Jenis Search Engine

Apa saja Jenis Jenis Search Engine ?

Mengetahui jenis jenis search engine adalah modal dasar para blogger atau pemasar online untuk meningkatkan capaian target mereka. Sebelum belajar tentang search engine optimization (SEO) tentu harus tahu bagaimana cara search engine bekerja dan apa saja jenis-jenis search engine serta perbedaan-perbedaannya.

Pada tulisan saya kali ini akan membahas tentang jenis-jenis search engine berdasarkan cara kerjanya. Berdasarkan mekanisme search engine beroperasi, mesin pencari dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

  • Berbasis Crawler
  • Direktori
  • Metasearch Engine

Berikut ini saya akan menjelaskan bagaimana ketiga jenis search engine ini bekerja, dan apa perbedaan masing-masing.

Crawler-Based Search Engine

Seperti namanya, mesin pencari berbasis crawler membuat database atau daftar pencarian mereka secara otomatis tanpa campur tangan manusia. Contoh mesin pencari berbasis crawler adalah Google.com dan Bing.com.

Mesin pencari berbasis crawler banyak digunakan untuk mencari dan mengakses konten melalui Internet. Mereka beroperasi dalam tiga langkah: 1. Perayapan web 2. Pengindeksan 3. Pencarian.

1. Perayapan Web (crawling)

Mesin pencari memulai dengan mengumpulkan dan menyimpan informasi tentang halaman web. Mekanisme ini disebut perayapan web (web crawling). Penjelajah web, juga dikenal sebagai laba-laba atau bot Web, adalah program komputer atau perangkat lunak yang dirancang khusus untuk mengumpulkan dan menyimpan data tentang situs web untuk diindeks.

Mesin pencari ini akan lebih mudah melakukan tugasnya bila disediakan sitemap, atau bisa juga kita “suapin” (feed) dengan teknik-teknik tertentu. Namun, bila kita tidak melakukan apa-apa pun mesin crawl masih akan bekerja terutama pada laman yang sering dikunjungi.

2. Pengindeksan (indexing)

Setelah dilakukan perayapan maka mesin akan melakukan pengindeksan. Pengindeksan ini membantu mengklasifikasikan situs dengan benar untuk tujuan pencarian. Data yang dirayapi atau diekstrak kemudian diindeks dan disimpan dalam database untuk akses cepat.

Setiap mesin pencari mempunyai teknik yang berbeda untuk mengindeks data halaman web. Teknik pengindeksan yang umum termasuk menyimpan meta tag, yang digunakan di tajuk halaman web, dan memberikan deskripsi laman web dan kata kunci yang terkait dengan situs web.

3. Pencarian (searching)

Pencarian adalah langkah terakhir dalam pengoperasian mesin pencari. Ketika pengguna meminta informasi tertentu dengan memasukkan kata kunci di mesin pencari, mesin pencari akan menanyakan pada indeks dan memberikan daftar halaman web yang paling relevan dengan mencocokkannya dengan kata kunci yang diindeks. Namun, mungkin tidak sesederhana itu. Mesin pencari menggunakan berbagai faktor untuk menentukan peringkat dan memberikan daftar situs web yang cocok berdasarkan:

  • On Page: Kualitas konten seperti yang ditentukan oleh algoritma pencarian.
  • Off-page: Tautan dari situs web lain (backlink), search engine, media sosial, dan email.
  • Metadata dan usability: Judul, deskripsi, kata kunci, teks alternatif, tag meta kustom, aksesibilitas seluler, kecepatan tampilan halaman, dll.

Hal yang dapat diambil di sini adalah untuk mencapai hasil pencarian yang baik, kita harus melakukan organisasi atau pengaturan-pengaturan. Misalnya, kita harus menempatkan kata kunci dalam bagian judul, subjudul, gambar, dan paragraf dari sebuah laman atau artikel.

Faktor Pencarian Organik Utama

Berikut ini adalah faktor-faktor pencarian organik utama yang harus kita perhatikan:

  1. Hierarki kata kunci: Penyelarasan kata kunci dengan halaman web tertentu di seluruh situs.
  2. Tata letak kata kunci: Lokasi kata kunci di halaman artikel atau web.
  3. Desain situs web: Usabilitas dan kecepatan memuat halaman.
  4. URL: Kata kunci utama yang terdapat dalam URL.

SEO dapat ditingkatkan melalui pengenalan dan penanaman kebiasaan tertentu dalam menulis artikel atau membuat laman. Kita dapat membuat suatu pedoman umum untuk meningkatkan SEO. Berikut ini adalah contoh pedoman dan cara menerapkannya.

