Penyebab Kegagalan Bisnis Wirausaha Baru (StartUp) adalah masalah yang kompleks. Kegagalan ini biasanya diidentifikasikan sebagai penghentian operasi perusahaan atau bahasa gaulnya kolaps. Identifikasi penyebab kegagalan ini telah dilakukan banyak pihak dan melibatkan berbagai jenis usaha dan lokasi.
Williams (1987) menemukan bahwa startup atau usaha kecil yang baru didirikan memiliki peluang sekitar 82% untuk bertahan hidup selama 6 bulan pertama. Hanya sekitar 52% dari semua startup yang mampu bertahan sampai 2 tahun. Kemungkinan bertahan hidup startup ini terus menurun sampai 39% saja yang mampu sampai pada tahun ke tiga.
Sebuah studi tentang kebangkrutan bisnis baru di Australia menemukan bahwa penyebab paling umum dari kegagalan bisnis wirausaha baru (startup) adalah:
- kondisi ekonomi yang buruk (33%) ;
- alasan pribadi seperti kesehatan yang buruk (13%);
- kurangnya kemampuan manajemen/bisnis (12%); dan
- estimasi yang berlebihan (10%).
Selain penyebab di atas secara detail sebenarnya masih banyak lagi kemungkinan yang menjadi penyebab kegagalan bisnis wirausaha baru atau StartUp. Kondisi ekonomi yang buruk seperti resesi yang parah tentunya dapat berdampak pada kelangsungan hidup usaha kecil, faktor eksternal ini sulit untuk dikendalikan oleh seorang pemilik yang biasanya juga sekaligus sebagai manager. Namun, seperti diuraikan di atas, penyebab kegagalan sering kali karena cara pengelolaan bisnis.
Beberapa penyebab kegagalan bisnis StartUp yang paling umum berikutnya diuraikan di sub-bagian berikut ini.
Underestimasi Para Wirausaha
Sering kali para pendiri usaha baru yang menganggap enteng dalam membangun bisnis. Mereka menganggap bahwa mengelola usaha itu mudah, asal ada modal yang cukup. Mereka tidak paham bahwa membangun sebuah bisnis butuh pengorbanan waktu yang kadang tidak sedikit, juga proses yang panjang serta bertahap.
Mereka gagal menghargai waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis. Banyak dari mereka berpikir bahwa ketika membuka usaha sendiri maka mereka akan bebas menentukan waktu kerja mereka. Padahal untuk mengembangkan produk baru, mengatur logistik, tenaga kerja, dan mengelola penjualan kemungkinan besar akan memakan waktu lebih lama dari yang dibayangkan.
Kurang Modal
Keluhan yang paling banyak muncul dari pengusaha baru adalah permodalan. Masalah ini adalah masalah yang sangat umum di antara perusahaan kecil adalah kurangnya modal awal. Meskipun sebagian besar bisnis diluncurkan dengan modal awal dari tabungan mereka sendiri, persyaratan modal untuk mengelola pertumbuhan yang berkelanjutan dapat memberikan tekanan yang tidak dapat ditolerir pada perusahaan pemula.
Walaupun kemungkinan mengembangkan usaha tanpa modal atau modal minimal tetap saja ada, namun modal yang terbatas akan membuat wirausahawan memilih untuk tidak mengembangkan bisnis mereka. Bisnis yang tidak berkembang akan semakin sulit memenangi persaingan dan akhirnya tidak mampu bertahan hidup.
Bahkan yang paling sering terjadi adalah kondisi di mana sebuah usaha baru yang hampir selalu mengalami masa penurunan dari sebuah siklus bisnis, maka dengan modal yang terbatas akan membuat mereka kehilangan banyak pilihan untuk bangkit.
Overestimasi Ukuran Pasar
Juga umum bagi wirausaha muda sebagai pebisnis pemula untuk melebih-lebihkan ukuran pangsa pasar yang bakal mereka peroleh di tahun-tahun awal. Mereka sering terlalu yakin bahwa produk atau layanan mereka akan sukses karena mereka memiliki keyakinan yang besar pada pasar potensialnya.
Mereka mungkin juga buta terhadap kemungkinan bahwa pesaing akan berjuang untuk mempertahankan pelanggan mereka yang sudah ada dan dengan demikian membatasi masuknya pesaing baru ke pasar. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman, serta tidak melakukan riset pasar dengan akurat.
