Dinamika Kependudukan Indonesia (SMP Kelas 7)

4. Pertumbuhan dan Kualitas Penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan dinamis antara kekuatan yang menambah dan kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan penduduk, yakni kelahiran, kematian, dan migrasi.

Kelahiran dan kematian disebut faktor alami, sedangkan migrasi disebut faktor non-alami. Kelahiran bersifat menambah, sedangkan kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk.

Migrasi yang bersifat menambah disebut migrasi masuk (imigrasi), sedangkan migrasi yang bersifat mengurangi disebut migrasi keluar (emigrasi).

Tingkat pertumbuhan penduduk di negara kita termasuk kategori sedang. Pada periode 2010-2014, angka pertumbuhannya mencapai 1,40% per tahun. Untuk menurunkan tingkat pertumbuhan yang tinggi ini, pemerintah Indonesia melaksanakan program Keluarga Berencana. Dengan program Keluarga Berencana, penduduk Indonesia telah mengalami penurunan dari yang awalnya 2,31% pada periode 1971-1980 menjadi 1,49% pada periode 1990-2000.

Struktur penduduk Indonesia lebih banyak pada penduduk usia muda, hal ini sebagai akibat dari masih tingginya tingkat kelahiran. Persentase penduduk 0 – 14 tahun pada tahun 1980 mencapai 40,3% dan pada tahun 1985 sedikit turun menjadi 39,%.

Penduduk usia muda ini pada tahun 2000 diperkirakan turun lagi menjadi 37,7% dan 34,%. Pertumbuhan penduduk sangat banyak, yaitu nomor empat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan beberapa hal berikut ini.

  1. Pertumbuhan penduduk usia muda yang cepat menyebabkan tingginya angka pengangguran.
  2. Persebaran penduduk tidak merata.
  3. Komposisi penduduk kurang menguntungkan karena banyaknya penduduk usia muda yang belum produktif sehingga beban ketergantungan tinggi.
  4. Arus urbanisasi tinggi, sebab kota lebih banyak menyediakan lapangan kerja.
  5. Menurunnya kualitas dan tingkat kesejahteraan penduduk.

Masalah kependudukan Indonesia dalam hal kualitas adalah masalah dalam kemampuan sumber daya manusianya. Di Indonesia, masalah kualitas penduduk yang terjadi dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat pendidikan, rendahnya tingkat kesejahteraan yang kemudian dapat berpengaruh pada pendapatan per kapita masyarakat tersebut.

Selain itu, tingkat kesehatan juga merupakan salah satu penentu dari kualitas penduduk. Tingkat kesehatan penduduk merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pembangunan. Tingkat kesehatan suatu negara dapat dilihat dari besarnya angka kematian bayi dan usia harapan hidup penduduknya. Hal ini terlihat dari tingginya angka kematian bayi dan angka harapan hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara maju.

Mata pencaharian merupakan salah satu dari beberapa tolok ukur kualitas penduduk. Akibat pertambahan penduduk yang tinggi, maka jumlah angkatan kerja tidak seharusnya terserap. Bahkan semakin ketatnya persaingan tenaga kerja, maka angkatan kerja muda yang merupakan tenaga kerja kurang produktif pun ikut bersaing. Hal ini kurang menguntungkan usaha pembangunan secara nasional karena golongan muda kurang produktif tersebut merupakan beban.

Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan masalah yang harus ditangani secara serius karena sangat peka terhadap ketahanan nasional. Mayoritas penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani, berbeda dengan di negara maju yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya berada di sektor Industri.

5. Keragaman Etnik dan Budaya

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang memiliki suku bangsa dan budaya yang beragam. Suku bangsa sering juga disebut etnik. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa berarti sekelompok manusia yang mempunyai kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran budaya tersebut, sehingga menjadi identitas. Kesadaran dan identitas biasanya dikuatkan oleh kesatuan bahasa.

Jadi, suku bangsa adalah gabungan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan sosial sebab mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal-usul dan tempat asal serta kebudayaan. Ciri-ciri suku bangsa memiliki kesamaan kebudayaan, bahasa, adat istiadat, dan nenek moyang. Ciri-ciri mendasar yang membedakan suku bangsa satu dengan lainnya, antara lain bahasa daerah, adat istiadat, sistem kekerabatan, kesenian daerah, dan tempat asal.

Keberagaman bangsa Indonesia, terutama terbentuk oleh jumlah suku bangsa yang mendiami berbagai lokasi yang tersebar. Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial atau budaya.

