini bagi guru adalah kemampuan guru untuk bertindak bukan saja sebagai fasilitator, tetapi juga sebagai manajer/pengelola kegiatan yang mampu mengarahkan, membimbing dan memotivasi peserta didik ke arah tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Prinsip Pengulangan

Jika guru mampu memilihkan bahan yang membutuhkan pengulangan dan yang tidak membutuhkan pengulangan maka guru telah melakukan implikasi dari prinsip pengulangan. Karena tidak semua bahan pembelajaran itu membutuhkan pengulangan.

Pengulangan terutama dibutuhkan oleh bahan-bahan pembelajaran yang harus dihafalkan tanpa ada kesalahan sedikit pun, termasuk bahan yang membutuhkan latihan-latihan. Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip pengulangan di antaranya adalah:

  1. Merancang pelaksanaan pengulangan.
  2. Mengembangkan / merumuskan soal-soal latihan.
  3. Mengembangkan petunjuk kegiatan psikomotorik yang harus diulang.
  4. Mengembangkan alat evaluasi kegiatan pengulangan.
  5. Membuat kegiatan pengulangan yang bervariasi.

Prinsip Tantangan

Tantangan sebagai salah satu prinsip pembelajaran yang dapat mengantar peserta didik mencapai tujuannya. Sehingga guru harus merancang kegiatan pembelajaran dalam bentuk kegiatan, bahan dan media yang dapat memberi tantangan kepada peserta didik untuk lebih bersemangat dengan tantangan itu.

Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip tantangan di antaranya adalah:

  1. Merancang dan mengelola kegiatan eksperimen yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukannya secara individual atau dalam kelompok kecil (3-4 orang).
  2. Memberikan tugas kepada peserta didik memecahkan masalah yang membutuhkan informasi dari orang lain di luar sekolah sebagai sumber informasi.
  3. Menugaskan kepada peserta didik untuk menyimpulkan isi pelajaran yang selesai disajikan.
  4. Mengembangkan bahan pembelajaran (teks, hand out, modul, dan lain-lain) yang memperhatikan kebutuhan peserta didik untuk mendapatkan tantangan di dalamnya, sehingga tidak harus semua pesan pembelajaran disajikan secara detail tanpa memberikan kesempatan peserta didik mencari dari sumber lain.
  5. Membimbing peserta didik untuk menemukan fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi sendiri.
  6. Guru merancang dan mengelola kegiatan diskusi untuk menyelenggarakan masalah-masalah yang disajikan dalam topik diskusi.

Prinsip Balikan dan Penguatan

Pemberian balikan dan penguatan dapat dengan lisan dan tulisan. Guru harus dapat menentukan momen dan cara yang tepat keduanya dapat diberikan dengan tepat sasaran.

Implikasi prinsip balikan dan penguatan bagi guru dapat berwujud perilaku-perilaku di antaranya:

  1. Memberitahukan jawaban yang benar setiap kali mengajukan pertanyaan yang telah dijawab peserta didik secara benar ataupun salah.
  2. Mengoreksi pembahasan pekerjaan rumah yang diberikan kepada peserta didik pada waktu yang telah ditentukan.
  3. Memberikan catatan-catatan pada hasil kerja peserta didik (berupa makalah, laporan, klipping pekerjaan rumah), berdasarkan hasil koreksi guru terhadap hasil kerja pembelajaran.
  4. Memberikan lembar jawaban tes pelajaran yang telah dikoreksi oleh guru, disertai skor dan catatan-catatan bagi peserta didik.
  5. Mengumumkan dan mengonfirmasikan peringkat yang diraih setiap peserta didik berdasarkan skor yang dicapai dalam tes.
  6. Memberikan anggukan atau acungan jempol atau isyarat lain kepada peserta didik yang menjawab dengan benar pertanyaan yang disajikan oleh guru.
  7. Memberikan hadiah/ganjaran kepada peserta didik yang berhasil menyelesaikan tugas.

Prinsip Perbedaan Individu

Guru menghadapi peserta didik secara klasikal dalam kelas tentunya harus mempertimbangkan latar belakang atau karakteristik masing-masing peserta didik. Jadi, guru harus dapat melayani peserta didiknya sesuai karakteristik mereka orang per orang.

Adapun implikasi prinsip perbedaan individual bagi guru berwujud perilaku-perilaku sebagai berikut:

  1. Menentukan penggunaan berbagai metode yang diharapkan dapat melayani kebutuhan peserta didik sesuai karakteristiknya.
  2. Merancang pemanfaatan berbagai media dalam menyajikan pesan pembelajaran.
  3. Mengenali karakteristik setiap peserta didik sehingga dapat menentukan perlakuan pembelajaran yang tepat bagi peserta didik yang bersangkutan.
  4. Memberikan remediasi ataupun pertanyaan kepada peserta didik yang membutuhkan.

 

Demikianlah penjelasan prinsip prinsip pembelajaran dan penerapannya bagi siswa / peserta didik serta implikasinya dalam program pembelajaran yang dijalankan oleh guru. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi di lain bahasan. (maglearning.id)

Loading...

Tinggalkan Balasan