Kerja sama Internasional dan Integrasi Ekonomi – Seiring dengan perkembangan dunia, beberapa perubahan ekonomi pun muncul signifikan, termasuk perubahan dalam aktivitas ekonomi negara. Globalisasi ekonomi menjadi kunci dalam perkembangan perdagangan, keuangan, dan investasi asing.
Perdagangan internasional juga telah berkembang pesat. Dengan berkembangnya perdagangan internasional tersebut, kompetisi internasional menjadi lebih ketat. Kerja sama perdagangan antar negara yang berkembang menjadi regionalisme ekonomi merupakan respons negara terhadap permasalahan ekonomi global yang semakin kompetitif dan saling tergantung.
Dengan membentuk kelompok regional, negara-negara lebih terintegrasi sehingga dapat meningkatkan kerja sama mereka untuk memperkuat posisi negara, mempromosikan tujuan politik maupun ekonomi negara, dan lain-lain. Pembentukan kelompok regional merupakan upaya masing-masing negara untuk memajukan negaranya masing-masing (Gilpin, 2001).
ASEAN Free trade Area (AFTA) yang disepakati oleh negara-negara ASEAN pada pertemuan kepala negara ASEAN atau ASEAN Summit ke-4 tahun 1992 merupakan salah satu bentuk nyata dari integrasi ekonomi regional. Namun perjanjian ini direvisi pada tahun 2007 dengan masuknya Cina pada tahun 2012 menjadi ASEAN-China Free trade Area (ACFTA) dan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir tahun 2015 lalu.
Kerja sama ini dilakukan untuk menjadikan kawasan ASEAN menjadi tempat produksi yang kompetitif sehingga produk ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global dan menarik lebih banyak Foreign Direct Investment (FDI) serta meningkatkan perdagangan antar negara-negara ASEAN (intra-ASEAN Trade).
Secara umum tujuan integrasi ekonomi adalah untuk memperkuat posisi ekonomi sekelompok negara dalam pasar internasional, sehingga diharapkan mereka dapat bersaing dengan negara lain yang lebih besar dan lebih maju. Kerja sama ekonomi internasional dan integrasi ekonomi ini diharapkan mampu mendorong pembangunan ekonomi Indonesia, yaitu mendorong pendapatan negara melalui ekspor dan impor.
Kerja sama ini akan membuka peluang industrialisasi baru di kawasan Indonesia serta memperluas lapangan kerja profesional bagi generasi muda baru di Indonesia yang sedang menikmati bonus demografi serta memberikan kesempatan berkarir di berbagai wilayah di ASEAN. Namun pada saat yang bersamaan, kekhawatiran terhadap ekonomi pasar juga menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para pengusaha Indonesia pada saat daya saing industri lokal yang masih lemah.
Era integrasi ekonomi juga dapat membuka kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena kalah bersaing dengan produksi negara lain yang lebih murah dan berkualitas. Membanjirnya produk impor di pasaran Indonesia juga dapat terjadi sehingga mematikan usaha-usaha di Indonesia.
Ancaman masuknya tenaga kerja asing (ekspatriat) ke Indonesia yang lebih profesional akan menekan lapangan kerja di Indonesia yang sudah sempit. Selain itu secara ekonomi, Indonesia tidak lebih baik dari Singapura, Malaysia, Thailand bahkan Kamboja.
Banyak pihak menilai Indonesia belum siap dalam menghadapi era integrasi ekonomi di beberapa sektor, baik secara mental, sistem sosial budaya, politik, serta ekonomi. Banyak mereka yang masih menilai bahwa keputusan ikut terjun di perdagangan bebas tersebut bisa saja malah membuat perekonomian Indonesia semakin terpuruk.
Maka perlu kiranya kajian tentang peluang dan tantangan bagi Indonesia dalam kerja sama perdagangan regional dan internasional sebagai perwujudan integrasi ekonomi. Nah bagaimana kajian tentang peluang dan tantangan yang di hadapi Negara Kesatuan Republik Indonesia di era integrasi ekonomi ini.
Halaman selanjutnya ………. (Kerja sama Internasional dan Integrasi Ekonomi)
One comment