Menurut penelitian Badan Pusat Statistik di tahun 2010, di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa. Antarsuku bangsa di Indonesia mempunyai berbagai perbedaan dan itulah yang membentuk keanekaragaman di Indonesia.

Kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia sangat beragam. Keragaman tersebut dipengaruhi faktor lingkungan. Masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan akan lebih banyak menggantungkan kehidupannya dari pertanian, sehingga berkembang kehidupan sosial budaya masyarakat petani. Sementara itu, daerah pantai akan memengaruhi masyarakatnya untuk mempunyai mata pencarian sebagai nelayan dan berkembanglah kehidupan sosial masyarakat nelayan.

Keragaman bangsa Indonesia tampak pula dalam seni sebagai hasil kebudayaan daerah di Indonesia, misalnya dalam bentuk tarian dan nyanyian. Hampir semua daerah atau suku bangsa mempunyai tarian dan nyanyian yang berbeda. Begitu juga dalam hasil karya, setiap daerah mempunyai hasil karya yang berbeda dan menjadi ciri khas daerahnya masing-masing.

Keanekaragaman budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke merupakan aset yang tidak ternilai harganya, sehingga harus tetap dipertahankan dan dilestarikan. Ada sebagian warga Indonesia yang tidak mengetahui ragam budaya daerah lain di Indonesia, salah satunya budaya melukis tubuh di Mentawai, Sumatra Barat, tindik sebagai tanda kedewasaan dan masih banyak kebudayaan lain yang belum tereksplorasi.

Setiap daerah memiliki kebudayaan yang khas. Keragaman budaya tersebut dapat diketahui melalui bentuk-bentuk pakaian adat, lagu daerah, tarian daerah, rumah adat, upacara adat dan lain sebagainya.

a. Rumah Adat

Indonesia kaya akan budaya dengan terdapatnya wujud keanekaragaman budaya bangsa kita yang tersebar di berbagai provinsi pada umumnya, hal yang paling kongkret adalah adanya rumah adat di setiap daerah provinsi di negara kita. Berikut ini tabel beberapa contoh rumah adat di setiap daerah di Indonesia.

  1. Aceh:    Rumoh Aceh, rumah Krong Bade
  2. Sumatera Utara:               Rumah Balai Batak Toba, rumah Bolon
  3. Sumatera Barat:                Rumah Gadang
  4. Riau:      Balai Salaso Jatuh atau rumah Adat Selaso Jatuh Kembar, rumah Melayu Atap Belah Bubung, rumah Melayu Atap Lipat Kajang, dan rumah Melayu Atap Lontik
  5. Kepulauan Riau:                Rumah Melayu Atap Limas Potong
  6. Jambi:   Rumah Panggung
  7. Bengkulu:            Rumah Bubungan Lima
  8. Sumatera Selatan:           Rumah Limas
  9. Bangka Belitung:              Rumah Rakit dan rumah Limas
  10. Lampung:            Rumah Nuwou Sesat
  11. Jawa Barat:         Rumah Kasepuhan
  12. Banten: Rumah Adat Baduy
  13. DKI Jakarta:        Rumah Kebaya dan rumah Gudang
  14. Jawa Tengah:     Rumah Joglo
  15. D.I. Yogyakarta: Rumah Joglo
  16. Jawa Timur:        Rumah Joglo
  17. Kalimantan Barat:            Rumah Panjang
  18. Kalimantan Tengah:        Rumah Betang
  19. Kalimantan Utara:            Rumah Baloy
  20. Kalimantan Timur:           Rumah Lamin
  21. Kalimantan Selatan:        Rumah Banjar
  22. Bali:        Rumah Bale Manten
  23. Sulawesi Utara: Rumah Walewangko
  24. Gorontalo:          Rumah Adat Dulohupa
  25. Sulawesi Tengah:             Souraja atau rumah Raja atau rumah Besar, rumah Tambi
  26. Sulawesi Barat:  Rumah Adat Mandar
  27. Sulawesi Selatan:             Rumah Adat Tongkonan
  28. Sulawesi Tenggara:          Rumah Adat Buton atau rumah Adat Banua Tada
  29. Nusa Tenggara Barat:     Rumah Dalam Loka
  30. Nusa Tenggara Timur:    Rumah Musalaki
  31. Maluku:               Rumah Baileo
  32. Maluku Utara:   Rumah Sasadu
  33. Papua Barat:       Mod aki aksa
  34. Papua:  Honai

Halaman Selanjutnya…….. (Dinamika Kependudukan Indonesia)

One comment

Tinggalkan Balasan