Keseimbangan pendapatan nasional

Keseimbangan Konsumsi dan Pendapatan Nasional

Keseimbangan pendapatan nasional adalah topik utama dalam pembahasan ekonomi makro. Konsep keseimbangan ini akan dibahas sepanjang pembelajaran Ekonomi Makro. Kita akan memulai bahasan ini dari sisi konsumsi.

Pernahkah Anda mengamati perilaku konsumsi tetangga Anda atau keluarga teman Anda? Saya yakin Anda pernah, bahkan ada yang hobi, hihihi…. Jangan khawatir itu lumrah bin wajar. Manusia memang diciptakan dengan bonus rasa ingin tahu. Ya termasuk konsumsi tetangga atau teman kita.

Lha wong kita memang makhluk sosial jadi ghibah itu alamiah. Tidak hanya copyright emak-emak.

Tapi tulisan ini tidak membahas itu. Hanya saja kita akan membahas bagaimana perilaku konsumsi keluarga pada umumnya. Ini bukan ghibah lho ya, kan kita bicara seluruh keluarga di dunia.

Nah, kembali ke awal. Ketika Anda mengamati konsumsi seseorang atau sebuah keluarga, tentunya Anda akan mendapatkan gambaran tentang standar hidupnya.

Misalnya, apakah mereka lebih banyak masak sendiri atau beli makanan jadi, apakah mereka menggunakan tas bermerek mahal atau tas bermerek kelas menengah, atau malah tidak bermerek. Anda juga bisa memperhatikan apakah mereka sering berlibur ataukah sangat jarang, karena untuk konsumsi saja masih pas-pasan.

Bila melihat teman kuliah Anda, apakah menggunakan laptop versi gaming, ataukah versi anak sekolah yang powerfull hanya buat nugas atau ngetik. Ataukah malah tidak punya laptop. Dari sisi fashion juga sering Anda perhatikan kan?.

So, sebenarnya kali ini kita membahas bagaimana Anda melihat status ekonomi seseorang atau sebuah keluarga berdasarkan pola konsumsinya. Walaupun kadang kita melihat seseorang mempunyai perilaku konsumsi yang jauh di atas tingkat pendapatannya, dan tak jarang pula yang nampak mempunyai perilaku konsumsi yang justru sederhana jauh di bawah tingkat pendapatannya. Namun, sebenarnya tingkat konsumsi sangat berhubungan dengan pendapatan.

Perilaku konsumsi seseorang maupun keluarga sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perilaku konsumsi nasional. Ya, karena sebenarnya tidak lain adalah Agregate Demand yang sudah kita bahas sebelumnya.

Kunci dari perputaran ekonomi (cricular flow) adalah jumlah yang dibelanjakan oleh rumah tangga untuk konsumsi. Sedangkan konsumsi sangat tergantung pada pendapatan, dan pendapatan tergantung pada jumlah yang diproduksi (produktivitas).

Mempelajari bagaimana hubungan antara konsumsi dan pendapatan yang stabil dan positif baik untuk rumah tangga maupun perekonomian secara keseluruhan adalah kunci dalam mempelajari keseimbangan pendapatan nasional.

Gambaran Pendapatan dan Konsumsi

Garis merah pada kurva di bawah ini adalah disposable income masyarakat di sebuah negara, dan garis biru menunjukkan belanja atau konsumsi. Data konsumsi ini adalah data time series dimulai dari tahun 1959 sampai tahun 2007 dalam satuan Triliun Rupiah.

Tentunya kalian masih ingat bahwa disposable income adalah pendapatan yang betul-betul siap atau tidak dan ditabung perhatikan pada kurva diatas bahwa belanja konsumen dan disposable income cenderung bergerak seiring sepanjang waktu.

Kurva pendapatan nasional, konsumsi dan saving

Tabungan konsumen (saving) adalah perbedaan atau gap (selisih) antara disposable income dan konsumsi masyarakat. Tabungan dalam kurva tersebut merupakan jarak vertikal antara kedua garis tersebut yaitu garis merah dan garis biru.

Belanja (konsumsi) konsumen dan disposable income naik secara bersamaan secara relatif stabil. Belanja konsumen rata-rata 90% dari disposable income selama tahun 1960-an, 89 persen selama tahun 1970-an, 90% persen pada tahun 1880-an, 92% pada tahun 90-an dan seterusnya.

