Gambar 6 Dimensi (6D)

Gambar 6 Dimensi (6D) adalah gambar yang dikombinasikan dengan media lain, misalnya suara atau ucapan. Gambar sering dikombinasikan dengan media lain untuk pembelajaran multimedia. Slideshow pada tampilan Power Point mungkin juga mengandung suara atau ucapan. Video sering disertai dengan ucapan, musik, dan efek suara. Screencasts sering diceritakan menggunakan tutur suara (suara audio). Avatar seringkali dibuat bisa berbicara dengan bahasa pemirsanya.

Media selalu merupakan campuran elemen sensorik dan semiotik, dan semua yang disebut media visual adalah formasi campuran atau hibrida, menggabungkan suara dan penglihatan, teks, dan gambar. Bahkan penglihatan itu sendiri tidak murni optik, karena secara operasional sebenarnya adalah kombinasi kerja atau koordinasi kesan optik dan taktil.

Gambar atau tampilan visual sebenarnya juga dapat digunakan untuk mengekspresikan suara, seperti dalam penggunaan kode Morse, dan huruf dan simbol untuk mengekspresikan pengucapan dan suara, dan simbol untuk menyampaikan nada-nada musik.

Gambar 6D ini sangat efektif digunakan dalam media pembelajaran. Dimana dapat mengakomodasi prinsip personalisasi media serta prinsip multimedia. Prinsip personalisasi bisa didapat dengan membangun representasi yang seakan-akan berkomunikasi secara personal dengan penggunanya. Pilihan suara audio dan bahasa personal dapat dengan mudah diterapkan dengan gambar ini.

Prinsip multimedia membuat penyampaian pesan pembelajaran menjadi lebih efektif karen menggunakan dua saluran pengindraan yaitu pendengaran dan penglihatan. Informasi yang masuk ke working memory kita menjadi lebih banyak dan efektif. Perhatian pengguna juga lebih mudah ditarik dan ditahan daripada hanya menggunakan saluran visual saja.

Prinsip multimedia membuat penyampaian pesan pembelajaran menjadi lebih efektif karen menggunakan dua saluran pengindraan yaitu pendengaran dan penglihatan. Informasi yang masuk ke working memory kita menjadi lebih banyak dan efektif. Perhatian pengguna juga lebih mudah ditarik dan ditahan daripada hanya menggunakan saluran visual saja.

Namun kita harus hati-hati agar informasi yang identik tidak disajikan bersamaan. Atau dengan kata lain kita harus bisa menerapkan kombinasi prinsip-prinsip tersebut dengan prinsip redundansi.

Loading...