PROSES PEMBENTUKAN OPINI PUBLIK

PROSES PEMBENTUKAN OPINI PUBLIK

Kemarin kita telah membahas tentang hubungan opini publik dengan public relations. Sekarang kita akan mendiskusikan tentang bagaimana proses pembentukan opini publik.

Hal ini perlu mendapatkan perhatian tersendiri. Karena proses pembentukan opini publik ini tidak boleh sembarangan. Harus terencana dengan baik serta rawan sekali terjadi mispersepsi.

Kesalahan sedikit saja akan membuyarkan apa yang telah dibangun selama bertahun-tahun. Apalagi dalam era digital di mana arus informasi menjadi sangat deras dan bisa datang dari segala arah.

Tahapan dalam Proses Pembentukan Opini Publik

Sosiolog dan ahli komunikasi Jerman, Ferdinand Tönnies, mengemukakan tiga tahap dalam proses pembentukan opini publik. Yaitu:

  1. Die Luftartigen Position adalah posisi opini ibarat angin ribut. Pada tahap ini, masalah masih acak, tidak menentu, dan sebatas kabar angin.
  2. Die Fleissigen Position adalah tahap ketika pembicaraan mengenai suatu masalah sudah mulai terarah dan membentuk pola yang jelas. Pada tahap ini, muncul pro dan kontra. Isu itu bisa disetujui, bisa juga tidak.
  3. Die Festigen Position adalah tahap penyatuan pendapat anggota kelompok dari tahap-tahap sebelumnya. Pada tahap ini, sudah terjadi kesepakatan bagaimana seharusnya masalah diselesaikan.

Dari beberapa pendapat ahli lainnya, setidaknya ada empat tahap proses terbentuknya opini publik:

  1. Ada isu yang perlu dipecahkan. Untuk itu, orang perlu mencari alternatif pemecahan. Masalah tersebut pun juga dirasakan sangat relevan bagi kehidupan orang banyak.
  2. Isu tersebut relatif baru. Akibatnya, muncul kekaburan standar penilaian atau standar ganda sehingga memicu beberapa alternatif yang memungkinkan terjadinya diskusi untuk pemilihan alternatif-alternatif tersebut.
  3. Munculnya debat dan diskusi. Dari debat dan diskusi tersebut kemudian diambil keputusan. Hal ini melahirkan kesadaran kelompok. Dalam proses ini, biasanya muncul seorang opinion leader (tokoh pembentuk opini) yang tertarik dengan isu tersebut. Contohnya, politikus, akademisi, pemuka agama, dan tokoh masyarakat lainnya.
  4. Menyusun program yang memerlukan dukungan luas untuk melaksanakan keputusan. Akan banyak keputusan yang dihasilkan dari diskusi pemilihan alternatif, disengaja, atau tidak diekspos media massa hingga informasi dan reaksi terhadap isi tersebut diketahui khalayak.

Alat Pembentukan Opini Publik

Alat-alat yang dapat digunakan untuk membentuk opini publik adalah pers, organisasi politik, dan organisasi nonpolitik. Berikut cara-cara untuk mengukur opini publik:

  1. Jajak pendapat (polling): Pengumpulan suara atau pendapat masyarakat secara tertulis atau pun lisan.
  2. Attitude scale: Melakukan penetapan di antara seluruh masyarakat yang hendak memberikan opini publik, baik itu kubu masyarakat yang pro maupun yang kontra.
  3. Wawancara (interview): Langsung menanyakan kepada masyarakat, baik itu secara tertutup maupun terbuka.
  4. Tulisan atau video: Salah satu contohnya adalah surat kabar yang menyatakan balasan dari opini yang telah diberikan oleh masyarakat. Tentunya, surat balasan tersebut tertuju untuk masyarakat luas.

Opini publik dapat terbentuk dalam suatu lingkup lingkungan yang luas maupun sempit. Ini karena pengertian opini publik sendiri pada dasarnya dapat mengacu pada sekelompok individu, besar atau pun kecil, yang mempunyai kepentingan, perhatian, dan minat yang sama terhadap suatu hal. Atas dasar tersebut, setiap kelompok dapat membentuk opininya sendiri terhadap suatu masalah atau hal yang menyangkut kepentingan mereka.

