Contoh Penerapan Pembelajaran Jigsaw – Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran yang membagi siswa ke dalam beberapa kelompok lalu secara sistematis memecah kembali kelompok tersebut untuk berdiskusi dengan anggota kelompok lain dalam suatu bagian materi dan kelompok khusus untuk kemudian kembali ke kelompok awal dan menyampaikan hasil diskusinya dengan kelompok khusus tadi.
Pembelajaran jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang mengutamakan kerja sama antara siswa dalam menguasai materi pelajaran. Model ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas pada tahun 1971. Model ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan prestasi belajar siswa, serta mengurangi konflik dan diskriminasi antar siswa.
Ciri Ciri Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw
Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk belajar secara aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Berikut adalah beberapa ciri-ciri penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang baik.
- Keterlibatan Siswa: Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memungkinkan siswa untuk belajar secara aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran. Siswa terlibat dalam proses belajar dan menjadi lebih bertanggung jawab atas pembelajaran mereka.
- Kerjasama: Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memungkinkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Siswa belajar untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain.
- Keterampilan Sosial: Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial seperti kemampuan berkomunikasi, kerja sama, dan kepemimpinan.
- Pembelajaran Aktif: Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memungkinkan siswa untuk belajar secara aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa belajar untuk mencari informasi dan memecahkan masalah secara mandiri.
- Penggunaan Sumber Daya: Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memungkinkan siswa untuk menggunakan sumber daya yang tersedia dalam kelompok mereka. Siswa belajar untuk saling membantu dan memanfaatkan keahlian dan pengetahuan masing-masing.
Contoh Langkah Penerapan Pembelajaran Jigsaw
Penerapan pembelajaran jigsaw di sekolah dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
- Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok heterogen yang terdiri dari 4-6 orang. Setiap kelompok diberi nomor atau nama.
- Guru menentukan materi pelajaran yang akan dipelajari dan membaginya menjadi beberapa bagian yang seimbang dan setara. Setiap bagian materi diberi nomor atau huruf.
- Guru membagikan materi pelajaran kepada setiap kelompok sesuai dengan nomor atau huruf yang telah ditentukan. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari bagian materi yang diberikan.
- Guru membentuk kelompok ahli yang terdiri dari siswa yang mempelajari bagian materi yang sama dari kelompok yang berbeda. Misalnya, siswa yang mempelajari bagian A dari kelompok 1, 2, 3, dan 4 bergabung menjadi kelompok ahli A. Kelompok ahli ini bertujuan untuk mendiskusikan dan memperdalam pemahaman tentang bagian materi yang dipelajari.
- Guru memberikan bimbingan dan fasilitasi kepada kelompok ahli dalam proses diskusi dan pembelajaran. Guru juga dapat memberikan pertanyaan, masukan, atau umpan balik yang relevan.
- Guru mengembalikan siswa ke kelompok asalnya. Setiap anggota kelompok bertugas untuk mengajarkan bagian materi yang telah dipelajari kepada anggota kelompok lainnya. Setiap anggota kelompok harus aktif mendengarkan, bertanya, dan memberikan tanggapan kepada penjelasan yang diberikan.
- Guru melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran siswa. Evaluasi dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tertulis atau lisan, formatif atau sumatif. Guru juga dapat memberikan pujian, penghargaan, atau pengembangan diri kepada siswa yang berprestasi atau berpartisipasi aktif.
Contoh Penerapan Pembelajaran Jigsaw di Sekolah
Contoh penerapan pembelajaran jigsaw di sekolah adalah sebagai berikut:
- Mata pelajaran: Bahasa Indonesia
- Materi: Jenis-jenis paragraf
- Kelas: VII
- Waktu: 2 x 40 menit
Langkah-langkah:
- Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Setiap kelompok diberi nama berdasarkan warna: merah, kuning, hijau, biru, dan ungu.
- Guru menentukan materi pelajaran yang terdiri dari 5 jenis paragraf: deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Setiap jenis paragraf diberi nomor: 1, 2, 3, 4, dan 5.
- Guru membagikan materi pelajaran kepada setiap kelompok sesuai dengan nomor yang telah ditentukan. Misalnya, kelompok merah mendapat nomor 1, yang berarti harus mempelajari paragraf deskripsi. Guru juga memberikan contoh teks, soal, dan kunci jawaban yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.
- Guru membentuk kelompok ahli yang terdiri dari siswa yang mempelajari jenis paragraf yang sama dari kelompok yang berbeda. Misalnya, siswa yang mempelajari paragraf deskripsi dari kelompok merah, kuning, hijau, biru, dan ungu bergabung menjadi kelompok ahli 1. Kelompok ahli ini bertujuan untuk mendiskusikan dan memperdalam pemahaman tentang paragraf deskripsi.
- Guru memberikan bimbingan dan fasilitasi kepada kelompok ahli dalam proses diskusi dan pembelajaran. Guru juga dapat memberikan pertanyaan, masukan, atau umpan balik yang relevan. Misalnya, guru dapat menanyakan ciri-ciri, struktur, dan fungsi paragraf deskripsi, serta memberikan contoh atau koreksi jika ada kesalahan.
- Guru mengembalikan siswa ke kelompok asalnya. Setiap anggota kelompok bertugas untuk mengajarkan jenis paragraf yang telah dipelajari kepada anggota kelompok lainnya. Setiap anggota kelompok harus aktif mendengarkan, bertanya, dan memberikan tanggapan kepada penjelasan yang diberikan. Misalnya, siswa yang mengajarkan paragraf deskripsi harus menjelaskan ciri-ciri, struktur, dan fungsi paragraf deskripsi, serta memberikan contoh teks dan soal yang berkaitan dengan materi tersebut.
- Guru melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran siswa. Evaluasi dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tertulis atau lisan, formatif atau sumatif. Guru juga dapat memberikan pujian, penghargaan, atau pengembangan diri kepada siswa yang berprestasi atau berpartisipasi aktif. Misalnya, guru dapat memberikan tes tertulis yang berisi soal-soal tentang jenis-jenis paragraf, atau meminta siswa untuk membuat paragraf sesuai dengan jenis yang ditentukan.
Demikian ulasan singkat tentang contoh penerapan pembelajaran jigsaw di sekolah. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa lagi dengan kami di lain kesempatan (maglearning.id).