Kesalahan Mendasar yang Dilakukan Praktisi PR

Kesalahan Mendasar yang Dilakukan Praktisi PR

Ada Beberapa kesalahan fatal dan mendasar yang sering dilakukan oleh para pelaku atau praktisi PR dan kesalahan ini tidak selalu dilakukan oleh para newbie di dunia PR saja. Para senior juga mungkin saja terpeleset melakukan kesalahan tersebut. Hindari sebisa mungkin kalau Anda tidak ingin melakukan pekerjaan yang sia-sia.

Beberapa kesalahan mendasar yang sering dilakukan oleh para praktisi public relations (PR) adalah:

Janji yang berlebihan

Hal ini memang cukup menyulitkan karena hasil publisitas tidak bisa diprediksi dengan akurasi 100 persen. Dalam pertarungan sengit sangat mudah bagi tim PR untuk menaikkan angka potensi ROI (Return on Investment).

Kalau beruntung, gap antara apa yang dijanjikan dengan kenyataannya tidak terlalu lebar. Tapi sering kali yang terjadi justru kebalikannya. Hasilnya berbanding terbalik dengan janji-janji hebat yang Anda berikan.

Tidak memenuhi tenggat waktu

Dalam dunia PR, tenggat waktu adalah sesuatu yang sakral. Terlambat mengirimkan email, kehilangan kesempatan bertemu media karena Anda terlambat, atau terlambat menyerahkan ide untuk kampanye bisa dikategorikan sebagai dosa besar. Hukuman untuk dosa ini adalah dikeluarkan dari bisnis.

Spamming

Terkadang ada yang merasa putus asa (atau memang tidak peduli) hingga akhirnya mereka membombardir media dengan segala macam promosi, rilis, dan hal semacamnya. Hal ini sama sekali bukan media relations, melainkan spamming, dan ini sangat tidak profesional. Pendekatan yang spesifik untuk setiap media akan selalu lebih baik.

Pendekatan yang tidak konsisten

Nah, kalau ini kesalahan dari pihak klien. Beberapa perusahaan berpikir bahwa PR tak ubahnya kran air, mereka bisa membuka dan menutupnya sesuai kebutuhan bisnis atau ketersediaan budget.

Salah besar! Berbeda dengan sales promotion atau direct marketing, public relation baru bisa dilihat kesuksesannya dalam jangka panjang. Dibutuhkan konsistensi agar PR dapat sukses membangun merek.

Memaksakan kekuatan iklan

Selalu ada perusahaan yang bersikeras memaksakan pembelian iklan untuk mendapatkan liputan dari media atau sibuk mengancam akan menarik iklannya jika tidak mendapatkan liputan yang bagus. Hal ini bisa saja dijalankan, tapi biasanya tidak akan sepadan dengan ongkosnya. Karena hal tersebut tidak akan membangun hubungan yang baik dengan media, dan umumnya sikap seperti itu akan menjadi boomerang bagi perusahaan di kemudian hari.

Berpikir PR = press release

Membuat press release memang bagian dari pekerjaan PR, tapi itu bukan satu-satunya. Masih banyak hal strategis yang perlu dikerjakan oleh para PR.

Bahasa yang membingungkan

Terkadang para PR suka menggunakan istilah-istilah yang membingungkan. Pekerjaan PR pada dasarnya adalah menjembatani komunikasi antara perusahaan dengan audiensnya. Karena itu, jadilah “jembatan” yang baik dengan berkomunikasi secara jelas dan sederhana agar audiens dapat benar-benar memahami apa yang ingin Anda sampaikan. Tidak perlu memakai istilah-istilah rumit yang justru jadi membingungkan.

 

Itulah beberapa Kesalahan Mendasar Yang Dilakukan oleh Praktisi PR. Karena dampaknya sering sangat signifikan, oleh karena itu bagi setiap praktisi PR wajib untuk memperhatikannya dan jangan sampai melakukannya. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi di lain bahasan (maglearning.id).

Loading...

Tinggalkan Balasan