Akibatnya, ketika mereka benar-benar masuk ke pasar dan mendapati pangsa pasar yang tidak sesuai dengan harapan, mereka tidak punya jalan keluar sehingga membuat usaha mereka merugi. Nyatanya ini sangat sering terjadi, terutama bagi para pengusaha pemula yang minim pengalaman.
Kurangnya Kemampuan Manajerial
Keterampilan manajerial yang tidak memadai, terutama dalam pengendalian keuangan dan penganggaran, adalah penyebab umum kegagalan bisnis wirausaha baru atau StartUp. Penting bagi para wirausahawan untuk mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan keahlian manajemen mereka dengan mengikuti kursus keterampilan khusus dan dengan mencari bantuan dari spesialis pihak ketiga seperti akuntan dan penasihat bisnis.
Kurangnya Modal Kerja
Modal kerja dalam bisnis mengacu pada aset likuid, terutama uang tunai yang dibutuhkan perusahaan untuk memenuhi persyaratan operasi jangka pendeknya. Dalam menjalankan bisnisnya perusahaan akan berusaha untuk mengurangi kebutuhan modal kerja, namun pertumbuhan pada skala apa pun kemungkinan akan mendapat tuntutan yang meningkat pada modal kerja terutama untuk gaji dan karyawan.
Jika perusahaan tidak memiliki arus kas dan profitabilitas yang cukup untuk menutupi kebutuhan modal kerjanya. Kemungkinan besar perusahaan harus meminjam dana, baik melalui fasilitas kredit atau dengan meminta kepada pemasoknya melalui pembayaran yang terlambat, sehingga berisiko menciptakan citra buruk yang mungkin tidak dapat ditoleransi dalam jangka panjang.
Banyak perusahaan kecil dengan produk unggulan berada pada posisi yang sama di mana mereka kehabisan uang tunai dan tidak mampu membayar gaji dan kewajiban jangka pendek mereka. Hal ini sangat disayangkan terutama pada perusahaan potensial.
Kebingungan Arus Kas
Jumlah dan periode arus kas sering kali sangat penting untuk kelangsungan hidup bisnis kecil. Namun, jumlah omset penjualan yang dihasilkan bisnis tidak sepenting jumlah laba kotor yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.
Misalnya, bisnis kecil dengan omset tahunan 2 miliar rupiah tetapi margin laba kotor 5% kurang menarik daripada bisnis dengan omset tahunan hanya 500 juta rupiah tetapi margin laba kotor 50%. Bisnis pertama akan menghasilkan laba kotor sebesar 100 juta, sedangkan yang kedua akan menghasilkan laba kotor sebesar 250 juta.
Penting bagi manajer pemilik untuk bisa memaksimalkan laba kotor dan juga menjaga biaya overhead tetap rendah agar mencapai titik impas sedini mungkin. Ini adalah satu modal penting agar bisnis bisa berkembang dan terhindar dari kegagalan.
Lokasi Bisnis yang Salah
Bagi banyak perusahaan kecil, lokasi bisnis dapat menjadi faktor penting dalam kesuksesan mereka. Pengecer dan banyak perusahaan jasa, misalnya restoran, penata rambut, dan agen profesional, kemungkinan berhasil atau gagalnya tergantung pada lokasi yang dipilih untuk tempat bisnis.
Sebagian besar pemilik usaha kecil memilih lokasi mereka berdasarkan kedekatannya dengan rumah mereka sendiri daripada manfaatnya sebagai lokasi yang cocok untuk melayani pelanggan mereka. Singkat kata mereka lebih berorientasi personal dari pada berorientasi bisnis atau konsumen.

Tidak Nilai Jual (keunikan)
Sangat sedikit perusahaan kecil yang dapat bersaing hanya dengan mengandalkan harga karena kurangnya skala dan cakupan ekonomi. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan ini perlu menemukan titik diferensiasi untuk produk atau layanan mereka.
Banyak perusahaan kecil (StartUp) gagal menemukan nilai jual yang unik dan karena itu mereka hanya bersaing dalam harga, yang akhirnya menderita margin keuntungan yang sangat rendah dan masalah keuangan berikutnya yang lebih parah. Mereka gagal menghadapi para pesaing yang lebih lama, yang tentu saja sangat siap dengan persaingan harga.
