ALUR PEMROSESAN INFORMASI MANUSIA – Bagi manusia informasi merupakan bagian takterpisahkan dalam kehidupan. Informasi bisa berbentuk apapun yang bisa diindera manusia, baik secara visual, verbal, maupun melibatkan benda fisik yang bisa diraba atau dirasakan. Dalam dunia pendidikan informasi ini menjadi kunci setiap proses pembelajaran.
Sebenarnya kita memahami informasi dari sumber-sumber informasi melalui serangkaian tahapan-tahapan. Proses ini biasanya dimulai dari pengindraan sampai pada interpretasi lalu disimpan dalam memori otak kita. Ada banyak pendekatan dalam menjelaskan proses ini, namun yang paling banyak dipakai dalam dunia pendidikan adalah pendekatan kognitif.
Menurut paradigma kognitif pemrosesan informasi manusia merupakan proses yang bertahap dan berulang-ulang dimulai dari proses akuisisi, penyimpanan, pengambilan, dan penggunaan informasi. Tahap pengolahan informasi manusia hampir mirip dengan proses kerja komputer (sejatinya komputerlah yang mirip) yaitu seseorang memasukkan, menyimpan, mengambil dan mengolah data.

Gambar di atas menunjukkan tahap-tahap yang paling umum dalam model alur pemrosesan informasi manusia. Tahapan merupakan tahapan urutan waktu pemrosesan informasi, karena informasi mengalir dua arah, seperti yang ditunjukkan oleh panah dua arah. Tahap sebelumnya dapat dipengaruhi oleh informasi di tahap selanjutnya. Misalnya, untuk mengenali pola dalam tahap pengenalan pola, dipengaruhi oleh informasi tentang pola yang tersimpan dalam memori jangka panjang.
Penyimpanan sensorik (sensory store) berperan sebagai penyimpanan singkat untuk informasi dalam bentuk sensorik asli. Memori sensorik ada pada masing-masing indera, walaupun yang sudah banyak dipelajari hanya memori toko visual dan auditori. Memori sensorik memperpanjang jumlah waktu yang dimiliki seseorang untuk mengenali suatu pola. Jika pola visual disajikan secara cepat selama 5 milidetik (5/1000 detik), pemirsa memiliki waktu lebih dari 5 milidetik untuk mengidentifikasinya jika informasi visual tersebut dapat disimpan sementara di memori sensorik.
Informasi dalam memori sensorik hilang dengan cepat kecuali jika dapat diidentifikasi dalam tahap pengenalan pola (pattern recognition). Sebagian besar pola yang kita temui sudah familiar bagi kita, dan mengenali pola itu untuk mengidentifikasi pola sebagai kucing, huruf “m”, kata “buku”, dan sebagainya. Saat kita mengenali pola yang sudah dikenal, kita sejatinya menggunakan informasi yang sebelumnya sudah tersimpan di memori jangka panjang. Jika deskripsi tidak cocok dengan deskripsi pola umum, kita mungkin ingin menyimpan deskripsi baru dalam memori jika pola atau deskripsi itu penting.
Perhatian pemirsa akan bertindak sebagai filter yang menentukan pola mana yang akan dikenali ketika banyak pola tiba secara bersamaan. Semua pola secara simultan dapat dikenali tetapi hanya beberapa pola yang sudah dikenali sebelumnya yang akan diingat, sementara yang lain segera dilupakan.
Tahap filter dan seleksi mungkin akan berlangsung simlutan. Filter membatasi jumlah informasi yang dapat dikenali pada satu waktu, dan tahap pemilihan membatasi jumlah materi yang dapat dimasukkan ke dalam memori.
Manusia memiliki memori jangka pendek dan jangka panjang yang bekerja secara simultan. Misalnya, kita menggunakan memori jangka pendek untuk mengingat nomor telepon saat kita akan menggunakannya. Bentuk memori ini terbatas dalam jumlah informasi yang dapat disimpan (kapasitas) dan lamanya waktu yang dapat digunakan menampung informasi (durasi). Kebanyakan orang dewasa dapat mengingat nomor tujuh digit, tetapi mereka akan sangat sulit untuk mengingat angka sepuluh digit.
Memori jangka panjang tidak memiliki keterbatasan seperti memori jangka pendek. Memori ini tidak memiliki batasan pada jumlah informasi yang dapat dipertahankan, dan melupakan relatif lambat atau bahkan tidak pernah melupakannya. Pemrosesan informasi seperti diilustrasikan pada gambar di atas, dapat terjadi dalam dua arah secara simultan. Garis vektor dua arah dalam gambar di atas menyiratkan hal ini. Informasi yang mengalir dari penyimpanan sensorik ke memori jangka panjang disebut sebagai proses bottom-up, sedangkan informasi yang mengalir dari memori jangka panjang menuju penyimpanan sensorik disebut dengan pemrosesan top-down.
Demikianlah bahasan kami mengenai model tahapan alur pemrosesan informasi manusia. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa lagi… (maglearning.id)
10 comments