Berikut ini akan kami sajikan bahasan tentang model model pembelajaran IPS beserta langkah-langkah pembelajarannya. Ada 4 model utama dalam pembelajaran IPS yang akan kami bahas. Simak baik-baik ya…
1. Model Pembelajaran IPS dengan Pendekatan Saintifik
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang terdiri atas kegiatan:
- mengamati (untuk mengidentifikasi masalah yang ingin diketahui),
- merumuskan pertanyaan (dan merumuskan hipotesis),
- mengumpulkan data/informasi dengan berbagai teknik,
- mengolah/menganalisis data/informasi dan menarik kesimpulan, dan
- mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulan dan mungkin juga temuan lain yang di luar rumusan masalah untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencipta. Berikut langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran saintifik :
Tabel langkah-langkah pembelajaran saintifik
Langkah Pembelajaran | Kegiatan Pembelajaran | Kompetensi yang Dikembangkan |
Langkah-1 Mengamati | Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). | Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi. |
Langkah-2 Menanya | Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetis). | Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. |
Langkah-3 Mengumpulkan Informasi/ menalar | · melakukan eksperimen. · membaca sumber lain selain buku teks. · mengamati obyek/kejadian/aktivitas. · wawancara dengan nara sumber. | Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebablasan belajar dan belajar sepanjang hayat. |
Langkah-4 Mengasosiasikan/mengolah informasi/eksperimen/mencoba | · mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. · Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. | Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. |
Langkah-5 Mengomunikasikan/Membentuk jejaring (networking) | · Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. | Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas dan mengembangkan berbahasa yang baik dan benar. |
Kegiatan pembelajaran dalam metode pendekatan saintifik meliputi tiga kegiatan, yaitu :
a. Kegiatan pendahuluan, meliputi :
- Peserta didik dan Guru mengucapkan salam.
- Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep yang telah di pelajari oleh peserta didik yang berkaitan dengan materi yang akan di pelajari.
- Peserta didik menerima informasi tentang topik dan tujuam pembelajaran yang di sampaikan Guru.
b. Kegiatan inti, meliputi :
- Mengamati
- Menanya
- Mengumpulkan informasi/menalar
- Mengasosiasikan/mengolah informasi/eksperimen/mencoba
- Mengkomunikasikan/membentuk jejaring (networking).
c. Kegiatan penutup. Meliputi :
- Peserta didik diminta untuk meningkatkan pemahamannya mengenai materi yang telah di pelajari dari buku- buku pelajaran atau sumber informasi lain yang relevan.
- Guru dapat memberikan beberapa situs di internet yang berkaitan dengan konsep, prinsip, atau teori yang telah di pelajari oleh peserta didik dan kemudian meminta peserta didik untuk mengaksesnya.
- Peserta didik menerima pesan-pesan moral dari guru.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Salah satu model model pembelajaran IPS yang paling umum digunakan adalah model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning) atau sering disebut PBM adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari (otentik).
Model pembelajaran IPS ini bersifat terbuka (open-ended) untuk diselesaikan oleh peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berfikir, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru.
Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah (PBM) sebagai berikut :
Tabel Langkah-langkah Pembelajaran Berbasih Masalah
Tahap | Deskripsi |
Tahap 1 Orientasi terhadap masalah | Guru menyajikan masalah nyata kepada peserta didik. |
Tahap 2 Organisasi belajar | Guru memfasilitasi peserta didik untuk memahami masalah nyata yang telah di sajikan, yaitu mengidentifikasi apa yang mereka telah ketahui, apa yang perlu mereka ketahui, dan apa yang perlu di lakukan untuk menyelesaikan masalah. Peserta didik berbagi peran/tugas untuk menyelesaikan masalah tersebut. |
Tahap 3 Penyelidikan individual atau kelompok | Guru membimbing peserta didik melakukan pengumpulan data/informasi (pengetahuan, konsep, teori) melalui berbagai macam cara untuk menemukan berbagai alternatif penyelesaian masalah. |
Tahap 4 Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah | Guru membimbing peserta didik untuk menentukan penyelesaian masalah yang paling tepat dari berbagai alternatif pemecahan masalah yang peserta didik temukan. Peserta didik menyusun laporan hasil penyelesaian masalah, misalnya dalam bentuk gagasan, model, bagan, atau power point slides. |
Tahap 5 Analisis dan evaluasi proses penyelesaian | Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah yang dilakukan. |
Dalam penilaian terdapat tiga aspek, yaitu aspek pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), kecakapan (skill). Penilaian aspek pengetahuan mencakup dari nilai ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), PR, kuis, dokumen, dan laporan-laporan.