Metode lain untuk menggambarkan hubungan antara konsumsi dan pendapatan adalah dengan membuat grafik hubungan antara konsumsi dan pendapatan dari waktu ke waktu (time series). Seperti yang bisa dilihat pada tabel di bawah ini, di mana konsumsi diukur sepanjang sumbu vertikal dan pendapatan dispossable di sepanjang sumbu horizontal.

kurva konsumsi dan pendapatan nasional

Coba perhatikan bahwa setiap sumbu mengukur unit yang sama. Setiap tahun digambarkan oleh satu titik yang mencerminkan dua nilai sekaligus, yaitu disposable income dan konsumsi. Misalnya, kombinasi konsumsi dan pendapatan pada tahun 1985, yang diidentifikasi dengan titik merah, menunjukkan bahwa ketika pendapatan disposable adalah $ 5,1 triliun, besaran konsumsinya adalah $ 4,5 triliun.

Jadi, ada hubungan yang jelas dan langsung antara konsumsi dan pendapatan disposable. Sebuah hubungan yang juga ditunjukkan pada gambar pertama tadi.

Anda hanya perlu sedikit membayangkan agar dapat melihat bahwa dengan menghubungkan titik-titik pada Gambar di atas, Anda dapat menelusuri garis yang menghubungkan konsumsi dengan pendapatan.

Hubungan ini memiliki makna khusus dalam ekonomi makro. Kita akan mempelajarinya sepanjang mata kuliah ekonomi makro, dan sebagian besar pelajaran ekonomi SMA yang membahas perekonomian nasional.

Fungsi Konsumsi (C)

Setelah kita membahas hubungan antara konsumsi dan pendapatan, dan menemukan bahwa hubungan antara konsumsi dan pendapatan ini cukup stabil atau relatif tetap sepanjang waktu. Berdasarkan pendapatan yang dapat dikeluarkan, rumah tangga memutuskan berapa banyak yang akan dikonsumsi dan berapa banyak yang harus ditabung.

Jadi, konsumsi tergantung pada disposable income. Konsumsi adalah variabel dependen dan disposable income adalah variabel independen. Karena konsumsi bergantung pada pendapatan, kita bisa mengatakan bahwa konsumsi adalah fungsi dari pendapatan. Nanti kita akan membahas tentang C = a + bY.

Gambar fungsi konsumsi

Gambar di atas adalah kurva fungsi konsumsi (C), yang menunjukkan bahwa konsumsi meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan disposable, dengan asumsi faktor-faktor lainnya tetap konstan (ceteris paribus). Perlu diingat, baik konsumsi dan disposable income dalam hal ini adalah riil (bukan nominal), atau disesuaikan dengan tingkat inflasi (harga).

Fungsi konsumsi hipotesis ini mencerminkan hubungan historis antara konsumsi dan pendapatan yang telah dibahas dalam gambar sebelumnya.

MPC dan MPS

MPC adalah singkatan dari Marginal Propensities to Consume dan MPS adalah kependekan dari Marginal Propensities to Save. Apakah MPC dan MPS itu? Adakah kaitannya. Mari kita bahas.

Analisis ekonomi pada umumnya ilmu ekonomi banyak membahas tentang margin atau marginal. Misalnya tentang konsep keseimbangan perusahaan, di mana fokus bahasannya adalah marginal revenue dan marginal cost.

Dalam ekonomi makro pun demikian. Misalnya, apa yang terjadi pada konsumsi jika pendapatan berubah dalam jumlah tertentu? Misalkan rumah tangga masyarakat Indonesia menerima tambahan pendapatan disposable sebesar satu triliun rupiah. Sejumlah tertentu akan dihabiskan untuk konsumsi, dan sisanya akan ditabung.

Bagian dari pendapatan tambahan yang dibelanjakan disebut kecenderungan mengkonsumsi marjinal (Marginal Propensities to Consume / MPC). Lebih tepatnya, kecenderungan konsumsi marjinal, atau MPC, sama dengan perubahan konsumsi dibagi dengan perubahan pendapatan.

