Kerangka Portofolio SWOT

MANAJEMEN PORTOFOLIO KORPORASI: Kerangka Portofolio SWOT

Banyak korporasi mengoperasikan multi bisnis dengan berbagai jenis industri berbeda. Sehingga banyak korporasi menggunakan kerangka portofolio sebagai acuan menyusun strategi korporasi. Kali ini kita akan membahas kerangka portofolio SWOT.

Banyak sekali konsep kerangka portofolio korporasi yang telah diperkenalkan, di mana semua konsep dapat digunakan sebagai acuan strategi, tetapi pada korporasi tertentu pada kondisi tertentu membutuhkan acuan tertentu pula. Pada seri artikel ini akan membahas beberapa kerangka analisis yang dapat digunakan oleh para manajer korporasi. Dimulai dari kerangka portofolio SWOT, kerangka portofolio Boston Consulting Group asli dan revisi, dan kerangka General Electric.

Kerangka Portofolio S.W.O.T

Kerangka Portofolio SWOT ini didesain dengan paradigma dua dimensi yaitu: Status kompetitif unit bisnis korporasi (kekuatan sumber daya dan kelemahan relatif dibanding kompetitor) dan status lingkungan (peluang dan ancaman lingkungan). Status kompetisi unit bisnis korporasi diklasifikasikan atas status kompetisi kuat, rata-rata dan lemah, sedangkan status lingkungan unit bisnis korporasi terdiri atas ancaman kritis, peluang dan ancaman yang seimbang, dan peluang yang berlimpah. Pada matriks analisis S.W.O.T status kompetisi unit bisnis korporasi pada poros horizontal, sedangkan status lingkungan pada poros vertikal.

Suatu korporasi, unit bisnis, dan strategi fungsional saling terkait. Oleh sebab itu kekuatan dan kelemahan masing-masing dapat mengakibatkan peningkatan atau penurunan efektivitas organisasi secara keseluruhan. Sebagai contoh, biaya rendah dapat dicapai pada level ekonomis suatu korporasi. Kemudian upaya penurunan biaya pada level unit bisnis dilakukan dengan menerapkan strategi biaya rendah (low-cost strategy), dan melalui strategi fungsional yang sesuai.

Kekuatan dan kelemahan strategi pada setiap level akan mempengaruhi performa organisasi secara keseluruhan. Hal seperti ini dibahas mengikuti penekanan pada suatu unit bisnis korporasi, haruslah jelas kekuatan dan kelemahan korporasi mana yang dapat meningkatkan level korporasi, unit bisnis, dan operasi fungsional secara bersama-sama.

Memahami matriks pada gambar di bawah ini dapat melalui beberapa contoh. Sebuah bisnis korporasi dapat dikategorikan dalam kompartemen A jika memiliki kekuatan persaingan mengesankan dengan sedikit kelemahan dan pesaing dalam kondisi peluang yang besar dan relatif sedikit tantangan.

Pada sisi lain suatu unit bisnis korporasi dapat pada kompartemen F apabila memiliki kekuatan dan kelemahan kompetisi rata-rata pada kondisi lingkungan dengan ancaman yang serius dan sedikit peluang. Dan sebuah unit bisnis korporasi dikategorikan pada kompartemen H jika mempunyai banyak kelemahan dibanding kekuatannya pada kondisi lingkungan dengan peluang dan ancaman yang moderat.

Gambar Matriks SWOT portofolio korporasi
Gambar Matriks SWOT portofolio korporasi

Kerangka portofolio S.W.O.T ini memberikan acuan posisi strategi unit bisnis korporasi pada salah satu dari sembilan kompartemen. Kompartemen-kompartemen ini dijelaskan berikut ini:

Kompartemen A

Kompartemen A merupakan kategori yang sangat diharapkan setiap unit bisnis. Unit bisnis korporasi dievaluasi untuk selalu memiliki kekuatan bersaing yang impresif dan kelemahan minimal serta beroperasi pada kondisi lingkungan dengan peluang besar tanpa adanya ancaman yang berarti. Dalam kondisi tersebut sejumlah strategi sesuai untuk diterapkan sebagai berikut:

  • Pertumbuhan internal dapat dijadikan strategi yang efektif jika manajemen puncak percaya dan mampu mempertahankan budaya organisasi, efisiensi, kualitas dan image selalu dalam kondisi terbaik.
  • Integrasi vertikal dari diversifikasi bisnis yang terkait bisa menjadi pilihan yang lebih baik untuk menjamin pasokan bahan baku atau jaminan pemasaran dan distribusi output korporasi, hal ini bisa dilakukan dalam kondisi lingkungan yang stabil. Strategi ini juga sesuai diterapkan jika manajemen percaya akan berakibat pada penurunan biaya operasional atau peningkatan inovasi produk.
  • Merger atau integrasi horisontal, strategi ini dapat diterapkan jika hukum anti monopoli tidak menjadi penghambat, strategi ini diterapkan dengan tujuan untuk memperbesar market share dan meningkatkan daya saing.

Pertumbuhan korporasi tidak selalu harus dengan cara mengembangkan unit bisnis. Metode alternatif yang dapat diterapkan adalah dengan membagi unit bisnis menjadi unit-unit yang lebih kecil yang semi otonomi dan berkonsentrasi pada pertumbuhan tetapi lebih mudah menjangkau pasar.

Contohnya, Johnson & Johnson (J&J) membagi beberapa unit bisnisnya sehingga pertumbuhan optimalnya di luar perkiraan manajemen puncaknya. J&J yang mempunyai 166 unit bisnis yang sangat terdesentralisasi, di mana semuanya berkonsentrasi pada pasarnya masing-masing dibidang produk kesehatan dan personal care. Pertumbuhan optimal unit bisnis J&J diakibatkan dari pangsa pasar yang berbeda-beda. Penjualan tahunan unit bisnis J&J berkisar antara $100,000 sampai 1 milyar dolar.

Kompartemen B

Unit bisnis korporasi dalam posisi ini memiliki kekuatan persaingan yang powerfull dan beroperasi pada lingkungan dengan peluang dan ancaman yang moderat dapat menerapkan strategi integrasi vertikal unit bisnis yang terkait atau diversifikasi horizontal bisnis terkait. Karena lingkungan hanya ada peluang yang moderat, korporasi yang berada di kompartemen B mempunyai peluang keberhasilan yang lebih besar jika melakukan diversifikasi industri terkait.

Sebagai contoh korporasi PepsiCo, Korporasi soft-drink ini mempunyai peluang yang moderat. Walaupun demikian korporasi ini masih mempunyai prospek pertumbuhan yang masuk akal terutama di luar Amerika, peluang ini menghadapi ancaman tak terprediksi dari Coca-Cola.

Dengan melakukan diversifikasi dengan industri terkait yaitu restoran cepat saji, PepsiCo berhasil mengurangi ketergantungannya pada industri soft-drink. Secara bersamaan PepsiCo dapat memanfaatkan kekuatan pemasarannya untuk mengembangkan unit bisnis makanan cepat saji tersebut. Pada saatnya nanti pertumbuhan unit bisnis makanan cepat saji tersebut akan memproteksi penjualan minuman PepsiCo, sebab Taco Bell, KFC, dan Pizza Hut hanya akan menyajikan produknya dengan minuman produksi PepsiCo.

Halaman selanjutnya….. (kerangka portofolio SWOT)

Loading...
Pages ( 1 of 2 ): 1 2Lanjut »

Tinggalkan Balasan