Sedangkan penilaian sikap dapat dilihat dari penguasaan softskill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerja sama dalam tim dan kehadiran dalam pembelajaran. Penilaian kecakapan diukur dari penguasaan lat batu pembelajaran, baik software maupun kemampuan perancangan dan pengujian.
3. Pembelajaran Berbasis Proyek
Model model pembelajaran IPS selanjutnya adalah model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning). Pembelajaran Berbasis Proyek adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Inti pembelajaran berbasis proyek terletak pada aktivitas-aktivitas peserta didik untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata.
Dan memperkenankan peserta didik untuk bekerja sendiri atau kelompok. Produk yang di hasilkan dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain. Di bawah ini adalah langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) :

Gambar Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek
Hal-hal yang perlu di pertimbangkan dalam penilaian pembelajaran berbasis proyek sebagai berikut :
- Kemampuan pengolahan. Kemampuan peserta didik dalam memilih tema/topik yang relevan dengan bahasa dan materi pelajaran, mengelola waktu (tugas, materi, proyek) sesuai perencanaan proyek, mencari serta menemukan informasi/produk sesuai dengan jenis tugas proyek dan penulisan laporan.
- Relevansi. Kesesuaian hasil tugas proyek dengan materi pelajaran yang di berikan guru dengan mempertimbangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik dalam pembelajaran.
- Keaslian. Produk atau hasil karya tugas projek yang di kerjakan peserta didik harus merupakan hasil karyanya sendiri baik secara individu maupun kelompok.
4. Pembelajaran Discovery Learning-Inquiri
Sebagai model terakhir yang kami bahas dalam model model pembelajaran IPS kali ini adalah Metode discovery learning, yang diartikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak di sajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi di harapkan siswa mampu mengorganisasikan sendiri. Sebagai strategi pembelajaran discovery learning mempunyai prinsip yang sama dengan inquiri maupun problem solving.
Discovery learning lebih menekankan pada konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui, sedangkan pada inkuiri dan problem solving masalah yang di hadapkan pada siswa di rekayasa oleh guru.
Pembelajaran discovery learning menghendaki guru memberi kesempatan terhadap peserta didik untuk menjadi problem solving, scientis ataupun historian. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, sehingga peserta didik dituntut untuk melakukan kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengatagorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
Langkah-langkah operasional pemebelajaran discovery learning sebagai berikut :
a) Persiapan
- Menentukan tujuan pembelajaran.
- Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya).
- Memilih materi pelajaran.
- Menentukan topik-topik yang harus di pelajari peserta didik secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi).
- Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagiannya untuk di pelajari peserta didik.
- Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahapan aktif ikonik sampai ke simbolik.
- Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
b) Pelaksanaan
- Stimulisasi/pemberian rangsangan. Pertama-tama peserta didik di hadapkan pada sesuatu yang menimbulkan masalah. Kemudian guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
- Pernyataan/identifikasi masalah. Guru memberi kesempatan keapada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk jawaban sementara atas pertanyaan masalah.
- Pengumpulan Data. Peserta didik mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya jawaban sementara atas pertanyaan/masalah. Peserta didik di berikan kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya
- Pengolahan Data. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dsb. Di olah, di klasifikasikan, dan di tabulasi bahkan bila perlu dihitung dengan model tertentu serta di maknai.
- Pembuktian. Pada tahap ini peserta didik melkaukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya jawaban sementara atas pertanyaan masalah penarikan kesimpulan/generalisasi.
- Tahap generalisasi/menarik kesimpulan. Tahap generalisasi adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat di jadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
c) Penilaian
Penilaiannya dapat menggunakan metode tes dan non tes. Penilaian yang digunakan berupa penilaian kognitif, sikap atau penilaian hasil kerja siswa. Jika penilaiannya dalam bentuk kognitif maka dapat di nilai dengan menggunakan tes tertulis. Jika penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap ataupun penilaian hasil kerja maka pelaksanaan penilaiannya dengan pengamatan.
Demikianlah bahasan kami mengenai model model pembelajaran IPS yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS kurikulum 2013. Semoga tulisan ini bermanfaat (maglearning.id).
2 comments