Bijak Menghadapi Kesalahan Anak, Bagaimana Sebaiknya Orang Tua Bersikap

Bijak Menghadapi Kesalahan Anak – Anak berbuat suatu kesalahan adalah wajar. Hal seperti itu termasuk manusiawi. Setiap manusia pasti punya salah, dan dalam pendidikan sebuah kesalahan bahkan adalah keniscayaan dimana kita bisa belajar dari kesalahan lalu kemudian menjadi lebih baik di kemudian hari.

Seyogyanya, setiap anak tentu tidak ingin melakukan dan mengecewakan orangtuanya dengan melakukan kesalahan. Oleh karena itu, terimalah dan maafkanlah ia apabila sesekali anak melakukan kesalahan. Karena, boleh jadi kesalahan tersebut adalah faktor ketidak-sengajaan atau keingintahuan anak terhadap sesuatu hal.

Manfaat Melakukan Kesalahan

Seperti telah saya singgung di atas bahwa kesalahan bisa jadi sebuah keharusan yang sebenarnya penting untuk diri kita termasuk anak-anak kita. Meskipun seringkali dianggap negatif, kesalahan sebenarnya memiliki manfaat yang mendalam dalam perkembangan individu dan masyarakat secara keseluruhan. Berikut ini adalah beberapa manfaat utama melakukan kesalahan, mulai dari pembelajaran pribadi hingga inovasi masyarakat.

1. Pembelajaran dan Pengembangan Pribadi

Salah satu manfaat paling jelas dari melakukan kesalahan adalah pembelajaran pribadi yang intensif. Kesalahan memberikan pelajaran berharga yang sulit dicapai melalui keberhasilan semata. Proses kesalahan mengajarkan manusia tentang batasan diri, kekuatan, dan area yang perlu diperbaiki. Setiap kali seseorang melakukan kesalahan, mereka memiliki kesempatan untuk mengevaluasi tindakan mereka, memahami akar masalah, dan membuat perubahan yang diperlukan untuk pertumbuhan pribadi.

2. Peningkatan Kreativitas

Kesalahan seringkali merupakan bagian integral dari proses kreatif. Inovasi dan ide baru sering muncul melalui percobaan dan kesalahan. Beberapa penemuan terbesar dalam sejarah manusia terjadi karena seseorang merangkul risiko dan mencoba sesuatu yang belum pernah dicoba sebelumnya. Ketika seseorang membuat kesalahan, mereka secara tidak langsung membuka pintu bagi pemikiran kreatif dan solusi inovatif yang mungkin tidak akan muncul melalui jalan yang lebih aman.

3. Mengasah Keterampilan Problem Solving

Kesalahan memerlukan pemecahan masalah yang aktif dan kreatif. Setiap kesalahan membawa tantangan unik yang memerlukan pemikiran kritis untuk menemukan solusinya. Dengan mengatasi kesalahan, seseorang mengasah keterampilan problem solving mereka, yang merupakan aspek penting dalam setiap aspek kehidupan. Kemampuan untuk menanggapi dan menyelesaikan masalah membentuk karakter seseorang dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan yang lebih besar di masa depan.

4. Peningkatan Ketahanan Mental

Menghadapi kesalahan dan mengambil tanggung jawab atas mereka membangun ketahanan mental. Orang yang mampu mengatasi kegagalan dengan sikap positif dan tekad untuk memperbaiki diri mereka sendiri memiliki kemampuan untuk menghadapi tekanan dan tantangan kehidupan dengan lebih baik. Kesalahan memberikan kesempatan untuk melatih diri dalam menghadapi ketidakpastian, membantu mengembangkan ketahanan mental yang diperlukan untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan perubahan.

5. Peningkatan Kualitas Keputusan

Melalui kesalahan, seseorang dapat memahami konsekuensi dari keputusan yang salah. Pengalaman kesalahan memberikan wawasan berharga yang dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik di masa depan. Mereka yang belajar dari kesalahan mereka cenderung menjadi pengambil keputusan yang lebih bijak, karena mereka telah mengalami dampak negatif yang mungkin timbul akibat keputusan yang kurang tepat.

6. Fasilitator Inovasi Masyarakat

Di tingkat masyarakat, kesalahan adalah pendorong utama inovasi. Perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, dan budaya sering kali muncul dari eksperimen dan kesalahan kolektif. Masyarakat yang mampu menerima dan mengatasi kesalahan tanpa takut dihakimi atau diucilkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi dan pertumbuhan kolektif.

Bagaimana Bijak Menghadapi Kesalahan Anak

Memberitahu, memperingatkan, dan mengajarkan anak supaya lebih berhati-hati dalam bertindak adalah penting. Hal ini perlu orangtua lakukan supaya anak dapat lebih pasti dalam bertindak. Ia pun akan semakin mahir membedakan tindakan mana yang benar dan mana yang salah.

Mengajarkan anak untuk bersikap waspada sebagai upaya mengurangi kesalahan dalam bertindak tidak perlu menggunakan hukuman dengan kekerasan. Sebab, menghukum dan mempermalukan anak karena kesalahannya hanya akan membuat anak tidak mencintai dirinya sendiri. Ia akan memandang dirinya rendah. Ia berpendapat bahwa dirinya tidak mampu melakukan hal yang baik, selalu mengecewakan dan bahkan ia akan selalu menganggap bahwa dirinya sudah tidak lagi berharga di mata orangtuanya. Dengan demikian, kondisi tersebut bisa saja mendorong anak untuk melakukan tindakan negatif. Misalnya, narkoba, frustrasi, dan bahkan bunuh diri.

Sejatinya, anak belajar dari apa yang diperlihatkan orangtuanya. Apabila orangtua sesekali melakukan kesalahan dan mereka mau meminta maaf atas kesalahannya tersebut maka anak bukan saja akan belajar bertanggung jawab. Tetapi, dengan berulang-ulang memaafkan orang tua setiap kali orang tua melakukan kesalahan. Maka, lambat laun anak akan semakin menyadari pentingnya kemauan memberi maaf (John Gray, 2004).

Kesimpulannya, supaya anak mampu mencintai dirinya sendiri, dapat bertindak dengan penuh tanggung jawab, dan mampu memaafkan diri serta orang lain. Maka, ketika anak melakukan suatu kesalahan hindarilah orangtua memarahi, menghukum, dan mempermalukan anak. Sebaliknya, berikanlah maaf kepadanya. Tetaplah memperlakukan anak dengan penuh cinta. Luruskanlah kesalahan anak dengan cara yang bijaksana dan penuh dengan kelembutan. Janganlah orangtua melakukan kekerasan, ancaman, dan hukuman sebagai cara untuk mendidik supaya anak tidak bersikap salah.

Selain hal di atas, adalah penting bagi orangtua untuk tidak merasa ’rendah’ atau gengsi jika meminta maaf kepada anak atas kesalahan yang telah mereka lakukan. Dengan demikian, apabila anak melakukan suatu kesalahan maka ia pun tidak akan sulit meminta maaf. Bahkan, mungkin saja contoh baik yang telah dilakukan orangtua tersebut dapat mendukung anak menjadi orang yang terbiasa memaafkan kesalahan orang lain. Semoga bermanfaat (maglearning.id).

Tinggalkan Balasan