Kali ini kita akan mengulas bagaimana cara kerja persepsi visual kita. Mekanika visi ini memainkan peran besar dalam persepsi dan pengalaman kita tentang dunia seisinya. Untuk memahaminya, kita akan bahas di tulisan ini. Mari kita mulai dengan fisiologi penglihatan.
Fisiologi Penglihatan
Kemampuan kita untuk melihat karena ada dua proses langkah penting. Yaitu, ketika kita mengalami sensasi di mata, kemudian diterjemahkan ke persepsi di otak kita. Bagian sensasi terjadi di mata kita. Satu-satunya hal yang pernah kita lihat, dari sudut pandang sensasi adalah cahaya.
Kita dianugerahi Tuhan yang maha kuasa sepasang mata yang super canggih dan indah untuk mengumpulkan dan menanggapi cahaya. Kornea, iris, lensa, dan retina membentuk anatomi mata kita.
Retina mengandung jaringan yang peka cahaya. Cahaya melewati kornea dan dibengkokkan melalui pupil dan iris ke lensa. Saat melewati lensa, ia dibengkokkan untuk kedua kalinya dan tiba di retina, di mana bayangan terbentuk.
Pembengkokan ganda ini berarti bayangan yang mengenai retina terbalik. Sensasi terbalik dari apa yang kita lihat akan terbalik lagi di otak.
Informasi yang diterima dan dikirim mata ke otak termasuk bentuk. Nada dan warna juga dikumpulkan melalui kerucut dan batang yang terletak di retina.
Mata juga menerima informasi tentang jarak, dan berada dalam kondisi fokus yang hampir konstan. Lensa di mata bertanggung jawab untuk mengambil cahaya yang dibiaskan yang melewati kornea dan menyesuaikan pembiasannya sehingga gambar berada dalam sebuah fokus saat mengenai retina.
Visi di Otak
Gambar yang terbalik namun terfokus yang mendarat di retina diubah menjadi sinyal listrik dan dikirim oleh saraf optik ke korteks visual utama di otak. Korteks ini terletak di lobus oksipital.
Otak tidak membalikkan gambar; namun mendaftarkan gambar terbalik ini sebagai sesuatu yang memiliki sisi yang benar di atas. Tugas selanjutnya adalah mulai mengatur gambar-gambar itu menjadi semacam pengalaman yang koheren.
Otak memiliki proses aktif dalam memilih, mengatur, dan menafsirkan informasi. Pertama, menyederhanakan informasi itu menjadi bentuk dasar. Kemudian, itu mengidentifikasi bentuk, lalu, memberikan makna padanya.
Tiga bagian otak yang berbeda berkontribusi pada proses ini. Aliran ventral mengenali apa itu dan memungkinkan kita menamainya. Aliran punggung menempatkan objek-objek dalam ruang fisik, dan sistem limbik memberikan semacam respons emosional padanya.
Prinsip Psikologi Gestalt Persepsi Visual
Psikologi Gestalt adalah sebuah aliran pemikiran psikologi Jerman di tahun 1920-an, memberikan banyak hal tentang apa yang kita ketahui mengenai bagaimana kita memperoleh makna dari penglihatan. Gestalt adalah istilah yang berarti “bentuk” atau “keseluruhan”.
Psikologi Gestalt mempunyai gagasan dasar bahwa setiap bagian dari keseluruhan adalah unik dan ada secara independen dari bagian lainnya. Meskipun keseluruhan terdiri dari bagian-bagian yang lebih kecil, keseluruhan juga tidak bergantung pada bagian-bagiannya.
Prinsip-prinsip aliran pemikiran ini akhirnya mulai diterapkan pada persepsi visual. Peneliti di bidang ini menetapkan enam prinsip untuk menjelaskan komponen persepsi dan organisasinya.
Prinsip-prinsip ini dikenal sebagai hukum Gestalt dari organisasi perseptual. Prinsip-prinsip tersebut adalah figure‑ground, closure, continuance, common fate, similarity, dan proximity.
Figure‑ground mengacu pada hubungan antara suatu objek dan latar belakang. Dalam istilah tiga dimensi adalah massa dan ruang hampa. Pembahasan antara figure dan ground menjadi topik favorit pembicaraan para seniman dan tentunya desainer grafis.
Prinsip Gestalt kedua yang bekerja selama persepsi adalah closure. Ide dari prinsip closure sederhananya adalah bahwa otak kita ingin menutup formulir terbuka atau mengisi celah jika ada bagian yang hilang. Seniman visual sering mengandalkan prinsip closure.
Prinsip selanjutnya adalah continuance, yaitu gagasan bahwa kita akan selalu mengikuti garis, kurva, atau urutan visual saat kita mencoba untuk memahami sesuatu secara perseptif. Prinsip ini begitu kuat sehingga mata kita akan mencoba mengikuti jalur, sungai, pagar, atau garis cakrawala.
Prinsip keempat yaitu hukum common fate, yang menyatakan bahwa otak secara visual mempersepsikan dua atau lebih benda yang bergerak ke arah yang sama sebagai satu kesatuan. Bayangkan sekelompok angsa yang bepergian dalam formasi V melintasi langit di sore hari. Otak tidak menganggap gambar itu sebagai lima, tujuh, atau sembilan angsa yang berbeda. Ia menganggap gambar itu sebagai sekawanan angsa saja.
Prinsip similarity mirip dengan prinsip common fate namun tidak menggunakan gerakan dan arah untuk membangun kesatuan. Melainkan, otak menggunakan kesamaan bentuk, warna, pola, atau atribut lainnya. Misalnya, otak tidak melihat 150 buah apel merah yang dipajang di toko bauah. Ia melihat tumpukan apel, yang semuanya berwarna merah dan bentuknya hampir sama.
Prinsip persepsi Gestalt terakhir adalah proximity atau kedekatan. Proximity hanyalah gagasan bahwa hal-hal yang dekat satu sama lain merupakan bagian dari satu kelompok. Ini tidak ada hubungannya dengan arah, bentuk, warna, atau apapun.
Hukum kedekatan dapat menjadi prinsip organisasi yang berguna dalam persepsi visual otak; Namun, itu juga bisa membuat kita salah dalam mempersepsikan sesuatu. Misalnya, bayangkan seseorang memotret seorang teman di pantai, namun kemudian ternyata hasil foto tersebut nampak menggambarkan pohon palem yang tumbuh dari kepala temannya itu.
Dalam kehidupan nyata, saat fotografer memotret dalam ruang tiga dimensi, otak fotografer dapat menggunakan persepsi kedalamannya untuk memahami pohon dan temannya sebagai terpisah di ruang angkasa. Namun, ketika gambar itu diratakan menjadi dua dimensi, otak fotografer melihat pohon dan teman itu menempati ruang yang sama, dikelompokkan bersama, dan sebagai satu kesatuan: kepala yang menumbuhkan pohon, hehehe…..
Prinsip terakhir ini yang biasanya sering dibuat “mainan” oleh generasi milenial dan Z untuk menghasilkan persepsi gambar unik yang instagramable. Misalnya seakan akan kita bisa memetik bulan dengan manupulasi sudut pengambilan foto yang pas.
Nah, begitulah cara kerja persepsi visual mata dan otak kita. Semoga sedikit informasi ini bisa menambah literasi visual kita. Wasalam….
One comment