PRINSIP KOHERENSI MEDIA PEMBELAJARAN

Prinsip Koherensi (Coherence Principle) dalam media pembelajaran adalah dimana dalam mengembangkan media pembelajaran tidak boleh menyertakan jenis informasi apa pun yang tidak terkait dengan konten dan konteks materi pembelajaran. Siswa akan belajar lebih baik bila kata-kata, gambar, suara, video, atau animasi yang tidak perlu dan tidak relevan tidak digunakan.

Siswa akan belajar lebih baik saat kata-kata, gambar-gambar atau suara-suara yang tidak perlu dibuang. Unsur-unsur tambahan yang tidak perlu sebaiknya dihilangkan dalam tampilan on-screen, karena unsur tambahan tersebut akan mengalihkan perhatian siswa dari materi yang penting, bisa menggangu proses penataan materi, dan dapat menggiring siswa pada materi yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Secara teoretis materi/unsur yang tidak perlu bersaing untuk memanfaatkan sumber daya kognitif dalam memori kerja (working memory) dan dapat mengalihkan perhatian dari materi penting, mengganggu proses pengorganisasian materi, dan mendorong siswa untuk mengintegrasikan materi dengan tema yang tidak sesuai. Memori kerja siswa akan bekerja lebih berat dan lebih kompleks dibanding dengan menghilangkan materi yang tidak perlu.

Banyak sekali pengembang media menambahkan sesuatau yang tidak perlu dalam media pembelajaran siswa. Mungkin salah satu maksudnya adalah untuk mempercatik tampilan atau menarik perhatian mata. Namun sebenarnya hal ini sebaiknya dihindari.

Prinsip koherensi dapat dibagi menjadi tiga versi komplementer yaitu:

  1. pembelajaran siswa terganggu jika gambar-gambar menarik namun tidak relevan ditambahkan;
  2. pembelajaran siswa terganggu jika suara dan musik menarik namun tidak relevan ditambahkan; dan
  3. pembelajaran siswa akan meningkat jika kata-kata yang tidak dibutuhkan disisihkan dari media pembelajaran.

Prinsip koherensi media pembelajaran mungkin sangat penting dan efektif untuk pelajar dengan kapasitas memori kerja rendah atau pengetahuan domain rendah. Sebaliknya bisa jadi tidak mempunyai efek signifikan bila siswa mempunyai kapasitas memori kerja yang baik dan sudah terbiasa dengan berbagai gangguan visual maupun audio. Jadi, untuk siswa yang sudah berpengalaman, hal itu mungkin tidak akan mengganggu.

Penerapan prinsip koherensi ini akan sangat tergantung pada komposisi media, karakter siswa, materi, serta bentuk media yang digunakan. Dengan demikian analisis tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa sangat berperan dalam hal ini.

Demikianlah bahasan ringkas kami tentang apa itu prinsip koherensi dalam media pembelajaran. Memperhatikan prinsip ini mungkin sangat berguna dalam mengembangkan media pembelajaran. Semoga tulisan ini dapat membantu sobat semua. Selamat belajar dan berkarya. Terima kasih telah berkunjung ke maglearning.id.

Loading...

Tinggalkan Balasan