Demikian pula, bagian dari penghasilan tambahan yang ditabung, disebut kecenderungan menabung marjinal (Marginal Propensities to Save) atau MPS, sama dengan perubahan dalam tabungan dibagi dengan perubahan pendapatan.

Misalnya, jika pendapatan total masyarakat Indonesia meningkat dari Rp 14 triliun menjadi Rp 14,5 triliun, konsumsi meningkat sebesar Rp 0,4 triliun dan menabung sebesar Rp 0,1 triliun. Kecenderungan konsumsi marjinal sama dengan perubahan konsumsi dibagi dengan perubahan pendapatan. Dalam hal ini, perubahan konsumsi adalah Rp 0,4 triliun dan perubahan pendapatan adalah Rp 0,5 triliun, sehingga kecenderungan konsumsi marjinal (MPC) adalah 0,4 / 0,5, yaitu 4/5 atau 0,8.

Pendapatan yang tidak dibelanjakan akan ditabung. Jadi, tabungan meningkat Rp 0,1 triliun sebagai akibat dari peningkatan pendapatan Rp 0,5 triliun, sehingga kecenderungan untuk menabung (MPS) sama dengan 0,1 / 0,5, yaitu 1/5 atau 0,2.  

Karena disposable income dihabiskan atau ditabung, kecenderungan mengkonsumsi marjinal ditambah kecenderungan menabung marjinal harus berjumlah 1. Dalam contoh ini kita mendapatkan, 4/5 + 1/5 = 1 atau 0,8 + 0,2 = 1. Jadi, MPC + MPS = 1.

So, MPC adalah bagian dari perubahan pendapatan yang dihabiskan untuk konsumsi atau  perubahan konsumsi dibagi dengan perubahan pendapatan. Sedangkan MPS adalah bagian dari perubahan pendapatan yang ditabung atau perubahan tabungan dibagi dengan perubahan pendapatan.

Fungsi Konsumsi, MPC, MPS, dan Slope-nya

Slope atau kemiringan garis lurus adalah jarak vertikal antara dua titik dibagi jarak horizontal antara dua titik yang sama. Pertimbangkan, misalnya, kemiringan antara titik a dan b pada fungsi konsumsi di kurva di bawah ini, di mana simbol delta (Δ) berarti “perubahan”.

Fungsi Konsumsi, MPC, MPS

Jarak horizontal antara titik-titik ini menunjukkan perubahan disposable income, dilambangkan sebagai ΔDI, dalam hal ini adalah 0,5 triliun. Jarak vertikal menunjukkan perubahan konsumsi, dilambangkan sebagai ΔC (0,4 triliun).

Kemiringan sama dengan jarak vertikal dibagi jarak horizontal, atau 0,4 / 0,5, yang sama dengan kecenderungan konsumsi marjinal (MPC) adalah 4/5 atau 0,8. Jadi, MPC diukur secara grafis dengan kemiringan fungsi konsumsi.

Bagaimanapun, kemiringan itu tidak lebih dari kenaikan konsumsi dibagi dengan kenaikan pendapatan. Karena kemiringan setiap garis lurus konstan di semua tempat di sepanjang garis, MPC untuk fungsi konsumsi linier, atau garis lurus, adalah konstan di semua pendapatan. Jadi kita berasumsi di sini untuk kenyamanan bahwa fungsi konsumsi adalah garis lurus.

Kurva di bawah ini menyajikan fungsi tabungan (S), yang menghubungkan tabungan dengan pendapatan. Kemiringan antara dua titik pada fungsi tabungan mengukur perubahan tabungan dibagi dengan perubahan pendapatan.

kurva MPS

Misalnya, antara poin c dan d, perubahan pendapatan adalah 0,5 triliun dan perubahan tabungan adalah 0,1 triliun. Oleh karena itu, kemiringan antara dua titik ini sama dengan 0,1 / 0,5, atau 1/5 atau 0,2, yang menurut definisi sama dengan kecenderungan menabung marjinal (MPS).

Karena kecenderungan konsumsi marjinal dan kecenderungan menabung hanyalah sisi yang berbeda dari mata uang yang sama, kita bisa lebih fokus pada kecenderungan konsumsi marjinal (MPC) saja.

Halaman 2 ……. (keseimbangan pendapatan nasional 2 sektor)

Loading...
Pages ( 1 of 2 ): 1 2Lanjut »