Menerapkan SEO Off Page

Modal Dasar Menerapkan SEO Off Page

Selain menerapkan optimasi SEO on page yang berkualitas, menerapkan SEO off page juga teramat penting. Walaupun hal ini tetap saja tidak otomatis menjamin laman kita nangkring di page one search engine result page (SERP), namun tetap harus diupayakan.

Mengelola SEO on page adalah awalan yang bagus, selanjutnya kita harus menerapkan SEO off page karena algoritma Google sudah pasti memperhatikan ini. Walaupun secara detail masih akan tetap menjadi misteri.

Belajar menerapkan SEO off page harus dimulai dari dasarnya. Setidaknya ada tiga faktor utama yang wajib kita perhatikan.

3 Faktor utama penerapan SEO off page

Click-through Rates (CTR)

Click-through Rates (CTR) adalah rasio pengguna yang mengklik link tautan laman yang ditampilkan SERP dengan jumlah keseluruhan pengguna yang melihat halaman. Sebagai pemilik blog atau website kita memiliki tingkat kendali tertentu atas rasio ini.

Misalkan sebuah laman web menempati peringkat 5 untuk sebuah istilah penelusuran. Biasanya, halaman yang berada di posisi 5 akan mendapatkan sekitar 5% klik. Namun ketika laman kita mendapat 25% maka Google bisa saja melihat sebagai tanda bahwa lebih banyak orang yang tertarik, dan mungkin akan berdampak pada peningkatan peringkat. Hal ini bisa saja masuk akan karena setiap laman berhak mendapatkan slot yang lebih tinggi di laman pertama.

Namun di sisi lain, misalnya besarnya persentasi itu karena hasil “kerjaan” spammer. Misalkan pelaku spam berhasil melewati algoritma Google melalui sebuah “celah”, dan menempati peringkat 1 SERP.

Walaupun spammer berhasil meningkatkan salah satu lamannya di peringkat 1, hal ini tidak akan berlangsung lama. Ingat, di posisi 1, tautan biasanya mendapatkan 31% klik.

Bila laman peringkat 1 ini hanya mendapat 15% klik karena pencari tidak terkesan dengan judul link atau deskripsinya. Selain itu, 99% orang yang mengunjungi tautan tersebut langsung kembali ke Google dalam waktu 30 detik atau kurang. Google akan memiliki sinyal pengguna bahwa peringkat laman 1 ternyata tidak populer di kalangan pencari. Karena itu, Google mulai memindahkan halaman lebih jauh ke bawah sampai akhirnya turun dari 10 besar, dan akan terus turun.

Itulah yang terjadi bila laman blog kita kena “jingling”. Biasanya blogger yang usil sering menggunakan “jingling” ini untuk menjatuhkan lawannya.

Algoritma Google yang semakin lama semakin baik membuat konten yang buruk jarang mendapatkan posisi teratas di Google. Walupun berhasil, konten tersebut tidak akan bertahan lama.

Popularitas di Media Sosial

Sinyal sosial seperti Tweet, share di Facebook, pin di Pinterest, dan sebagainya, jelas digunakan sebagai faktor peringkat di Google, meskipun bukan menjadi faktor utama. Setiap peningkatan yang mungkin ditawarkan sinyal sosial pada situs Anda akan berumur pendek.

Misalnya, sebuah konten baru yang viral dan dibagikan oleh ribuan orang melalui saluran media sosial. Ini biasanya dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. Google akan memperhatikan ini karena menyadari bahwa konten adalah sesuatu yang ingin dilihat pengunjung, jadi akan diberikan peningkatan peringkat. Setelah minat sosial mencapai puncaknya dan kemudianmulai menurun, maka seketika itu juga akan diikuti dengan penurunan peringkat di Google.

Berbagi di media sosial adalah konsep yang bagus dan harus sering dilakukan. Meski begitu, jangan berharap tautan balik yang dibuat dari saluran sosial memberi Anda peningkatan peringkat yang besar atau tahan lama, karena itu sulit terjadi.

Ini terkait dengan kepercayaan & otoritas pada artikel belajar SEO on page. Ketika “halaman web A” menaut ke “halaman web B” di situs lain, halaman B mendapat “backlink”. Google melihat ini mirip sebagai pemungutan suara halaman A (di situs 1) untuk halaman B (di situs 2). Ide umumnya adalah bahwa semakin banyak backlink (atau “suara”) yang diperoleh halaman dari situs lain di web, semakin penting atau berharga halaman tersebut.

Saat ini, dan mungkin di masa mendatang, backlink tetap menjadi salah satu faktor peringkat terpenting dalam algoritma Google. Namun, banyak tidak selalu lebih baik. Dengan kata lain kuantitas saja tidak cukup, harus dibarengi dengan kualitas.

Halaman web yang memiliki lusinan link dari situs otoritas seperti CNN, BBC, NY Times, dll., Jelas merupakan halaman web yang penting. Bagaimanapun, kualitas, situs otoritas seperti di atas hampir tidak akan ditautkan ke sampah.

Di sisi lain, halaman yang memiliki ribuan backlink, tetapi hanya dari situs web berisi spam atau berkualitas rendah, kemungkinan besar tidak terlalu penting sama sekali. Backlink adalah indikator kuat dari nilai sebuah laman, tetapi kualitas dan relevansi dari backlink tersebut adalah faktor yang paling penting, bukan kuantitas.

Tautan berkualitas tinggi membangun otoritas dan kepercayaan, tautan berkualitas rendah memiliki efek sebaliknya. Situs dengan ratusan atau ribuan backlink berkualitas rendah membantu Google mengidentifikasinya sebagai spammer.

Backlink dari halaman web “otoritas” berkualitas tinggi akan dihitung jauh lebih banyak daripada backlink dari halaman / situs berkualitas rendah. Oleh karena itu, laman yang mendapatkan sedikit backlink berkualitas tinggi akan berada di atas halaman yang memiliki banyak backlink berkualitas rendah. Google bahkan dapat menghukum sebuah laman (situs) karena memiliki terlalu banyak backlink berkualitas rendah.

Jadi, dalam menerapkan SEO off page kita harus punya perhitungan matang. Tidak hanya sekadar membangun kuantitas backlink, kita juga harus memperhatikan kualitasnya.

Membangun backlink secara organik untuk menerapkan SEO off page juga terkait dengan kualitas konten. Dengan demikian jangan berhenti untuk menggali apa kebutuhan pengunjung Anda, lalu sajikan konten berkualitas untuk mereka. Selamat belajar, dan jangan lupa cara belajar dengan praktis, ekonomis, mudah dan menyenangkan ya di maglearning.id.

Loading...

Tinggalkan Balasan