One insight yaitu memiliki kata kunci relevan yang disematkan di situs web untuk membantu robot mesin pencari. Mesin pencari menggunakan kata kunci yang relevan untuk mengevaluasi situs/laman internet pada istilah yang sedang dicari. Situs atawa laman dengan relevansi kata kunci yang tinggi, pada gilirannya, akan muncul lebih tinggi dalam hasil pencarian istilah.

Mesin pencari dapat menggunakan kepadatan kata kunci, yang berarti persentase frekuensi istilah yang dicari berada di situs/laman web. Kepadatan kata kunci rata-rata yang mungkin bisa diupayakan adalah 5–8%, yang setara dengan lima atau delapan kata dari setiap 100 kata.

Beberapa tip lainnya adalah sebagai berikut:

  • Jika seseorang berulang kali menggunakan kata kunci atau definisi yang sama dalam konten halaman, itu mungkin dianggap sebagai spam.
  • Kata kunci yang ditambahkan ke judul halaman memengaruhi visibilitas halaman web di mesin pencari.
  • Judul dan frekuensi kata kunci teks lengkap dapat meningkatkan visibilitas situs.
  • Animasi Flash mungkin tidak memengaruhi hasil SEO karena tidak dapat diindeks dengan mudah oleh perayap web dan bot.

Agar kita dapat lebih memahami visibilitas laman kita, statistik situs webnya juga harus diperiksa secara teratur, untuk memahami bagaimana pengguna mengakses dan memanfaatkan situs dan juga apa dampak perubahan situs terhadap perilaku ini.

Kita bisa menggunakan informasi di Google search console atau Bing webmaster tools untuk meriset laman website kita. Menemukan laman dan kata kunci yang perlu dioptimasi adalah sasaran utamnnya. Selain itu, desain keseluruhan situs web harus dibuat selaras dengan strategi pengoptimalan SEO.

Direktori

Derektori adalah salah satu jenis search engine berikutnya. Daftar direktori disusun secara manual dan dibuat oleh editor manusia. Orang yang ingin terdaftar dalam direktori mengirimkan alamat, judul, dan deskripsi singkat situs web mereka, yang kemudian direview oleh editor dan dimasukkan di dalamnya. Beberapa contoh bagus dari direktori yang dibuat manusia adalah Open Directory, dan LookSmart.

Dalam dunia akademis kita mengenal DOAJ, Lens, Dimensions, dan masih banyak lagi lainnya. Cara kerja jenis search engine direktori ini pada prinsipnya hampir sama dengan crawler based, hanya saja proses input data indeks dilakukan manual, bukan oleh robot.

Nah, Google juga pernah memiliki produk google directory namun sudah dihentikan sejak Juli 2011. Sebagai gantinya Google telah membuat Google Business Places atau kita sering disebut dengan Google places.

Jenis search engine ini sangat cocok untuk bisnis offline seperti restoran, bengkel, tempat wisata, hotel, rumah sakit dan sebagainya. Di setelan postingan blogger juga disediakan pengaturan untuk lokasi ini. Jadi, bila Anda menemukan hasil pencarian yang berbeda padahal menggunakan kata kunci yang sama, maka jangan heran, inilah penyebabnya.

Metasearch Engine

Jenis search engine metasearch mengumpulkan dan menampilkan hasil dari search engine lain. Saat pengguna memasukkan kueri, mesin metasearch mengirimkan kueri tersebut ke beberapa mesin telusur individual, dan hasil yang dikembalikan dari semua mesin telusur tersebut diintegrasikan, diberi peringkat, dan ditampilkan kepada pengguna.

Contoh mesin pencari meta adalah Metacrawler, Mamma, dan Dogpile. Dengan mengintegrasikan hasil dari beberapa mesin pencari, mesin metasearch mampu menangani data dalam jumlah besar dan dapat menghemat waktu dengan berfokus pada satu mesin pencari meta.

Demikianlah tiga jenis search engine jika dilihat dari cara kerjanya. Walaupun yang paling umum adalah yang berbasis crawler maka tidak ada salahnya bila Anda juga memanfaatkan jenis yang lainnya. Terutama sesuai dengan karakteristik website Anda.

Kebetulan saya sudah menerapkan pada beberapa website yang saya kelola termasuk website maglearning.id ini juga beberapa website jurnal ilmiah yang cocok untuk jenis search engine crawler dan direktori. Silakan kunjungi saja kedua laman jurnal berikut ini untuk observasi, yaitu JUPE dan JEPK.

Loading...

Tinggalkan Balasan