Kemunculan opini publik sesungguhnya dapat direncanakan atau tidak direncanakan. Opini publik yang direncanakan termasuk salah satu kegiatan Public Relations yang telah dirancang sebelumnya. Mereka umumnya telah melakukan perencanaan, pengaturan, dan menentukan target media. Opini publik juga dirancang untuk memengaruhi, mengubah, atau menolak opini yang sudah berkembang di masyarakat. Sementara itu, opini publik yang tidak direncanakan muncul secara alamiah tanpa rekayasa. Media biasanya sekadar memberitahukan suatu peristiwa. Publik sendirilah yang menganggap isu itu penting dan terjadilah pembahasan di antara mereka. Setelah menjadi pembicaraan di masyarakat, barulah media massa memberi penekanan tertentu atas sebuah isi dan akhirnya hal tersebut menjadi opini publik.

CARA MEMENGARUHI PUBLIK

Opini publik sangat berpengaruh terhadap kualitas organisasi. Memang, perlu ada pengaruh guna meningkatkan kualitas organisasi. Jika ditinjau dari sudut pandang organisasi, ada beberapa cara yang dapat ditempuh, yaitu dengan meningkatkan kualitas-kualitas hal-hal berikut:

  1. Produksi. Peningkatan kualitas produksi yang baik dapat menimbulkan opini masyarakat yang baik pula. Misalnya, perusahaan memberikan produksi yang baik dan produksi tersebut dinikmati oleh masyarakat. Hal ini tentunya akan menciptakan opini publik yang positif. Sebaliknya, jika produksi suatu perusahaan buruk dan produksi tersebut sampai kepada masyarakat seperti itu, opini yang akan terbentuk juga akan buruk.
  2. Layanan. Layanan terhadap masyarakat harus selalu diperhatikan. Layanan yang diberikan kepada masyarakat juga dapat menimbulkan opini publik. Contohnya: Layanan pelanggan, Pemberian hadiah, Keuntungan-keuntungan. Semua bentuk pelayanan pasti akan berpengaruh terhadap citra organisasi atau perusahaan.

Sedangkan jika ditinjau dari pekerjaan seorang Public Relations organisasi, usaha-usaha untuk memengaruhi opini, serta mengubah sikap dan tingkah laku publik dapat dilakukan dengan cara:

  1. Koersif (memaksa), yaitu suatu tindakan yang bersifat memaksa, memboikot, menerapkan kekuasaan, dan cara-cara lain yang dapat menekan batin dan menegangkan jiwa sehingga menimbulkan ketakutan di kalangan publik.
  2. Persuasif, yaitu suatu tindakan menggarap aspek psikologis secara halus guna membangkitkan kesadaran individu melalui komunikasi yang informatif. Komunikasi persuasif memerlukan pengetahuan dan persiapan yang matang, baik yang dilakukan secara lisan (pidato, ceramah, briefing, propaganda, lobi, dan lain-lain), tertulis, atau menggunakan kata-kata, isyarat, gambar, dan sebagainya.

Selain upaya memengaruhi opini, seorang Public Relations juga harus memiliki kemampuan mengubah suatu opini yang dirasa jelek atau buruk menjadi kebalikannya. Cara-cara yang bisa digunakan antara lain:

  1. Menghindari perdebatan atau pertentangan terbuka.
  2. Mengemukakan fakta-fakta.
  3. Mengeluarkan pernyataan yang positif.

Media Pembelajaran Interaktif Public Relations

Anda bisa belajar dengan mudah secara offline menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Android yang telah kami sediakan di Android Play Store. Silakan unduh aplikasinya di SINI.

Sekian dulu pembahasan kami tentang proses pembentukan opini publik ini. Semoga bermanfaat, salam belajar menyenangkan. (maglearning.id)

Loading...