BELAJAR MELALUI DISKUSI

BELAJAR MELALUI DISKUSI – Pandangan konstruktivisme sosial sebagai fitur penting dalam pedagogi, memandang bahwa diskusi teman sebaya harus menjadi salah satu mekanisme penting dalam proses pembelajaran. Dalam metode pembelajaran konvensional peran diskusi telah dilaksanakan dalam berbagai teknik yang disebut diskusi kelompok, sesi kelompok kecil, kelompok kegiatan, tutorial, dan seminar.

Istilah-istilah tersebut memiliki arti yang berbeda dalam posisi yang berbeda. Suatu tutorial terkadang lebih mendekati suatu ceramah tetapi masih didominasi oleh guru yang berbicara dan siswa yang mendengarkan. Di sisi lain tutorial bisa jadi adalah presentasi yang disiapkan dengan serius oleh seorang siswa, dengan guru dan satu atau dua siswa lainnya bertanya, berkomentar, dan menyanggah. Seminar bisa juga merupakan gaya tutorial, tetapi dengan kelompok siswa yang lebih besar, dan waktu presentasi yang lebih singkat.

Diskusi kelompok setelah membaca konsep atau materi bersama, juga merupakan salah satu bentuk diskusi dalam pembelajaran. Semua bentuk pembelajaran inni membuat siswa terlibat dalam diskusi kelompok, tetapi setiap bentuk diskusi tersebut memiliki efek pedagogis yang sangat berbeda.

Untuk memastikan munculnya pengalaman belajar terbaik dari diskusi teman sebaya, kita perlu berhati-hati. Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa dilakukan diskusi dan bagaimana cara mengatur diskusi tersebut agar tujuan pembelajaran terpenuhi.

Belajar melalui diskusi sering disamakan dengan belajar melalui kolaborasi. Tetapi ada dua pedagogi yang berbeda, dan memang penting untuk membedakannya.

Belajar melalui kolaborasi mempunyai tantangan yang lebih berat daripada diskusi biasa. Kolaborasi biasanya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu, sesuatu yang dibagikan, sebagai hasil dari diskusi yang dinegosiasikan.

Charles Crook mengatakan bahwa kolaborasi adalah tentang “membuat referensi bersama”, sesuatu yang dibuat oleh siswa secara bersama-sama, dan kemudian digunakan untuk melanjutkan eksplorasi lebih lanjut. Belajar melalui kolaborasi akan saya uraikan lebih lanjut di artikel berikutnya. Yang jelas kolaborasi ini ada semacam kerjasama, pembagian tugas, dan tentunya juga diskusi.

Sementara belajar melalui diskusi mungkin berakhir dengan hasil konsensus, fokus pedagogik dalam diskusi adalah pada nilai kritik dari ide, timbal balik, menjelaskan konsep, memahami dan menjawab pertanyaan, serta bagaimana diskusi dapat mengarah pada pengembangan pemahaman konseptual yang lebih rumit. Jadi, melakukan pendekatan pembelajaran diskusi dan kolaborasi adalah sama-sama penting untuk belajar sesuatu yang berbeda.

Kemajuan teknologi digital dan komunikasi telah mampu membuka beberapa peluang menarik dalam belajar melalui diskusi. Kita sekarang sudah biasa melihat bentuk diskusi online yang sinkron dan asinkron, seperti grup diskusi langsung, konferensi, ruang chatting, dan forum-forum. Seperti dalam diskusi tatap muka konvensional, guru bisa hadir, atau tidak hadir, atau kadang-kadang hadir, yang akan mempunyai efek pedagogik yang berbeda.

Masalah utamanya adalah melihat apa yang dikatakan teori tentang sifat pembelajaran melalui diskusi. Bagaimana melacaknya melalui teknologi konvensional dan digital, dan memeriksa sejauh mana bentuk-bentuk pembelajaran diskusi bekerja pada peningkatan kemampuan pedagogi siswa.

Aspek sosial pembelajaran, yang diidentifikasi oleh Vygotsky dari studinya tentang pembelajaran anak-anak di sekolah mengusulkan bahwa diskusi sebaya memainkan peran penting dalam pembelajaran, tidak hanya di sekolah, tetapi di semua tingkat pendidikan. Pengamatannya bahwa “semua fungsi (psikologis) yang lebih tinggi berasal sebagai hubungan aktual antar individu” sebelum diinternalisasi sebagai perkembangan kognitif, menunjukkan pentingnya ia melekat pada komunikasi dan dialog sebagai bagian dari proses pembelajaran formal.

Dalam pembelajaran konvensional, diskusi teman sebaya digunakan untuk meringankan model transmisi satu arah pembelajaran dalam presentasi kelas atau kuliah. “Diskusikan di antara kalian sendiri” adalah perintah yang lazim diberikan di kelas besar, kemudian diikuti dengan diskusi pleno, untuk melihat apa saja yang dapat dari diskusi kelompok siswa. Diskusi sebaya sebagai teknik pedagogik yang efektif perlu tetap harus diklarifikasi.

Diskusi yang efektif terjadi begitu saja. Diperlukan perencanaan dan dukungan yang cermat oleh guru jika siswa benar-benar mengembangkan pemahaman kognitif mereka secara mandiri. Peran komunikasi dengan orang lain di lingkungan siswa sebagai hal yang penting untuk perkembangan kognitif.

Demikianlah bahasan kami mengenai pembelajaran melalui diskusi. Semoga bermanfaat, sampai jumpa lagi di maglearning.id.

Loading...