Rekrutmen Karyawan yang Salah
Salah satu faktor terpenting dalam keberhasilan usaha baru adalah pengembangan tim yang kuat yang dapat menjamin keberhasilan bisnis. Tim karyawan yang solid dan kompeten akan menjamin peluang keberhasilan bisnis terjaga dengan baik.
Namun, sayangnya masalah rekrutmen ini ternyata adalah salah satu penyebab umum kegagalan bisnis wirausaha baru (StartUp). Kebanyakan bisnis perusahaan baru tidak memiliki kekuatan finansial yang memadai untuk mempekerjakan staf terbaik yang mereka inginkan atau butuhkan.
Pada kenyataannya, sebagian besar pemilik usaha kecil mencari untuk beroperasi tanpa staff sama sekali. Namun, begitu perusahaan mulai bergerak melampaui ukuran yang dapat dioperasikan oleh satu individu atau pasangan, ia harus mulai mempekerjakan. Di sinilah banyak pemilik membuat kesalahan dengan memilih orang atas dasar penyaringan yang tidak memadai, sehingga mereka hanya memiliki tim yang lemah dan tidak terstruktur dengan baik.
Kegagalan Memantau Kinerja Bisnis
Bahkan jika pemilik dapat mengatasi masalah yang dibahas di atas, mereka perlu mengembangkan indikator kinerja utama yang memungkinkan mereka untuk secara teratur memantau kemajuan perusahaan mereka. Terlalu sering pemilik usaha kecil hanya mengandalkan akuntansi keuangan tahunan untuk menentukan kinerja bisnis mereka, atau mengabaikan kebutuhan untuk memantau tingkat pemborosan atau produktivitas dalam usaha.
Setiap bisnis dan industri mungkin memerlukan jenis ukuran kinerja yang berbeda, tetapi kebanyakan perusahaan kecil akan memerlukan pemantauan rutin untuk memastikan bahwa tingkat modal kerja cukup untuk memenuhi kewajiban. Hal ini juga yang menjadi salah satu penyebab umum kegagalan bisnis wirausaha baru.
Kegagalan untuk Mempertahankan Keuntungan untuk Pertumbuhan Modal
Wirausaha muda yang sedang mengalami kesuksesan dan pertumbuhan yang cepat juga masih dapat menjadi korban keangkuhan mereka sendiri. Banyak pemilik yang membayar diri mereka sendiri terlalu banyak atau dengan cepat menghabiskan ekuitas perusahaan untuk mendanai gaya hidup. Menghabiskan keuntungan perusahaan untuk membeli rumah pantai atau mobil mewah mungkin merupakan hadiah yang bagus untuk kerja keras, tetapi jika bisnisnya ingin berkembang, uang ini harus disimpan untuk mendanai kegiatan bisnis di masa depan.
Berbeda dengan penyebab kegagalan ini, penyebab utama keberhasilan usaha kecil adalah kompetensi wirausahawan (entrepreneur) dan keterampilan mereka di bidang keuangan, pemasaran, produksi dan sumber daya manusia serta dalam perencanaan strategis. Seperti dibahas sebelumnya, perusahaan kecil harus memiliki titik penjualan unik yang teridentifikasi dengan jelas yang dapat memberikan ceruk di pasar yang dapat mengamankan harga dan margin keuntungan di atas rata-rata.
Oleh karena itu, kualitas produk atau layanan sangat penting untuk kesuksesan, dan ini kemungkinan besar akan melibatkan sejumlah inovasi dalam desain dan pengembangannya. Wirausaha perlu kemauan untuk mencari nasihat eksternal dan memiliki kemampuan untuk mengamankan kredit dan sumber modal yang memadai untuk mendanai pertumbuhan. Oleh karena itu, membina hubungan yang baik dengan bank adalah hal yang masuk akal.
Nah, itu tadi bahasan kami tentang beberapa penyebab umum kegagalan bisnis wirausaha baru atau yang sering disebut dengan istilah StartUp. Bila Anda adalah orang yang ingin menjadi seorang entrepreneur maka mengkaji dan memahami informasi di atas akan sangat membantu. Akhir kata, selamat belajar dan berusaha, semoga sukses selalu (maglearning.id).
4 comments